Banyak orang tua berpikir bahwa yang terpenting dalam membesarkan anak adalah memberikan kebutuhan fisik yang cukup seperti makanan, pakaian, dan pendidikan terbaik. Namun, ada satu hal yang sering terlupakan yaitu kebutuhan emosional anak. Anak-anak bukan hanya butuh tempat tinggal yang aman, tapi juga ruang untuk merasa, ruang untuk diterima saat marah, sedih, atau kecewa tanpa takut dihakimi. Ketika ruang ini tidak ada, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang tampak “baik-baik saja” di luar, tapi sesungguhnya membawa luka batin yang tak terlihat. Inilah yang disebut dengan Emotional Neglect atau penelantaran emosional sebagai luka halus yang kerap tersembunyi di balik senyum dan prestasi. Baca Juga : Waspadai 5 Tanda Anak Mengalami Speech Delay di Usia Dini
Apa Itu Emotional Neglect
Menurut Jonice Webb, Ph.D., seorang psikolog klinis dan penulis buku Running on Empty, emotional neglect adalah kondisi ketika kebutuhan emosional seseorang diabaikan oleh orang-orang terdekatnya, terutama saat masa kanak-kanak. Ia menjelaskan bahwa, “Penelantaran emosional bukan tentang apa yang dilakukan orang tua, melainkan tentang apa yang tidak mereka lakukan seperti gagal memperhatikan, merespons, dan memvalidasi kebutuhan emosional anak.”
Sementara menurut American Psychological Association (APA), emotional neglect termasuk dalam bentuk pengabaian emosional, yaitu kegagalan pengasuh untuk memberikan dukungan, kasih sayang, dan perhatian emosional yang dibutuhkan untuk perkembangan psikologis anak secara sehat. Dalam konteks keluarga, emotional neglect bisa terjadi tanpa disadari. Orang tua mungkin tidak bermaksud menyakiti anak, tetapi karena tidak terbiasa mengekspresikan emosi atau tumbuh dalam pola asuh serupa, mereka mengulang siklus yang sama yaitu menjauhkan anak dari perasaannya sendiri.
Dampak Emotional Neglect pada Anak
Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih tapi miskin kehangatan emosional sering kali terlihat “mandiri” dan “tidak rewel.” Namun di balik itu, mereka sebenarnya belajar untuk menyembunyikan perasaan demi diterima. Penelantaran emosional tidak menimbulkan luka yang tampak di luar, tapi perlahan membentuk cara anak memandang diri sendiri dan dunia. Ia belajar bahwa merasa adalah hal yang salah, sehingga terbiasa memendam.
Berikut beberapa dampak yang sering muncul akibat emotional neglect pada anak:
- Sulit memahami dan mengekspresikan emosi. Anak yang terbiasa menekan perasaan akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak tahu cara mengenali atau mengungkapkan emosinya dengan sehat.
- Merasa “kosong” tanpa tahu sebabnya. Saat dewasa, mereka bisa merasa hampa, kehilangan arah, atau sulit merasa bahagia meski hidup terlihat baik-baik saja
- Takut dianggap lemah. Anak yang tidak pernah diajarkan untuk mengekspresikan perasaan akan tumbuh menjadi orang dewasa yang takut menunjukkan sisi rentannya.
- Sulit menjalin hubungan yang hangat. Karena tidak pernah mendapatkan validasi emosional, mereka bisa kesulitan membangun kedekatan dan empati dengan orang lain — bahkan dengan anaknya sendiri.
Cara Orang Tua Bisa Hadir Secara Emosional
Menjadi orang tua yang hadir secara emosional bukan berarti harus selalu sempurna atau tahu semua jawaban. Hadir secara emosional berarti hadir dengan hati, bukan sekadar fisik. Anak membutuhkan orang tua yang mampu mendengar, memahami, dan merespons emosinya dengan penuh empati. Berikut penjelasan tentang bagaimana cara menerapkannya dalam keseharian:
- Validasi Perasaan Anak. Ketika anak sedih, marah, atau takut, jangan buru-buru menenangkan dengan kalimat seperti “Udah, jangan nangis ya” atau “Kan cuma mainan aja.” Sebaliknya, cobalah untuk mengakui dan memvalidasi perasaannya, misalnya dengan berkata: “Mama tahu kamu sedih karena mainanmu rusak, ya. Itu wajar kok merasa kecewa”. Dengan begitu, anak belajar bahwa merasa itu tidak salah, dan bahwa setiap emosi layak diakui.
