Threenager: Ketika Anak Usia 3 Tahun Mulai Punya “Drama” Sendiri

Oleh MinDira | 19 Januari 2026 di Artikel
Bagikan artikel ini

Pernah merasa anak usia 3 tahun tiba-tiba jadi lebih keras kepala, mudah marah, ingin semuanya serba sendiri, tapi di saat yang sama masih sering menangis tanpa alasan jelas? Tenang, Ayah dan Bunda tidak sendirian. Bisa jadi si kecil sedang memasuki fase yang disebut threenager. Istilah threenager berasal dari gabungan kata three (tiga) dan teenager. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perilaku anak usia 3 tahun yang mulai menunjukkan emosi besar, keinginan kuat, dan sikap menantang mirip remaja, tapi dalam versi balita. Baca Juga : Anak Usia 2 Tahun Sering Marah? Bisa Jadi Ini Fase Terrible Two

Apa Itu Threenager Menurut Para Ahli

Menurut para ahli perkembangan anak, usia 3 tahun merupakan fase penting dalam perkembangan emosi dan kepribadian anak. Psikolog perkembangan Erik Erikson menjelaskan bahwa anak usia 1–3 tahun berada dalam tahap Autonomy vs Shame and Doubt. Pada fase ini, anak mulai belajar membangun kemandirian dan merasa “aku bisa sendiri”. Ketika keinginan untuk mandiri tidak sejalan dengan kemampuan emosi dan komunikasinya, anak bisa mengekspresikannya lewat tantrum, penolakan, atau ledakan emosi. Sementara itu, American Academy of Pediatrics (AAP) menyebut bahwa di usia 3 tahun, perkembangan otak anak khususnya bagian yang mengatur emosi dan kontrol diri belum berkembang sempurna. Artinya, anak belum mampu mengelola emosi besar yang ia rasakan, meskipun keinginannya sudah sangat kuat. Inilah yang membuat fase threenager sering terlihat seperti “penuh drama”.

Ciri-Ciri Anak Sedang Mengalami Fase Threenager

Pada fase threenager, anak usia 3 tahun menunjukkan perubahan perilaku yang cukup mencolok. Perubahan ini muncul karena anak sedang berada di tahap penting perkembangan emosi, kognitif, dan sosial. Berikut penjelasan tiap ciri yang umum terjadi:

  1. Sering berkata “nggak mau” dan ingin melakukan semuanya sendiri. Di usia ini, anak mulai menyadari bahwa ia memiliki kehendak dan pilihan. Keinginan untuk mandiri sangat kuat, meskipun kemampuan motorik dan emosinya belum sepenuhnya siap. Penolakan yang sering muncul bukan berarti anak menentang orang tua, melainkan bentuk latihan kemandirian.
  2. Mudah tantrum ketika keinginan tidak terpenuhi. Anak threenager belum mampu mengatur emosi besar seperti kecewa, marah, atau frustrasi. Ketika keinginannya terhalang, emosi tersebut keluar dalam bentuk tantrum. Tantrum adalah sinyal bahwa anak sedang kewalahan, bukan cara untuk memanipulasi.
  3. Emosi cepat berubah. Anak bisa tertawa dan bermain ceria, lalu beberapa menit kemudian menangis atau marah. Hal ini terjadi karena bagian otak yang berfungsi mengatur emosi dan kontrol diri masih berkembang, sehingga anak belum bisa menstabilkan perasaannya.
  4. Ingin mengontrol situasi di sekitarnya. Anak mulai ingin memilih baju sendiri, menentukan makanan, atau mengatur urutan kegiatan. Keinginan mengontrol ini muncul karena anak sedang belajar mengambil keputusan. Ketika pilihannya ditolak, anak bisa merasa tidak dihargai dan bereaksi emosional.
  5. Sensitif dan mudah frustrasi. Hal-hal kecil seperti mainan tidak berfungsi sesuai keinginan atau aktivitas yang terhenti tiba-tiba dapat memicu ledakan emosi. Anak belum mampu memahami konsep menunggu, bergantian, atau perubahan rencana dengan baik.
  6. Sulit mengekspresikan perasaan dengan kata-kata. Meskipun kosakata anak sudah bertambah, kemampuan menyusun kalimat untuk menjelaskan perasaan masih terbatas. Akibatnya, anak lebih sering mengekspresikan emosi lewat tangisan, teriakan, atau perilaku fisik.
  7. Mulai menguji batasan orang tua. Anak mencoba melihat sejauh mana aturan bisa berubah. Ia mungkin melakukan hal yang sama berulang kali untuk melihat respons orang tua. Ini adalah bagian dari proses belajar memahami aturan dan konsistensi, bukan bentuk kenakalan.

Kenapa Fase Threenager Bisa Terasa Berat?

Fase threenager sering terasa melelahkan bagi orang tua karena terjadi kesenjangan besar antara keinginan anak dan kemampuannya. Di usia 3 tahun, anak sudah memiliki kehendak yang kuat, rasa ingin tahu tinggi, serta dorongan untuk mandiri, namun belum dibekali kemampuan mengelola emosi dan berkomunikasi secara matang. Secara neurologis, bagian otak yang berperan dalam pengendalian emosi dan pengambilan keputusan masih dalam tahap perkembangan. Akibatnya, anak mudah merasa kewalahan ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai harapannya, seperti harus menunggu, berbagi, atau menerima penolakan. Perasaan frustrasi ini kemudian muncul dalam bentuk tantrum atau penolakan keras.

