Aesop’s Fables atau Dongeng-dongeng Aesop adalah kumpulan cerita pendek yang sudah dikenal selama ribuan tahun. Cerita ini pertama kali diceritakan oleh seorang budak asal Yunani bernama Aesop sekitar abad ke-6 SM. Meski sangat tua, dongeng-dongeng ini masih terus dibaca hingga sekarang, bahkan menjadi bagian penting dalam dunia literasi anak di seluruh dunia. Baca Juga : Manfaat Sensory Play untuk Melatih Motorik dan Emosi Anak
Apa Itu Aesop’s Fables?
Aesop’s Fables adalah kumpulan dongeng yang menggunakan binatang sebagai tokoh utama. Hewan-hewan tersebut digambarkan bisa berbicara, berpikir, dan bertindak layaknya manusia. Melalui kisah sederhana dan mudah diingat, setiap cerita selalu diakhiri dengan pesan moral atau pelajaran hidup.
Contoh kisah yang terkenal antara lain:
- Kura-kura dan Kelinci (The Tortoise and The Hare) – mengajarkan bahwa kesabaran dan konsistensi bisa mengalahkan kecepatan.
- Gembala dan Serigala (The Boy Who Cried Wolf) – mengingatkan bahwa kebohongan yang sering diulang akan membuat orang lain tidak percaya.
- Rubah dan Anggur (The Fox and The Grapes) – memberi pelajaran tentang sikap menerima kenyataan ketika keinginan tidak tercapai.
Kenapa Aesop’s Fables Penting untuk Anak?
Masa kanak-kanak adalah periode emas untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan. Anak-anak belajar bukan hanya lewat nasihat, tapi terutama melalui cerita yang sederhana dan mudah mereka pahami. Di sinilah Aesop’s Fables berperan penting.
Dengan tokoh hewan yang lucu dan alur cerita yang singkat, fabel ini membuat anak tertarik sekaligus belajar tentang makna kejujuran, kerja keras, hingga empati. Tidak heran jika dongeng Aesop sudah digunakan selama ribuan tahun sebagai sarana pendidikan moral di berbagai budaya.
Berikut beberapa alasan mengapa Aesop’s Fables sangat bermanfaat untuk anak:
- Mudah Dipahami dan Dicerna. Ceritanya singkat, jelas, dan sederhana, sehingga anak-anak tidak kesulitan mengikuti jalan cerita. Ini sangat membantu membangun reading habit sejak dini.
- Menanamkan Nilai Moral Sejak Kecil. Setiap dongeng punya pesan moral yang langsung terlihat, seperti kejujuran, kerja keras, kerendahan hati, dan empati. Anak belajar membedakan mana perilaku yang baik dan mana yang tidak.
- Mengasah Imajinasi dan Kreativitas. Dengan tokoh hewan yang berbicara dan bertindak seperti manusia, imajinasi anak akan terpicu. Imajinasi yang berkembang erat kaitannya dengan kreativitas dan kemampuan problem solving.
- Mengajarkan Konsekuensi dengan Cara Aman. Anak belajar bahwa setiap tindakan punya akibat, tanpa harus mengalaminya langsung. Misalnya, dari kisah anak gembala yang suka berbohong, mereka mengerti bahwa kebohongan bisa membuat orang tidak percaya lagi.
- Meningkatkan Kecerdasan Emosi. Tokoh-tokoh di Aesop’s Fables punya karakter yang beragam: licik, sabar, sombong, baik hati. Anak belajar memahami berbagai sifat manusia lewat tokoh hewan, sehingga melatih empati dan kecerdasan emosional.
- Relevan Sepanjang Masa. Walau berasal dari ribuan tahun lalu, pesan moralnya masih sesuai untuk anak masa kini. Nilai universal seperti kerja keras, jujur, rendah hati, dan kesabaran tetap penting di era modern.
- Membangun Karakter Sejak Dini. Melalui cerita yang menyenangkan, Aesop’s Fables membantu membentuk dasar karakter anak. Dengan rutin mendengarkan fabel, anak tumbuh lebih bijaksana, empatik, dan berprinsip kuat.
Cara Menyampaikan Aesop’s Fables pada Anak
Meskipun Aesop’s Fables singkat dan mudah dipahami, cara orang tua atau guru menyampaikannya sangat memengaruhi bagaimana anak menerima pesan moralnya. Jika hanya dibacakan begitu saja, anak mungkin hanya mengingat ceritanya tanpa benar-benar menangkap maknanya. Karena itu, penting untuk membuat kegiatan bercerita menjadi menyenangkan, interaktif, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Membacakan dengan Teknik Read Aloud. Gunakan intonasi suara yang berbeda untuk tiap tokoh hewan agar cerita lebih hidup. Misalnya, suara serigala dibuat berat, kura-kura dibuat lambat, dan kelinci dibuat cepat. Gerakan tangan atau ekspresi wajah juga bisa ditambahkan untuk membuat anak lebih terlibat.