- Latih Anak Mengenali Emosi. Anak kecil belum memiliki kosa kata yang cukup untuk menamai perasaannya. Orang tua bisa membantu dengan mengajarkan nama-nama emosi melalui buku bergambar, cerita, atau permainan ekspresi wajah. Contoh sederhana: “Kamu lagi kesal ya karena kalah main? Itu namanya marah.” Semakin sering anak belajar mengenali emosinya, semakin kuat pula kemampuan regulasi emosinya di masa depan.
- Beri Waktu untuk Mendengarkan Tanpa Menghakimi. Terkadang, anak tidak butuh solusi melainkan mereka hanya butuh didengarkan. Saat anak bercerita tentang masalahnya, tahan diri untuk tidak langsung menasihati. Dengarkan dulu, beri perhatian penuh, dan gunakan bahasa tubuh yang hangat. Kalimat sederhana seperti: “Oh begitu ya, terus kamu merasa gimana?” dapat membuat anak merasa diterima dan dihargai.
- Tunjukkan Emosi dengan Jujur. Banyak orang tua takut menunjukkan perasaan karena khawatir dianggap lemah. Padahal, menunjukkan emosi secara sehat justru menjadi contoh nyata bagi anak. Misalnya, saat lelah atau kecewa, orang tua bisa berkata: “Hari ini Mama capek banget, ya. Jadi butuh istirahat sebentar.” Dengan cara ini, anak belajar bahwa emosi bukan sesuatu yang perlu disembunyikan, tapi bisa diungkapkan dengan cara yang baik dan bertanggung jawab.
- Berikan Sentuhan dan Dukungan yang Konsisten. Pelukan, belaian, atau sekadar duduk bersama dapat menjadi bentuk kehadiran emosional yang menenangkan. Sentuhan penuh kasih dapat membantu anak merasa aman, dicintai, dan diterima tanpa syarat.
- Refleksi dan Sembuhkan Luka Emosional Diri Sendiri. Orang tua yang belum sembuh dari luka emosional masa kecil cenderung kesulitan hadir untuk anaknya. Karena itu, penting untuk melatih kesadaran diri (self-awareness) mengenali pola asuh yang dulu dialami, memaafkan, dan belajar menciptakan pola baru yang lebih hangat. Hadir secara emosional dimulai dari menyembuhkan diri sendiri terlebih dahulu.
Menjadi orang tua yang hadir secara emosional memang butuh latihan dan kesabaran, tapi hasilnya luar biasa. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, empatik, dan mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.
Hadirkan Kehangatan Emosional di Rumah Bersama Buku dari Mandira.id
Membangun kehangatan emosional tidak selalu harus dengan kata-kata besar cukup lewat momen kecil yang berulang setiap hari, seperti membacakan buku sebelum tidur, tertawa bersama saat bermain, atau berdiskusi ringan setelah sekolah. Kegiatan sederhana ini menjadi jembatan antara hati orang tua dan anak. Melalui koleksi buku anak di Mandira.id, Ayah dan Bunda bisa:
- Membaca cerita penuh makna bersama anak. Dari kisah tentang empati, berbagi, hingga mengenal berbagai emosi dengan cara menyenangkan.
- Membangun kedekatan lewat dialog ringan. Setiap halaman buku bisa menjadi awal percakapan yang membantu anak mengekspresikan perasaannya.
- Menumbuhkan kebiasaan positif di rumah. Membaca bersama bukan sekadar aktivitas, tapi ritual cinta yang memperkuat hubungan keluarga.
Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id
Back to Al-Qur'an & Hadits
Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.
- Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
- Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
- SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
- Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.
Explore The Knowledge
Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.
- Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
- How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
- Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
- Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
- Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.
First Step Learning
Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.
- New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
- Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
- Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
- Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
- Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.
Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:
- Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
- Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
- Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini
Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!