Tanda Anak Mengalami Burnout di Sekolah dan Cara Mengatasinya

Oleh MinDira | 21 November 2025 di Artikel
Bagikan artikel ini

Di tengah tuntutan dunia pendidikan yang semakin tinggi, banyak anak-anak kini dihadapkan pada tekanan akademik yang tidak kalah berat dari orang dewasa. Jadwal sekolah yang padat, kegiatan ekstrakurikuler, les tambahan, hingga tugas rumah yang menumpuk membuat waktu istirahat mereka semakin berkurang. Tanpa disadari, kondisi ini bisa memicu burnout seperti kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat tekanan yang berkepanjangan.

Jika dibiarkan, burnout dapat membuat anak kehilangan semangat belajar, sulit fokus, bahkan memengaruhi kesehatan mentalnya. Orang tua perlu memahami penyebabnya agar dapat membantu anak pulih dan kembali menikmati proses belajar. Baca Juga: Luka Tak Terlihat - Dampak Kekerasan Verbal pada Anak Menurut Studi Ilmiah

Apa Itu Burnout pada Anak Sekolah

Burnout bukan sekadar rasa malas atau bosan. Menurut American Psychological Association (APA), burnout adalah kondisi kelelahan ekstrem yang disebabkan oleh stres kronis dan tuntutan yang melebihi kapasitas seseorang untuk mengatasinya. Pada anak, burnout bisa muncul dalam bentuk keengganan pergi ke sekolah, perubahan emosi, atau hilangnya motivasi belajar.

Psikolog anak Dr. Lisa Damour menjelaskan, “Anak-anak juga bisa mengalami burnout ketika mereka merasa tidak memiliki kendali atas hidupnya, selalu harus mengikuti aturan, target, dan ekspektasi tanpa jeda untuk bernapas.”

Menurut World Health Organization (WHO), burnout biasanya ditandai dengan tiga hal: kelelahan ekstrem, kehilangan motivasi, dan penurunan performa.
Ketika ini terjadi pada anak, dampaknya bisa muncul dalam bentuk sulit fokus, malas ke sekolah, mudah marah, atau bahkan sering sakit karena daya tahan tubuh menurun

Penyebab Burnout pada Anak Sekolah

Burnout tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada berbagai faktor yang saling berkaitan yang membuat anak rentan mengalaminya. Berikut penjelasan detailnya:

  1. Tekanan Akademik yang Terlalu Tinggi. Tuntutan nilai sempurna, ranking kelas, dan target belajar yang berat membuat anak merasa gagal jika tidak mencapai ekspektasi. Ketika proses belajar hanya berfokus pada hasil, anak kehilangan makna dan kebahagiaan dalam belajar. “Anak yang merasa harus selalu berhasil akan hidup dalam rasa takut gagal dan itu sumber stres utama,” ujar Dr. Rachel Busman, psikolog anak dari Child Mind Institute.
  2. Jadwal Harian yang Terlalu Padat. Banyak anak kini memiliki jadwal seperti orang dewasa: sekolah dari pagi, les siang hingga sore, lalu tugas malam hari. Tubuh dan otak mereka tidak sempat beristirahat. Kurangnya waktu bermain bebas membuat anak kehilangan ruang untuk menyalurkan stres dan mengekspresikan diri.
  3. Kurangnya Dukungan Emosional dari Lingkungan. Ketika anak menghadapi tekanan, mereka membutuhkan tempat aman untuk bercerita. Jika orang tua lebih sering menuntut dibanding mendengarkan, anak bisa merasa sendirian menghadapi stresnya. Contohnya, ketika anak berkata “Aku capek sekolah,” lalu dijawab dengan “Semua anak juga begitu,” ia belajar untuk menahan perasaannya sendiri dan itu bisa memperparah burnout.
  4. Paparan Digital dan Media Sosial. Perbandingan sosial di media digital dapat membuat anak merasa kurang berprestasi atau tertinggal. Selain itu, waktu layar yang berlebihan juga menurunkan kualitas tidur dan konsentrasi, memperburuk kelelahan emosional.
  5. Kurangnya Keseimbangan antara Belajar dan Bermain. Bermain bukanlah pemborosan waktu itu kebutuhan tumbuh kembang. Anak yang tidak memiliki waktu cukup untuk bermain, beristirahat, dan berinteraksi sosial akan kehilangan kesempatan alami untuk mengisi ulang energi mentalnya.

Cara Mengatasi dan Mencegah Burnout pada Anak

Setelah memahami penyebabnya, langkah berikutnya adalah membantu anak pulih dari tekanan dan mencegah burnout terulang kembali.
Pendekatannya harus menyeluruh bukan hanya mengurangi tugas sekolah, tapi juga memperkuat aspek emosional dan keseimbangan hidup anak.

