Di tengah tuntutan dunia pendidikan yang semakin tinggi, banyak anak-anak kini dihadapkan pada tekanan akademik yang tidak kalah berat dari orang dewasa. Jadwal sekolah yang padat, kegiatan ekstrakurikuler, les tambahan, hingga tugas rumah yang menumpuk membuat waktu istirahat mereka semakin berkurang. Tanpa disadari, kondisi ini bisa memicu burnout seperti kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat tekanan yang berkepanjangan.
Jika dibiarkan, burnout dapat membuat anak kehilangan semangat belajar, sulit fokus, bahkan memengaruhi kesehatan mentalnya. Orang tua perlu memahami penyebabnya agar dapat membantu anak pulih dan kembali menikmati proses belajar. Baca Juga: Luka Tak Terlihat - Dampak Kekerasan Verbal pada Anak Menurut Studi Ilmiah
Burnout bukan sekadar rasa malas atau bosan. Menurut American Psychological Association (APA), burnout adalah kondisi kelelahan ekstrem yang disebabkan oleh stres kronis dan tuntutan yang melebihi kapasitas seseorang untuk mengatasinya. Pada anak, burnout bisa muncul dalam bentuk keengganan pergi ke sekolah, perubahan emosi, atau hilangnya motivasi belajar.
Psikolog anak Dr. Lisa Damour menjelaskan, “Anak-anak juga bisa mengalami burnout ketika mereka merasa tidak memiliki kendali atas hidupnya, selalu harus mengikuti aturan, target, dan ekspektasi tanpa jeda untuk bernapas.”
Menurut World Health Organization (WHO), burnout biasanya ditandai dengan tiga hal: kelelahan ekstrem, kehilangan motivasi, dan penurunan performa.
Ketika ini terjadi pada anak, dampaknya bisa muncul dalam bentuk sulit fokus, malas ke sekolah, mudah marah, atau bahkan sering sakit karena daya tahan tubuh menurun
Burnout tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada berbagai faktor yang saling berkaitan yang membuat anak rentan mengalaminya. Berikut penjelasan detailnya:
Setelah memahami penyebabnya, langkah berikutnya adalah membantu anak pulih dari tekanan dan mencegah burnout terulang kembali.
Pendekatannya harus menyeluruh bukan hanya mengurangi tugas sekolah, tapi juga memperkuat aspek emosional dan keseimbangan hidup anak.
Berikut cara-cara yang bisa dilakukan orang tua di rumah yaitu :
Kelelahan fisik sering kali menjadi pemicu utama burnout. Anak-anak butuh waktu untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran setelah seharian belajar. Pastikan anak tidur cukup (8–10 jam per hari), memiliki waktu luang tanpa tekanan, dan tidak terus menerus dihadapkan pada aktivitas akademik. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti
Burnout sering terjadi karena anak tidak punya ruang aman untuk menyalurkan stresnya.. Jadilah “teman curhat” yang bisa mendengarkan keluh kesah anak tanpa langsung memberi nasihat atau kritik. Cukup katakan, “Mama dengar, pasti capek banget ya kamu,” atau “Kamu boleh cerita kapan pun kamu siap.”
Kalimat sederhana seperti ini membuat anak merasa divalidasi dan diterima. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti
Banyak orang tua tidak sadar bahwa dorongan agar anak berprestasi bisa berubah menjadi tekanan. Fokuslah pada proses, bukan hasil. Saat anak merasa usahanya dihargai, ia akan lebih termotivasi untuk belajar tanpa rasa takut gagal. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti
Anak yang burnout butuh saluran untuk melepaskan stres secara sehat. Kegiatan fisik seperti bersepeda, berenang, atau sekadar bermain di taman bisa meningkatkan hormon endorfin yang membantu menurunkan stres. Begitu pula aktivitas kreatif seperti menggambar, membaca buku cerita, atau membuat kerajinan tangan bisa membantu menyeimbangkan emosi anak. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti
Burnout sering muncul ketika hidup anak hanya berputar pada sekolah dan tugas. Rutinitas yang sehat harus mencakup waktu belajar, waktu bermain, waktu istirahat, dan waktu bersama keluarga. Keseimbangan ini membantu anak merasa hidupnya teratur namun tetap menyenangkan. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti
Anak akan lebih kuat menghadapi tekanan jika merasa dicintai tanpa syarat. Lingkungan rumah yang penuh kasih sayang adalah fondasi utama dalam mencegah burnout. Senyuman, pelukan, dan ucapan positif sederhana bisa menjadi penyembuh alami bagi kelelahan mental anak. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti
Burnout bukan tanda anak lemah, melainkan sinyal bahwa beban yang ia tanggung sudah melebihi kapasitasnya. Sebagai orang tua, tugas kita bukan menambah semangat anak dengan dorongan yang keras, tapi menciptakan ruang agar ia bisa bernapas dan merasa cukup.
Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id
Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.
Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.
Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.
Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:
Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!