Penelitian Harvard tentang Toxic Stress dan dampak pada Perkembangan Anak

Oleh MinDira | 10 Desember 2025 di Artikel
Bagikan artikel ini

Toxic stress adalah istilah yang diperkenalkan oleh Harvard Center on the Developing Child untuk menggambarkan stres tingkat tinggi yang berlangsung lama pada anak tanpa adanya dukungan orang dewasa yang hangat dan responsif. Berbeda dengan stres ringan (normal) yang dapat membantu anak belajar, toxic stress justru dapat mengganggu perkembangan otak, emosi, dan kesehatan jangka panjang. Baca Juga : Emotional Neglect - Ketika Anak Tumbuh Tanpa Ruang untuk Merasa

Apa Itu Toxic Stress

Menurut Harvard Center on the Developing Child, toxic stress adalah kondisi Ketika anak mengalami tekanan berat, terjadi berulang dan berkepanjangan, dan anak tidak mendapatkan pendampingan emosional dari orang dewasa yang aman Bentuk pemicunya dapat berupa kekerasan verbal atau fisik, pengasuhan yang kasar, konflik keluarga berkepanjangan, orang tua depresi, sering bertengkar, atau tidak responsive, pengabaian (neglect) dan lingkungan rumah yang tidak stabil. Harvard menegaskan bahwa dukungan emosional orang tua adalah “penyangga utama” agar stres tidak menjadi racun.

Hasil Penelitian Harvard tentang Toxic Stress

Berikut adalah temuan penelitian yang paling penting:

  1. Toxic Stress Menghambat Perkembangan Otak. Penelitian Harvard menggunakan pemindaian otak menunjukkan bahwa toxic stress yaitu Mengganggu koneksi saraf di area prefrontal cortex sehingga anak sulit fokus & mengontrol emosi, menurunkan kualitas sinaps (jalur komunikasi otak) dan menghambat perkembangan area otak untuk belajar & memori
  2. Sistem Hormon Stres Anak Menjadi Tidak Stabil. Harvard menemukan bahwa stres berat yang terus berlangsung menyebabkan produksi hormon kortisol meningkat tajam dan menetap, hormon stres yang tinggi mengganggu pertumbuhan otak dan sistem imun, dan anak menjadi mudah panik, mudah marah, atau sulit tenang.
  3. Dampak pada Emosi dan Perilaku. Penelitian Harvard menunjukkan anak yang mengalami toxic stress berisiko seperti mudah meledak saat marah, sulit mengatur diri, cemas berlebihan, menarik diri, perilaku agresif atau impulsive, dan efek ini bisa terbawa hingga remaja dan dewasa bila tidak ditangani.
  4. Toxic Stress Meningkatkan Risiko Masalah Kesehatan Jangka Panjang. Harvard memetakan bahwa dewasa yang pernah mengalami toxic stress di masa kecil memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit jantung, diabetes, depresi, gangguan kecemasan, masalah kecanduan, dan kesulitan dalam hubungan sosial

Bagaimana Orang Tua Bisa Mencegah Toxic Stress

Toxic stress terjadi ketika anak menghadapi tekanan emosional yang berat tanpa dukungan orang dewasa yang responsif. Berikut langkah-langkah pencegahannya yang terbukti berdasarkan penelitian Harvard seperti 

