Indonesia Darurat Fatherless: Ketika Anak Tumbuh Tanpa Sosok Ayah yang Hadir

Oleh MinDira | 26 Desember 2025 di Artikel
Bagikan artikel ini

Fenomena fatherless di Indonesia semakin sering dibicarakan karena dampaknya mulai terlihat jelas pada perkembangan anak. Fatherless bukan sekadar ketiadaan ayah secara fisik, tetapi juga ketidakhadiran secara emosional dan keterlibatan. Ayah mungkin ada di rumah, tetapi tidak hadir dalam kehidupan anak. Kondisi ini menjadi alarm serius bagi Indonesia karena keberadaan ayah memiliki peran besar dalam perkembangan emosional, sosial, dan mental anak. Baca Juga : Emotional Neglect - Ketika Anak Tumbuh Tanpa Ruang untuk Merasa

Apa Itu Fatherless

Fatherless adalah kondisi ketika anak tumbuh tanpa kehadiran atau keterlibatan ayah baik secara fisik, emosional, maupun keduanya. Fenomena ini bisa terjadi karena berbagai faktor:

  1. Perceraian atau perpisahan
  2. Ayah sibuk bekerja dan minim waktu bersama anak
  3. Pola asuh tradisional yang menempatkan ayah sebagai pencari nafkah saja
  4. Kehilangan sosok ayah karena kematian
  5. Ayah hadir secara fisik, tetapi tidak terlibat secara emosional

Data menunjukkan bahwa Indonesia berada pada salah satu posisi tertinggi untuk fatherless country di dunia, sebuah sinyal bahwa isu ini tidak bisa lagi dianggap sepele.

Hasil Penelitian tentang Fenomena Fatherless di Indonesia

Sebuah laporan menyebut bahwa di Indonesia terdapat sekitar 15,9 juta anak yang berpotensi tumbuh tanpa keterlibatan ayah secara efektif. Dari angka tersebut, 4,4 juta anak tinggal di keluarga tanpa ayah sama sekali, dan 11,5 juta anak lainnya tinggal bersama ayah yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu (atau lebih dari 12 jam per hari). Dosen dari Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa ketidakhadiran ayah baik fisik maupun emosional memengaruhi tiga proses pembelajaran anak: observasional, behavioural, dan kognitif. Analisis menunjukkan bahwa tanpa figur ayah yang hadir secara emosional, anak kehilangan role model dalam pengendalian diri, kedisiplinan, dan interaksi sosial.

Penelitian sistematis literatur (SLR) pada jurnal nasional menunjukkan bahwa sekitar 20,9 % anak di Indonesia tumbuh tanpa ayah secara aktif atau tanpa figur ayah yang hadir secara memadai dalam kehidupan anak. Riset menemukan bahwa anak-anak yang mengalami kondisi fatherless cenderung mempunyai harga diri yang rendah, kesulitan beradaptasi sosial, “kesepian”, serta perasaan kehilangan yang cukup besar. 

Dampak bervariasi menurut tahapan usia:

1.       Usia dini: rasa cemas, marah, sedih, merasa berbeda dengan teman sebayanya.

2.       Remaja: kesulitan mengekspresikan perasaan, temperamen cepat meledak, kesulitan mempertahankan hubungan sosial yang sehat.

3.       Dewasa awal (termasuk perempuan): kecenderungan “daddy?issue”, rasa takut ditinggalkan atau dikhianati oleh pasangan, dan sulit percaya diri.

Sebuah studi khusus menunjukkan bahwa di antara faktor yang paling sering menjadi penyebab fatherless adalah: perceraian, kematian ayah, ayah yang bekerja jauh atau jam kerja sangat panjang, serta kurangnya keterlibatan emosional ayah walaupun secara fisik hadir.  Penelitian juga menyoroti bahwa budaya patriarki (yang menempatkan ayah hanya sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai pengasuh utama) menjadi salah satu faktor struktural yang membuat keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak sering terabaikan.