Berikut cara-cara yang bisa dilakukan orang tua di rumah yaitu :

Berikan Anak Waktu Istirahat yang Cukup

Kelelahan fisik sering kali menjadi pemicu utama burnout. Anak-anak butuh waktu untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran setelah seharian belajar. Pastikan anak tidur cukup (8–10 jam per hari), memiliki waktu luang tanpa tekanan, dan tidak terus menerus dihadapkan pada aktivitas akademik. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti

  1. Jadwalkan “hari tanpa tugas” atau “hari bebas gadget” di akhir pekan.
  2. Jangan isi semua waktu luang anak dengan les tambahan.
  3. Biarkan anak punya waktu untuk bermain bebas — karena bermain adalah bentuk istirahat aktif yang penting bagi tumbuh kembang otak.

Ajak Anak Bicara dan Dengarkan Tanpa Menghakimi

Burnout sering terjadi karena anak tidak punya ruang aman untuk menyalurkan stresnya.. Jadilah “teman curhat” yang bisa mendengarkan keluh kesah anak tanpa langsung memberi nasihat atau kritik. Cukup katakan, “Mama dengar, pasti capek banget ya kamu,” atau “Kamu boleh cerita kapan pun kamu siap.”
Kalimat sederhana seperti ini membuat anak merasa divalidasi dan diterima. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti

  1. Jadwalkan waktu ngobrol ringan tiap malam, misalnya sebelum tidur.
  2. Gunakan pertanyaan terbuka seperti “Bagian sekolah mana yang paling bikin kamu capek hari ini?”
  3. Hindari membandingkan anak dengan teman atau saudara.

Kurangi Tekanan Akademik

Banyak orang tua tidak sadar bahwa dorongan agar anak berprestasi bisa berubah menjadi tekanan. Fokuslah pada proses, bukan hasil. Saat anak merasa usahanya dihargai, ia akan lebih termotivasi untuk belajar tanpa rasa takut gagal. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti

  1. Ucapkan “Mama bangga kamu udah berusaha,” bukan hanya “Kok nilainya segini?”
  2. Gunakan pendekatan apresiatif, bukan hukuman.
  3. Jika anak merasa kesulitan, bantu dengan cara menyenangkan seperti belajar lewat permainan atau buku bergambar.

Dorong Aktivitas Fisik dan Kreatif

Anak yang burnout butuh saluran untuk melepaskan stres secara sehat. Kegiatan fisik seperti bersepeda, berenang, atau sekadar bermain di taman bisa meningkatkan hormon endorfin yang membantu menurunkan stres. Begitu pula aktivitas kreatif seperti menggambar, membaca buku cerita, atau membuat kerajinan tangan bisa membantu menyeimbangkan emosi anak. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti

  1. Ajak anak beraktivitas di luar ruangan minimal 30 menit per hari.
  2. Sediakan waktu bebas tanpa gadget untuk bermain.
  3. Libatkan anak memilih aktivitas yang ia sukai agar terasa menyenangkan.

Bangun Rutinitas yang Seimbang

Burnout sering muncul ketika hidup anak hanya berputar pada sekolah dan tugas. Rutinitas yang sehat harus mencakup waktu belajar, waktu bermain, waktu istirahat, dan waktu bersama keluarga. Keseimbangan ini membantu anak merasa hidupnya teratur namun tetap menyenangkan. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti

  1. Gunakan jadwal visual (planner atau papan kegiatan harian).
  2. Pastikan ada waktu harian untuk interaksi keluarga, misalnya makan malam tanpa gadget.
  3. Jika anak sulit mengatur waktu, bantu buat prioritas antara yang penting dan bisa ditunda.

Bangun Lingkungan yang Hangat dan Mendukung

Anak akan lebih kuat menghadapi tekanan jika merasa dicintai tanpa syarat. Lingkungan rumah yang penuh kasih sayang adalah fondasi utama dalam mencegah burnout. Senyuman, pelukan, dan ucapan positif sederhana bisa menjadi penyembuh alami bagi kelelahan mental anak. Berikut ini adalah tips yang dapat diterapkan seperti

  1. Biasakan memberikan pujian tulus setiap hari.
  2. Hindari nada bicara keras atau ancaman.
  3. Tunjukkan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

Temukan Cara Mendampingi Anak Belajar Tanpa Tekanan Bersama Mandira.id

Burnout bukan tanda anak lemah, melainkan sinyal bahwa beban yang ia tanggung sudah melebihi kapasitasnya. Sebagai orang tua, tugas kita bukan menambah semangat anak dengan dorongan yang keras, tapi menciptakan ruang agar ia bisa bernapas dan merasa cukup. Dengan dukungan, empati, dan keseimbangan antara belajar dan bermain, anak akan kembali menemukan kebahagiaan dalam belajar. Melalui buku-buku edukatif dan aktivitas literasi yang membuat anak mencintai belajar dengan hati yang ringan.

Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id

Back to Al-Qur'an & Hadits

Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.

  • Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
  • Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
  • SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
  • Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.

Explore The Knowledge

Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.

  • Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
  • How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
  • Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
  • Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
  • Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.

First Step Learning

Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.

  • New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
  • Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
  • Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
  • Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
  • Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.

Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:

  1. Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
  2. Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
  3. Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini

Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!

Tags