  1. Terapkan Interaksi “Serve & Return”. Ini adalah fondasi pencegahan toxic stress menurut Harvard. “Serve & return” = anak “mengajak”, orang tua “merespons”. Efeknya pada anak adalah menurunkan hormon stress, membentuk jutaan koneksi otak, anak merasa aman secara emosional, dan anak belajar bahwa dunia dapat dipercaya.
  2. Ciptakan Emotional Safety di Rumah. Anak akan berisiko toxic stress jika rumah terasa “tidak aman secara emosional”. Harvard menyebut lingkungan rumah yang aman dapat mengatur ulang respons stres anak dan mencegah stres menjadi racun. Cara menciptakan rumah yang aman secara emosi seperti kurangi bentakan dan ancaman, hindari mempermalukan anak, tahan diri dari sarkasme atau sindiran, tunjukkan bahasa tubuh yang hangat, jaga volume suara tetap lembut, dan Minta maaf kalau orang tua lepas kendali. 
  3. Bangun Rutinitas yang Konsisten. Rutinitas memberi anak rasa stabil. Harvard menemukan bahwa rutinitas yang konsisten membantu anak merasa aman, menurunkan kecemasan, mengurangi ledakan emosi, dan memperbaiki kemampuan regulasi diri. 
  4. Responsif, Bukan Reaktif. Responsif adalah memahami kebutuhan anak dan reaktif adalah langsung marah, membentak, atau menghakimi. Harvard menekankan bahwa anak tidak butuh orang tua sempurna melainkan anak butuh orang tua yang responsif. Dampaknya adalah anak lebih cepat tenang, anak belajar regulasi emosi, dan sistem stres anak lebih stabil. 
  5. Kurangi Paparan Stresor yang Bisa Dikontrol. Ada stresor yang tidak bisa dikendalikan (misal kondisi ekonomi, lingkungan luar), tapi beberapa bisa diminimalkan. Stresor yang dapat dikurangi seperti konsumsi gadget berlebihan, lingkungan rumah terlalu bising, jadwal harian yang terlalu padat, ekspektasi berlebihan terhadap anak, perdebatan keras di depan anak. Gantilah dengan aktivitas lebih sehat seperti projek seni sederhana, bermain di luar, membacakan cerita sebelum tidur, dan waktu ngobrol santai
  6. Ajari Anak Mengungkapkan Emosi. Harvard menegaskan bahwa anak yang tidak diberi ruang untuk mengekspresikan perasaan lebih rentan mengalami toxic stress. Cara praktisnya dengan gunakan “emotion chart”, ajarkan kalimat sederhana: “Aku marah karena…”, “Aku sedih karena…”, berikan contoh dari orang tua (“Mama lagi capek, Mama istirahat sebentar ya”), jangan mengecilkan perasaan anak (“Ah gitu aja nangis”).
  7. Parenting Lebih Lembut. Gentle parenting menurut Harvard bukan berarti membiarkan semua perilaku, tetapi tetap memberi batas tapi dengan cara yang hangat. Hasilnya adalah anak tetap disiplin, tetapi tidak merasa terancam atau takut.
  8. Jaga Kesehatan Emosi Orang Tua. Ini krusial menurut Harvard karena ketika orang tua stres berat sehingga respons jadi lambat, mudah marah, tidak sabar, dan anak ikut menyerap stres tersebut. Harvard menyarankan dengan cari waktu “me time”, minta bantuan pasangan/keluarga, tidur cukup jika memungkinkan, olahraga ringan, dan mencari support group (komunitas ibu, kelas parenting).
  9. Jika Diperlukan, Libatkan Bantuan Profesional. Pencegahan toxic stress juga termasuk mencari bantuan lebih awal. Pertimbangkan bantuan profesional jika anak menjadi sering mimpi buruk, menarik diri (tidak mau bicara), mudah takut, mudah meledak tanpa alasan jelas, terlihat tegang setiap hari, dan sulit tidur dalam jangka Panjang.

Cegah Toxic Stress Anak dengan Meningkat Bonding Bersama Buku Mandira.id

Membacakan buku bukan hanya aktivitas yang menyenangkan tetapi juga cara paling sederhana dan paling kuat untuk membangun ikatan emosional antara orang tua dan anak. Penelitian dari Harvard Center on the Developing Child, American Academy of Pediatrics, dan berbagai ahli perkembangan menunjukkan bahwa “momen membaca bersama” adalah salah satu bentuk emotional nurturing terbaik di tahun-tahun awal kehidupan anak.

Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id

Back to Al-Qur'an & Hadits

Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.

  • Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
  • Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
  • SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
  • Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.

Explore The Knowledge

Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.

  • Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
  • How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
  • Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
  • Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
  • Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.

First Step Learning

Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.

  • New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
  • Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
  • Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
  • Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
  • Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.

Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:

  1. Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
  2. Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
  3. Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini

Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!

Tags