Mandira Dian Semesta
10 Kiat Jadi Hafiz Anak Meski Tak Mesantren
10 Kiat Jadi Hafiz Anak Meski Tak Mesantren By admin / 10 September 2018

Hafiz anak pastinya satu hal yang dicita-citakan setiap orangtua muslim. Siapa sih yang tak mau putra putrinya jadi hafiz anak. Ayah Bunda juga mau kan anak-anaknya jadi penghafal Al-Quran.


Sayangnya, sebagian orangtua beranggapan bahwa jadi hafiz itu tidak mudah. Apalagi kalau anaknya tidak mesantren di pesantren tahfiz. Hus, itu persepsi yang keliru. Mau di rumah ataupun di pesantren, kalau berusaha menghafal, disiplin, dan istiqomah, insyaAllah bisa jadi hafiz anak.


Nah, khusus untuk Ayah Bunda yang putra putrinya tak mesantren, mandira telah merangkum beberapa kiat-kiat yang bisa diaplikasikan di rumah guna mendidik si kecil jadi hafiz cilik.



  1. Luruskan niat


Tidak ada niat yang benar selain niat lillahita’ala, karena Allah Swt. Niat Ayah Bunda mendidik putra putrinya supaya jadi hafiz anak hanya satu, yakni mencari keridhaan Allah Swt. Setelah itu, dengan cara yang sesuai, turunkan niat itu pada anaknya, bahwa mereka menghafal Al-Quran hanya semata-mata agar Allah sayang pada mereka.


Dengan niat yang lurus, niat yang kuat, perjalanan menghafal Al-Quran pun bukan semata ditempuh oleh Ayah Bunda dan putra putrinya semata. Tetapi tentu Allah pun membantu mempermudahnya, membuka hatinya, menguatkan ingatannya, dan membuat semua menjadi enteng. InsyaAllah.



  1. Prioritaskan Al-Quran


Pertama, tunjukkan atau contohkan bahwa Ayah Bundanya sendiri memprioritaskan Al-Quran. Baru setelah itu anak akan meniru. Memprioritaskan Al-Quran minimalnya menyediakan waktu khusus yang tidak boleh diganggu selain untuk membaca, menelaah, dan menghafal Al-Quran. Lebih jauh lagi, memprioritaskan Al-Quran berarti menaruh Al-Quran di atas apapun. Sederhananya, ketika ada waktu luang, yang dilakukan adalah langsung ke Al-Quran. Terapkan ini pada anak juga.



  1. Memilih waktu menghafal yang tepat


Di antara waktu-waktu yang tepat untuk menghafal adalah setelah shubuh. Sebab, menurut sejumlah pakar, di waktu tersebut, otak masih dalam keadaan hening, fresh dan mudah untuk menyerap informasi, tak terkecuali hafalan Al-Quran. Kendati demikian, semua waktu adalah baik, semua waktu adalah tepat. Tinggal Ayah Bunda pintar-pintar membuat mood anak suapaya bagus di waktu menghafalnya.



  1. Jadwalkan waktu untuk murajaah


Murajaah adalah mengulang kembali hafalan. Supaya tidak lupa, tentu hafalan yang sudah-sudah pun sebaiknya dibaca kembali. Bahkan, murajaah ini adalah salah satu aspek yang paling penting dalam menjadikan anak hafiz.



  1. Pilih metode yang cocok buat anak


Metode menghafal Al-Quran itu banyak sekali. Pada umumnya, metode yang paling lumrah adalah mengulangi bacaan yang tengah dihafalnya sampai berpuluh-puluh kali. Misal, begini. Untuk menghafal satu ayat, biarkan anak membaca ayat tersebut dengan melihat Al-Quran sebanyak sepuluh kali. Kemudian dituangi kembali tanpa melihat sebanyak sepuluh kali. Setelah itu, tanpa melihat, baca kembali ayat sebelumnya dan ayat tersebut sebanyak sepuluh kali. Begitu seterusnya.



  1. Sedikit demi sedikit pelajari juga arti dan maknanya


Pada umumnya, menghafal sesuatu yang tergambar itu lebih mudah. Lantas, apa yang mau di gambar atau dibayangkan kalau tidak mengerti apa yang dihapalkannya. Maka, ajarkan anak mengerti dan memahami maksud dari ayat yang tengah dihapalkan.


Contoh sederhananya begini. Anak sedang menghafal kata Al-Baqarah. Kalau tidak tahu artinya, yang digambar di bayangannya tak ada. Yang ada hanya tulisan Al-Baqarah. Tapi, ketika anak tahu bahwa arti dari Al-Baqarah adalah sapi betina, maka ia bisa dengan mudah membayangkan di kepalanya seekor sapi. Dan itu lebih mudah untuk menghafal.



  1. Buat anak tenang ketika menghafal


Tidak terlalu baik ketika anak merasa terpaka saat menghafal Al-Quran tersebut. Maka, hal untuk menghindarinya adalah buatlah anak menjadi tenang ketika menghafal. Kondisikan suasana yang menyenangkan saat menghafal.


Ada cara khusus untuk ini. Ayah Bunda bisa menggunakan paket buku dan mainan LAQU. Paket ini berisi banyak mainan yang perangkat, dan cara bermainnya berbobot materi bahasa arab.



Jadi, ketika bermain, sebetulnya anak sedang menghafal dan memahamai Al-Quran. Tapi karena seru, mereka merasa tengah bermain saja. Ayah Bunda bisa lihat LAQU di mandira.id. Ini sangat membantu dalam proses mengahafal si kecil.



  1. Motivasi


Ya, memotivasi adalah satu hal yang tak boleh Ayah Bunda lupakan. Terlebih, mereka masih anak-anak, sangat butuh dorongan, sangat butuh, dukunan, dan sangat butuh motivasi. Tidak terlalu salah juga ketika Bunda memberi iming-iming. Misal, jika dalam satu bulan, anak mampu menghafal sekian ayat, Ayah Bunda akan berikan apa, begitu. Lambat laun mereka juga akan belajar kok, seiring dengan bertambahnya usia, bahwa esensinya bukan dari iming-iming itu.



  1. Disiplin


Tidak ada keberhasilan tanpa kedisiplinan. Begitupun dalam mencetak hafiz junior. Percaya deh, akan banyak sekali cobaan, tantangan dan rintangan, baik itu yang datang dari anak, dari diri sendiri, maupun dari luar. Melakukan kebaikan selalu tak mudah. Untuk istiqamah itu tidak mudah. Disiplinlah!



  1. Berdo’a setiap waktu


Ya, kita hanya bisa berusaha, yang menentukan adalah Allah Swt. Mau menghafal sampai jungkir balik pun, kalau Allah tidak menghendaki, ya tidak akan jadi hafiz anak. Jadi, Ayah Bunda, di waktu do’a, di sepertiga malam, sehabis shalat wajib, kapapunpun, berdo’alah supaya anaknya diridhai jadi seorang penghafal Al-Quran.