- Gunakan Alat Peraga atau Buku Bergambar. Anak-anak usia dini lebih mudah memahami cerita dengan visual. Buku bergambar, boneka tangan, atau ilustrasi sederhana bisa membantu mereka membayangkan tokoh cerita. Misalnya, ketika membacakan The Tortoise and The Hare, tunjukkan gambar kura-kura yang berjalan pelan dibanding kelinci yang melompat cepat.
- Diskusikan Pesan Moral dengan Bahasa Sederhana. Setelah cerita selesai, tanyakan hal-hal seperti: “Menurut kamu, siapa yang lebih baik, kura-kura atau kelinci?” atau “Apa yang terjadi kalau kita suka berbohong seperti si anak gembala?”. Diskusi ini membantu anak menyerap nilai moral tanpa merasa digurui.
- Hubungkan dengan Kehidupan Sehari-hari. Ajak anak mengaitkan cerita dengan pengalaman mereka. Contoh: “Kalau kamu lagi belajar menulis huruf, meskipun pelan, kalau terus latihan pasti bisa. Itu seperti kura-kura yang akhirnya menang.” Dengan begitu, anak bisa merasakan bahwa pelajaran dari fabel itu nyata dan relevan.
- Libatkan Anak dalam Bercerita. Minta mereka mengulang kembali cerita dengan kata-kata mereka sendiri. Ajak anak memainkan peran tokoh (role play), misalnya jadi kelinci yang sombong atau rubah yang licik. Aktivitas ini melatih daya ingat, percaya diri, sekaligus keterampilan berbicara.
- Kembangkan Aktivitas Kreatif Setelah Membaca. Minta anak menggambar tokoh favorit dari cerita. Bisa juga membuat kerajinan sederhana, misalnya topeng binatang dari kertas. Dengan aktivitas lanjutan, pesan moral cerita akan lebih melekat.
- Konsisten Membacakan Secara Rutin. Jadwalkan sesi cerita sebelum tidur atau saat waktu luang. Konsistensi membantu anak terbiasa dengan cerita, sekaligus memperkuat bonding antara orang tua dan anak.
Baca Fables Setiap Hari, Tanamkan Nilai Sepanjang Usia
Aesop’s Fables bukan sekadar dongeng biasa, melainkan harta literasi dunia yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita-ceritanya sederhana, tapi pesan moralnya mendalam dan relevan hingga kini. Dengan membacakannya untuk anak, kita bukan hanya menghibur, tapi juga menanamkan nilai kehidupan, membangun karakter, serta melatih kecerdasan emosi sejak dini.
Membiasakan anak membaca Fables sejak dini bukan hanya membangun kemampuan literasi, tapi juga membentuk karakter dan empati sejak kecil. Jangan lewatkan masa emas anak untuk belajar melalui cerita.

Image: Aesop's Fables
Paket buku dan permainan yang memperkaya pengalaman anak dalam mengeksplorasi Fables penuh hikmah. Aesop's Fables Read & Play diperuntukan untuk anak usia 3+ dan keluarga.
Keunggulan Aesop's Fables Read & Play
Berikut ini adalah keunggulan dari Aesop's Fables Read & Play sebagai berikut :
- Mengenalkan nilai-nilai moral yang universal dan tak lekang oleh waktu
- Mengasah character building
- Menstimulasi kemampuan kognitif dan imajinasi
- Berisi cerita-cerita yang menghibur
- Kombinasi membaca, belajar, dan bermain
- Cocok untuk read aloud
- Ilustrasi dan desain menarik
Rincian dan Isi Paket Aesop's Fables Read & Play
Berikut ini adalah rincian dan isi dari produk Aesop's Fables Read & Play sebagai berikut :
- Picture Book: Bocah Gembala dan Serigala
- Picture Book: Petani, Anaknya, dan Keledai
- Picture Book: Tikus Desa dan Tikus Kota
- Picture Book: Semut dan Belalang
- Picture Book: Singa dan Tikus
- Buku Kumpulan Cerita: Aesop’s Fables
- Story Cards: Susun Ceritamu!
- Memory Game: Ingat & Pasangkan!
- Board Game: Siapa yang Lebih Dulu?
- Buku Panduan
- Boks Inner
- Boks Outer
Yuk, mulai sekarang anak mengenalkan buku dan permainan yang memperkaya pengalaman anak dalam mengeksplorasi Fables penuh hikmah dengan Aesop's Fables Read & Play dan jadikan momen belajar si Kecil lebih berkesan!
Promo Pesta Bulan Bahasa Oktober
Berikut ini adalah program promo untuk :
Cash dengan diskon 25% dari harga Rp. 2.218.750 menjadi Rp. 1.665.000 dengan Periode 06-31 Oktober 2025.
