Kemampuan bahasa adalah fondasi penting bagi anak. Namun, banyak orang tua merasa anaknya memiliki kosakata yang sedikit, sulit menamai benda, atau hanya menggunakan kata-kata yang sama berulang kali. Ini bukan hal yang jarang, tetapi penting untuk dipahami apa penyebabnya dan apa yang bisa dilakukan. Baca Juga : Indonesia Darurat Fatherless: Ketika Anak Tumbuh Tanpa Sosok Ayah yang Hadir
Sebelum masuk ke daftar penyebab, penting untuk mengetahui bahwa perkembangan kosakata anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan, interaksi, dan pengalaman sehari-hari. Anak bukan hanya “menghafal” kata, tetapi menyerap bahasa dari hubungan dan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang penyebab anak minim kosakata berdasarkan penelitian para ahli
Menurut Dr. Dana Suskind, ahli bedah dan peneliti bahasa anak dari University of Chicago menyatakan Anak belajar bahasa dari apa yang mereka dengar dan apa yang orang dewasa respons sehingga kualitas dan kuantitas interaksi verbal memengaruhi perkembangan kosakata. Dalam penelitiannya (Suskind, 2015), anak yang mendengar lebih sedikit kata setiap hari memiliki perkembangan kosakata lebih lambat.
Penelitian dari American Academy of Pediatrics (AAP, 2014) menunjukkan bahwa anak yang dibacakan buku setiap hari memiliki kosakata 1,4 juta kata lebih banyak saat usia 5 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah dibacakan buku.
Menurut penelitian Madigan et al. (JAMA Pediatrics, 2019), screen time yang berlebihan pada anak balita berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bahasa dan sosial. Alasannya karena anak tidak berinteraksi dua arah hanya melihat, bukan merespons.
Konsep “serve and return” diperkenalkan oleh Harvard Center on the Developing Child. Penelitian Harvard menunjukkan bahwa interaksi ini adalah fondasi perkembangan bahasa. Contohnya Anak menunjuk kucing dan orang tua menjawab, “Iya, itu kucing! Kucing bulunya halus.” Tanpa respons hangat, otak anak tidak mendapat stimulasi untuk menyimpan kosakata baru.
Menurut Lev Vygotsky, anak belajar bahasa melalui interaksi sosial. Jika lingkungan miskin percakapan, eksplorasi, atau aktivitas bermain, maka pertumbuhan kosakata anak akan lebih lambat.
Beberapa kondisi bisa menyebabkan minimnya kosakata seperti gangguan pendengaran, speech delay, autism spectrum, atau gangguan pemrosesan Bahasa. Menurut Dr. Catherine Lord, pakar perkembangan anak menekankan bahwa deteksi dini sangat penting untuk membantu perkembangan bahasa anak.
Kabar baiknya, perkembangan kosakata anak sangat responsif terhadap stimulasi yang tepat. Artinya, meskipun anak tampak minim kosakata di awal, orang tua bisa membantu mempercepat perkembangannya melalui kebiasaan-kebiasaan kecil namun konsisten.
Berikut adalah solusi yang paling direkomendasikan para ahli dan terbukti secara ilmiah mampu membantu anak menambah kosakata.
Penelitian Hart & Risley (1995) memperkenalkan “30 Million Words Gap”, yaitu perbedaan jumlah kata yang didengar anak dari lingkungan berbeda. Semakin banyak anak diajak bicara, semakin cepat kosakatanya berkembang.
Rekomendasi American Academy of Pediatrics mulai membaca sejak bayi. Membacakan buku setiap hari adalah intervensi paling efektif menurut banyak ahli. Berikut ini adalah manfaat yang dapat dirasakan dengan membacakan buku setiap hari seperti :
American Academy of Pediatrics merekomendasikan usia <2 tahun: hindari screen time pasif dan usia >2 tahun: maksimal 1 jam/hari dengan pendampingan. Ganti screentime dengan aktivitas seperti bermain pura-pura, bernyanyi,bermain balok, dan mencari nama benda di sekitar.
Menurut Harvard, bahasa kaya konteks membuat kosakata lebih mudah diserap. Respons cepat dan hangat dari orang tua terbukti mengaktifkan bagian otak yang memproses bahasa. Contohnya “Ini kucing, warnanya hitam.” Atau “Kakak sedang pakai baju merah, ya?”
Metode ini didukung oleh pendekatan Vygotsky tentang “scaffolding”. Kata-kata baru dipelajari melalui aktivitas sehari-hari. Contohnya “Kita sedang kupas telur.” Atau “Ayah mau cuci piring, yuk bantu ambilkan spons.”
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang diberi waktu untuk merespons memiliki perkembangan bahasa lebih baik. Jangan terlalu cepat menjawab untuk anak. Tanyakan pertanyaan terbuka seperti “Ini warna apa?” atau “Mau pilih buku yang mana?”
Menurut Dr. Catherine Lord, tanda-tanda perlu konsultasi:
Perkembangan bahasa adalah proses bertahap. Dengan interaksi hangat, membaca setiap hari, dan lingkungan kaya kata, kemampuan bahasa anak bisa meningkat dengan pesat.
Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.
Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.
Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.
Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:
Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!