Menggendong sering dianggap sebagai hal melelahkan. Padahal, menurut Kak Yohanna dari Indonesian Babywearers (IBW), menggendong justru adalah investasi jangka panjang dalam membangun kelekatan emosional antara orang tua dan anak. Melalui gendongan, orang tua dan anak saling memahami bukan hanya lewat kata-kata, tapi melalui sentuhan, tatapan, dan ritme napas yang seirama.
- Orang tua belajar mengenali kebiasaan unik tiap anak ada yang suka “nempel” terus, ada yang senang eksplorasi sambil digendong, ada yang tenang di gendongan belakang sambil mengamati aktivitas.
- Anak merasa aman, dicintai, dan dimengerti. Dari rasa aman inilah tumbuh kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi yang baik di masa depan.
“Kita start lebih dulu dibanding yang tidak membiasakan gendong karena sudah saling memahami sejak dini.” Kak Yohanna. Hasilnya, keseharian terasa lebih ringan: komunikasi jadi lebih lancar, anak lebih mudah diajak kerja sama, dan suasana rumah pun lebih harmonis.
Peran Ayah: Dari “Penonton” Jadi Figur Kunci
Banyak yang mengira menggendong hanya tugas ibu, padahal ayah punya peran besar dalam menciptakan kedekatan. Saat ayah menggendong:
- Ia merasakan langsung berat tubuh, gerak, dan ekspresi anak, sehingga empati tumbuh secara alami.
- Terjadi momen-momen lembut yang memperkuat hubungan ayah–anak bahkan hingga anak beranjak remaja.
“Momen ayah menggendong di masa sulit, misalnya saat anak sakit, akan menjadi kenangan seumur hidup yang memperkuat ikatan.” Tips sederhana dengan abadikan foto atau video momen ayah menggendong anak. Saat masa sibuk tiba, memori visual ini bisa “memanggil kembali” rasa hangat dan kedekatan itu.
Kapan Waktu Terbaik Menggendong
Tidak ada waktu baku untuk menggendong. Kuncinya adalah menyesuaikan kebutuhan keluarga. Beberapa momen yang bisa dimanfaatkan:
- Jalan santai di taman atau komplek: bisa bergantian gendong dan berjalan.
- Aktivitas rumah tangga ringan: anak di gendongan belakang sambil mengamati, belajar langsung dari keseharian orang tua.
- Sesi foto keluarga: jadikan momen kebersamaan yang hangat dan natural.
- Ikut pelatihan keluarga: seperti webinar atau kelas parenting, idealnya ayah–ibu hadir bersama agar tumbuh rasa percaya diri untuk aktif.
Kolaborasi dengan Pengasuh & Keluarga Besar
Menggendong bukan hanya tanggung jawab ibu. Kakek, nenek, atau pengasuh juga bisa ikut berperan. Agar tetap nyaman dan efektif:
- Gunakan gendongan ergonomis yang mendukung posisi alami tubuh penggendong dan anak.
- Bedakan momen pengasuh dan orang tua: misalnya, setelah pulang kerja, orang tua membuat rutinitas kecil seperti jalan sore atau mampir ke mini market untuk menciptakan momen spesial.
- Strategi ini membantu menjaga keseimbangan emosi orang tua dan menghindari rasa iri terhadap kedekatan anak–pengasuh.
Menggendong bukan hanya mengangkat tubuh anak tetapi memeluk jiwanya. Ia menanam kelekatan, menumbuhkan empati, dan menciptakan memori keluarga yang tak lekang oleh waktu. Semoga semakin banyak keluarga Indonesia yang kompak, sadar kelekatan, dan bahagia dimulai dari pelukan di dalam gendongan.
Pantau Instagram @mandira.id dan @indonesianbabywearers atau simak Live Instagram-nya disini