Dampak Anak Tumbuh Tanpa Sosok Ayah

Kehadiran ayah bukan hanya pelengkap, tetapi berpengaruh besar pada pembentukan karakter dan kesehatan mental anak. Beberapa dampak yang sering ditemukan pada anak fatherless adalah

  1. Kesulitan Regulasi Emosi. Anak membutuhkan figur ayah sebagai stabilizer emosi. Tanpa itu, anak lebih rentan mengalami tantrum, mudah marah, atau justru menutup diri.
  2. Rendahnya Self-Esteem. Ayah berperan dalam memberikan validasi, rasa aman, dan kepercayaan diri. Ketidakhadiran ayah sering membuat anak merasa “kurang” atau tidak cukup berharga.
  3. Tantangan dalam Hubungan Sosial. Anak fatherless lebih rentan mengalami kesulitan membangun hubungan, baik dengan teman sebaya maupun saat dewasa kelak.
  4. Risiko Gangguan Perilaku. Penelitian menunjukkan bahwa anak tanpa figur ayah yang hadir memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami masalah perilaku dan kesulitan mengikuti aturan.
  5. Rentan Cemas dan Depresi. Kurangnya dukungan emosional dari ayah membuat anak lebih rentan mengalami tekanan psikologis.

Mengapa Kehadiran Ayah Sangat Penting

Kehadiran ayah bukan hanya soal ada di rumah, tetapi hadir secara utuh baik secara fisik, emosional, maupun mental. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa figur ayah memberikan pengaruh yang berbeda dari ibu, dan keduanya saling melengkapi dalam proses tumbuh kembang anak. Berikut adalah penjelasan lebih komprehensif tentang pentingnya kehadiran ayah:

  1. Ayah Memberikan Rasa Aman dan Struktur Emosional. Ayah berfungsi sebagai emotional protector yaitu sosok yang membuat anak merasa terlindungi, kuat, dan mampu menghadapi dunia luar. Peneliti menyebut bahwa anak yang memiliki ayah “hadir” lebih stabil secara emosi. Tanpa sosok ayah, anak sering merasakan ketidakpastian, mudah takut, dan cemas dalam situasi baru.
  2. Ayah Membentuk Self-Esteem dan Identitas Anak. Ayah adalah cermin identitas baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Anak laki-laki belajar bagaimana menjadi lelaki dewasa, bagaimana mengendalikan diri, bagaimana memperlakukan orang lain, dan bagaimana bertanggung jawab. Anak perempuan mempelajari bagaimana dirinya layak diperlakukan oleh laki-laki lain, sehingga kehadiran ayah sangat berpengaruh pada kepercayaan diri dan kemampuan membangun hubungan sehat di masa depan. Ketidakhadiran ayah sering membuat anak memiliki self-esteem yang rendah, merasa tidak cukup, atau merasa “tidak pantas dicintai”.
  3. Ayah Berperan Besar dalam Disiplin dan Pengambilan Keputusan. Ayah biasanya menjadi figur yang Menetapkan batasan dengan jelas, Mengajarkan logika dan konsekuensi, dan Menjadi penyeimbang ketika anak mengambil Keputusan. Cara ayah menegakkan aturan cenderung membuat anak memahami bahwa kebebasan harus disertai tanggung jawab. Tanpa figur ayah, anak lebih rentan sulit mengikuti aturan, Mengambil keputusan impulsive, dan Kesulitan memahami risiko.
  4. Ayah Menjadi Role Model Perilaku Sosial. Ayah menunjukkan kepada anak bagaimana bersikap di luar rumah seperti Bagaimana bekerja keras, Bagaimana bersikap hormat, Bagaimana mengatasi konflik, dan Bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Perilaku sehari-hari ayah menjadi referensi langsung anak dalam memahami dunia sosial. Ketika ayah tidak hadir, anak kerap mencari figur lain, dan tidak semua figur yang ia temui mendukung perkembangan positif.
  5. Ayah Berkontribusi pada Perkembangan Kognitif Anak. Penelitian dari UGM menyebutkan bahwa keterlibatan ayah mempengaruhi Proses pengambilan keputusan (kognitif), Pola perilaku, Cara anak mengobservasi dunia. Ayah cenderung bermain dengan cara lebih fisik dan menantang, yang justru membantu Melatih kemampuan problem solving, Meningkatkan rasa percaya diri, Mengasah kreativitas dan keberanian, dan Membangun kemampuan berpikir kritis. Tanpa ayah, anak sering kurang terpapar tantangan yang sehat untuk melatih mental ketahanan.
  6. Ayah Adalah Jembatan Anak ke Dunia Luar. Jika ibu adalah tempat pulang dan merasa aman, maka ayah adalah gerbang eksplorasi. Ayah mendorong anak untuk Berani mencoba hal baru, Menghadapi tantangan, Mengambil risiko yang sehat, dan Menyelesaikan masalah sendiri. Anak dengan ayah yang hadir lebih siap menghadapi dunia luar karena merasa ada sosok kuat yang mendukungnya.
  7. Kehadiran Ayah Membantu Keseimbangan Peran Pengasuhan. Ayah dan ibu punya peran berbeda yang saling melengkapi Ibu lebih pada nurturing, empati, kehangatan dan Ayah lebih pada struktur, tantangan, dan ketegasan hangat. Keseimbangan dua energi ini sangat penting untuk perkembangan anak. Ketika salah satu hilang, anak perlu bekerja lebih keras untuk mencari keseimbangan itu pada lingkungan lain.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua dan Lingkungan