Di sisi lain, anak usia 3 tahun juga sedang belajar memahami identitas dirinya sebagai individu yang terpisah dari orang tua. Ia ingin diakui, didengar, dan dihargai pendapatnya. Ketika kebutuhan emosional ini tidak tersampaikan dengan baik, anak bisa bereaksi lebih emosional untuk “menyampaikan pesan”. Bagi orang tua, fase ini terasa berat karena perubahan perilaku anak sering datang tiba-tiba dan terjadi berulang. Orang tua juga dituntut untuk tetap tenang, konsisten, dan responsif, meskipun energi terkuras. Tidak jarang, orang tua merasa ragu, lelah, bahkan mempertanyakan pola asuhnya sendiri.

Penting untuk diingat bahwa fase threenager bersifat sementara dan merupakan bagian normal dari perkembangan anak. Dengan pemahaman yang tepat, orang tua dapat melihat fase ini bukan sebagai masalah, melainkan sebagai proses pembelajaran emosi yang membutuhkan pendampingan, bukan perlawanan.

Cara Menyikapi Anak Threenager dengan Lebih Tenang

Menghadapi anak threenager memang membutuhkan kesabaran ekstra. Namun, respons orang tua yang tepat justru berperan besar dalam membantu anak belajar mengenali dan mengelola emosinya. Berikut beberapa cara yang disarankan oleh para ahli perkembangan anak:

  1. Tenangkan diri sebelum menenangkan anak. Anak sangat peka terhadap emosi orang tua. Saat orang tua tetap tenang, anak merasa lebih aman. Menarik napas sejenak sebelum merespons tantrum dapat membantu mencegah reaksi emosional yang berlebihan.
  2. Validasi perasaan anak tanpa selalu menuruti keinginannya. Mengakui perasaan anak membuatnya merasa dimengerti. Kalimat seperti “Kamu kesal karena mainannya diambil, ya” membantu anak mengenali emosinya. Validasi bukan berarti menyetujui perilaku, tetapi menunjukkan empati.
  3. Gunakan bahasa sederhana dan nada suara lembut. Anak usia 3 tahun lebih mudah menerima pesan ketika disampaikan dengan kalimat singkat dan jelas. Nada suara yang tenang membantu anak belajar bahwa emosi bisa dihadapi tanpa teriakan.
  4. Berikan pilihan terbatas. Memberi dua pilihan sederhana, seperti “Kamu mau pakai baju merah atau biru?”, membantu anak merasa punya kendali tanpa membuatnya kewalahan. Cara ini juga mengurangi potensi konflik.
  5. Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten. Anak membutuhkan batasan untuk merasa aman. Ketika aturan diterapkan secara konsisten, anak perlahan memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
  6. Dampingi anak saat emosi memuncak. Alih-alih menjauhkan atau mengabaikan anak, kehadiran orang tua justru membantu anak menenangkan diri. Duduk di samping anak, menawarkan pelukan, atau menunggu hingga emosinya mereda adalah bentuk pendampingan yang penting.
  7. Bantu anak menamai emosinya setelah situasi tenang. Setelah anak lebih tenang, ajak ia mengenali perasaannya. Ini membantu anak membangun kemampuan regulasi emosi secara bertahap.
  8. Beri contoh cara mengelola emosi yang sehat. Anak belajar dari apa yang ia lihat. Ketika orang tua menunjukkan cara mengelola emosi dengan tenang, anak akan menirunya.

Temani Tumbuh Kembang Anak Threenager Bersama Mandira.id

Masa threenager adalah fase penting dalam tumbuh kembang anak, di mana anak mulai mengenal emosi, membangun kemandirian, dan belajar berkomunikasi dengan lingkungannya. Di fase ini, anak membutuhkan pendampingan yang konsisten, penuh empati, serta stimulasi yang tepat agar proses belajarnya berjalan optimal.

Mandira.id hadir sebagai mitra orang tua dalam mendampingi anak melewati fase threenager. Melalui buku-buku berkualitas dan aktivitas literasi yang sesuai usia, anak diajak mengenal berbagai emosi, memperkaya kosakata, serta menyalurkan rasa ingin tahunya dengan cara yang positif. Membaca bersama tidak hanya membantu anak memahami dunia sekitarnya, tetapi juga menjadi momen kedekatan emosional antara orang tua dan anak.

Dengan pendekatan yang lembut dan terarah, Mandira.id membantu orang tua menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi anak threenager. Karena setiap proses tumbuh kembang anak layak ditemani dengan perhatian, pemahaman, dan stimulasi yang tepat sejak dini. Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id

Back to Al-Qur'an & Hadits

Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.

  • Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
  • Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
  • SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
  • Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.

Explore The Knowledge

Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.

  • Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
  • How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
  • Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
  • Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
  • Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.

First Step Learning

Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.

  • New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
  • Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
  • Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
  • Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
  • Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.

Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:

  1. Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
  2. Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
  3. Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini

Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!

Tags