Luka Tak Terlihat: Dampak Kekerasan Verbal pada Anak Menurut Studi Ilmiah

Oleh MinDira | 10 November 2025 di Artikel
Bagikan artikel ini

Banyak orang tua mungkin berpikir bahwa memarahi anak dengan kata-kata keras hanyalah bagian dari proses mendisiplinkan. Namun, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kekerasan verbal bisa mengubah cara kerja otak anak dan menghambat tumbuh kembangnya secara emosional maupun psikologis. Luka ini tidak tampak di kulit, tetapi membekas dalam batin anak hingga dewasa. Baca Juga : Mengenali Ciri-Ciri Kecerdasan Anak Usia Dini

Apa Itu Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal mencakup segala bentuk ucapan yang merendahkan, menakut-nakuti, atau menyalahkan anak, seperti:

  1. Membentak atau berteriak dengan nada tinggi
  2. Menghina
  3. Membandingkan dengan anak lain
  4. Mengancam atau mempermalukan di depan orang lain

Meskipun dilakukan tanpa niat melukai, kata-kata keras mengirim sinyal bahaya ke otak anak, membuat mereka merasa tidak aman di lingkungannya sendiri.

Temuan Ilmiah tentang Dampak Kekerasan Verbal

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekerasan verbal meninggalkan jejak biologis, emosional, dan perilaku jangka panjang:

  1. Perubahan Struktur Otak (Harvard Medical School, 2022). Anak yang sering menerima bentakan dan hinaan menunjukkan penebalan abnormal pada korteks prefrontal dan temporal, area otak yang mengatur bahasa dan emosi. Artinya, otak mereka beradaptasi terhadap stres — bukan untuk belajar dan berkembang.
  2. Kenaikan Hormon Stres (National Institutes of Health, 2021). Anak yang sering diteriaki mengalami lonjakan kortisol, hormon stres yang berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan neuron baru, menurunkan imunitas, dan menghambat konsentrasi belajar.
  3. Gangguan Perkembangan Emosi (University of Pittsburgh, 2014). Dalam penelitian jangka panjang terhadap 976 remaja, mereka yang dibesarkan dalam lingkungan penuh bentakan memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, cemas berlebihan, dan perilaku impulsif.
  4. Penurunan Kemampuan Sosial (American Psychological Association, 2018).vKekerasan verbal mengajarkan anak untuk merespons konflik dengan agresi. Akibatnya, mereka meniru cara bicara keras saat berinteraksi dengan teman, bahkan di sekolah atau lingkungan sosial lain.
  5. Gangguan Empati dan Identitas Diri (Cambridge University, 2020). Paparan kekerasan verbal kronis terbukti menurunkan aktivitas di area otak yang memproses empati dan harga diri. Anak merasa tidak berharga dan sulit percaya bahwa dirinya layak dicintai.

Dampak pada Tumbuh Kembang dan Psikologis Anak

Kekerasan verbal tidak hanya menyakiti hati, tapi juga mengganggu keseimbangan perkembangan anak secara menyeluruh:

  1. Aspek emosional: Anak menjadi mudah tersinggung, takut gagal, dan kesulitan mengatur perasaan.
  2. Aspek sosial: Mereka menarik diri, sulit bergaul, atau justru menunjukkan perilaku agresif.
  3. Aspek kognitif: Anak sulit fokus, menurun prestasinya, dan tidak percaya diri untuk mencoba hal baru.
  4. Aspek bahasa: Anak jadi takut bicara atau mengungkapkan pendapat karena takut disalahkan.
  5. Aspek psikologis: Muncul rasa rendah diri, cemas, dan pola pikir negatif tentang diri sendiri.

Membangun Komunikasi yang Menyembuhkan

Setiap kata yang diucapkan orang tua adalah “suara batin” yang akan terus diingat anak hingga dewasa. Oleh karena itu, mengubah cara berkomunikasi adalah langkah pertama menuju penyembuhan dan pertumbuhan yang sehat.

Berikut beberapa cara membangun komunikasi yang menyembuhkan:

  1. Kendalikan Emosi Sebelum Bicara. Anak tidak bisa belajar dari orang tua yang sedang marah. Saat emosi memuncak, berhenti sejenak, tarik napas dalam, dan beri waktu untuk menenangkan diri. Setelah itu, baru ajak anak berbicara dengan nada tenang.
  2. Gunakan Bahasa yang Memberdayakan, Bukan Menghakimi. Alih-alih fokus pada kesalahan anak, tekankan pada solusi dan harapan positif.
  3. Validasi Perasaan Anak. Anak yang didengar akan lebih mudah diarahkan. Tunjukkan empati sebelum memberi nasihat.
  4. Gunakan Sentuhan dan Tatapan Mata yang Hangat. Pelukan, senyuman, dan kontak mata lembut memberi sinyal aman bagi otak anak. Ini membantu menenangkan sistem saraf dan mengembalikan rasa percaya diri anak.
  5. Berikan Pujian yang Tulus dan Spesifik. Hindari pujian umum seperti “Hebat banget!” dan ganti dengan pujian yang konkret agar anak memahami perilaku positif apa yang dihargai.
  6. Bangun Rutinitas Komunikasi Harian. Sediakan waktu 10–15 menit setiap hari untuk berbicara dari hati ke hati tanpa distraksi gadget. Anak yang terbiasa didengar akan lebih terbuka dan percaya pada orang tuanya.
  7. Refleksikan Diri dan Minta Maaf Bila Salah. Tidak ada orang tua yang sempurna. Saat tanpa sengaja terucap kata yang melukai, minta maaf dengan tulus. Ini mengajarkan anak bahwa semua orang bisa belajar memperbaiki diri.

Dampingi tumbuh kembang anak dengan sehat bersama Mandira.id

Kata-kata memiliki kekuatan besar: bisa menjadi pedang, tapi juga bisa menjadi pelukan. Anak-anak tumbuh dari cara kita berbicara kepada mereka. Jadi, mulailah dari sekarang — ubah bentakan menjadi bimbingan, ubah kritik menjadi pelukan.

Temukan berbagai buku parenting, aktivitas literasi, dan panduan komunikasi positif yang membantu orang tua membangun rumah penuh cinta — tempat anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, percaya diri, dan berdaya. Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id

Back to Al-Qur'an & Hadits

Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.

  • Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
  • Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
  • SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
  • Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.

Explore The Knowledge

Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.

  • Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
  • How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
  • Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
  • Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
  • Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.

First Step Learning

Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.

  • New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
  • Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
  • Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
  • Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
  • Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.

Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:

  1. Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
  2. Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
  3. Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini

Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!

Tags