Fenomena fatherless bukan hanya persoalan di dalam rumah, tetapi juga persoalan sosial yang berdampak pada masa depan anak. Karena itu, solusi tidak bisa dibebankan hanya kepada ayah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama—ayah, ibu, keluarga besar, sekolah, dan lingkungan sekitar. Anak yang tumbuh tanpa sosok ayah yang hadir masih bisa berkembang dengan sehat ketika ia mendapatkan dukungan emosional yang konsisten, hubungan yang hangat, serta lingkungan yang menjadi “penopang” dalam proses tumbuh kembangnya.

Orang tua dapat mulai dengan menghadirkan kehangatan dan keterlibatan dalam kehidupan anak, sementara lingkungan sekitar dapat menjadi sistem pendukung yang membantu anak merasa aman dan diterima. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah sederhana dalam keseharian. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak tetap bertumbuh optimal meskipun menghadapi kondisi fatherless.

  1. Mengubah Pola Pikir Pengasuhan. Ayah tidak hanya pencari nafkah, ayah adalah pengasuh utama. Kesadaran ini perlu ditanamkan sejak awal pernikahan.
  2. Mengoptimalkan Kehadiran Emosional. Walaupun sibuk bekerja, ayah tetap bisa membangun koneksi lewat percakapan singkat, bermain, atau bedtime story.
  3. Membiasakan Anak untuk Terlibat dalam Aktivitas Bersama Ayah. Mulai dari hal kecil seperti makan bersama, jalan sore, hingga kegiatan fisik seperti berolahraga
  4. Meningkatkan Literasi Pengasuhan. Buku dan konten parenting membantu ayah memahami kebutuhan emosional anak secara lebih mendalam.
  5. Membangun Lingkungan Pendukung. Keluarga besar, guru, komunitas, dan masyarakat bisa berperan sebagai jejaring pendukung bagi anak yang tidak memiliki figur ayah.

Hadirkan Kehangatan Keluarga Bersama Buku-Buku Mandira

Indonesia darurat fatherless bukan berarti menyalahkan ayah, tetapi mengajak semua pihak untuk sadar bahwa ayah punya kontribusi besar dalam kehidupan anak. Kehadiran ayah bukan tentang uang, tetapi tentang waktu, sentuhan, suara, perhatian, dan keterlibatan yang hangat. Mandira.id menyediakan berbagai buku edukatif yang bisa dibaca bersama anak mulai dari buku karakter, nilai moral, hingga aktivitas yang mempererat bonding keluarga. Ajak si kecil mengenal cinta, keberanian, dan rasa aman lewat cerita-cerita yang penuh kehangatan. Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id

Back to Al-Qur'an & Hadits

Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.

  • Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
  • Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
  • SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
  • Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.

Explore The Knowledge

Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.

  • Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
  • How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
  • Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
  • Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
  • Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.

First Step Learning

Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.

  • New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
  • Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
  • Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
  • Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
  • Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.

Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:

  1. Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
  2. Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
  3. Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini

Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!

Tags