Mandira Dian Semesta
4 Macam Kedudukan Anak dalam Al-Qur’an
4 Macam Kedudukan Anak dalam Al-Qur’an By admin / 12 July 2018

Anak adalah dambaan dan kebanggan setiap Ayah-Bunda. anak bisa sebagai pelipur lara, pelengkap keceriaan rumah tangga, penerus cita-cita, investasi, guru, partner, bahkan pelindung orang tua terutama ketika orang tua sudah berusia lanjut. Tidak ada orang tua yang mengharapkan anaknya akan menyeretnya ke neraka. Mereka tentunya mendambakan dan mengharapkan anak-anaknya kelak bisa membahagiakannya, menjadi penyejuk hati dan mata.


Di dalam Al-Qur’an disebutkan 4 macam kedudukan anak dalam Al-Qur’an dalam hubungannya dengan orang tuanya. Apakah itu?


 


1. ZIINATUN (Perhiasan)


 



 


“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al kahfi : 46)


Zinatun adalah dengannya dunia menjadi indah, hiasan untuk kedua orang tuanya. Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai hal hal baik yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik pula namanya di dunia, ataupun anak bisa sebagai pembawa rasa senang. Dengan tingkah polahnya yang lucu, ucapan-ucapannya yang sering membuat orang tua terhibur. Disaat sang ayah pulang kerja dalam keadaan lelah maka semuanya hilang manakala si kecil yang penuh jenaka menyambutnya dengan girang.


 



  1. QURROTA A’YUN (Penyejuk Hati)





 


“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al Furqon : 74)


Qurrotu a’yun adalah menyejukkan pandangan mata karena mereka mempelajari huda (tuntunan Allah) lalu mengamalkannya dengan mengharap ridha Allah. 
Sebagai Qurrata a’yun (penyejuk hati kedua orang tua). Ini kedudukan anak yang terbaik yaitu manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila ditunjukkan untuk beribadah, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita.


Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya. Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, serta semakin menjadikan dan membuat kedua orang tuanya, keluarganya semakin dekat dan mendekat kepada Allah Sang Rabbnya.


 



  1. FITNAH (Ujian dan Cobaan)




 


Dari 4 kedudukan anak dalam Al-Qur’an, yang ke tiga yaitu fitnah.


 “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Attaghobun : 15)


Makna fitnah adalah ujian yang bisa memalingkan orang tua dari ketaatan atau terjerumus dalam perbuatan maksiat. Anak, selain sebagai perhiasan dan penyejuk mata, juga bisa menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang tuanya. Ia merupakan amanah yang akan menguji setiap orang tua, Maka berhati-hatilah, janganlah kita terlena dan tertipu sehingga kita melanggar perintah Allah. Realitanya, mungkin kerap kita saksikan, para orang tua sibuk bekerja membanting tulang tak kenal lelah demi sang anak.


Mencurahkan segenap upaya demi kebahagiaan anak. disisi lain, melakaikan kewajiban sebagai hamba, seperti shalat diujung waktu, Dari sini dapat kita fahami, betapa anak mampu menggelincirkan orang tua dari jalan kebenaran, melalaikan mereka dari akhirat, jika mereka tidak mendasari segala upaya tersebut untuk meraih ridha Allah. Sehingga setiap orang tua wajib mengetahui perkara-perkara yang telah Allah wajibkan kepada mereka berkaitan dengan anak-anak, dan dapat menjaga amanah yang berharga ini.


Sebagai Fitnatun (fitnah/cobaan), fitnah yang dapat terjadi pada orang tua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang durhaka. Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat resah orang tuanya.


Semoga Allah menjaga anak-anak dan keturunan kita, menjadikan mereka anak yg terjaga dari kelalaian atas segala perintahNya. dan bisa menjadi pelipur lara, bahkan penyembuh dihati para orang tuanya.


 



  1. ‘ADUWWUN (Musuh)





 


Inilah yang paling dikuatirkan, dari 4 macam kedudukan anak dalam Al-Qur’an.


“Hai orang-orang mu’min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At Taghaabun 64 : 14)


'Aduwwun (musuh orang tuanya) adalah anak yang melalaikan bahkan menjerumuskan orang tuanya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Ayat diatas menjelaskan ketika anak menjadi sebab kedurhakaan dan kemungkaran bagi orang tuanya. Mungkin kita sering mendengarkan tak sedikit orang tua yang melakukan apa saja (tanpa harus melihat halal atau haram) untuk anak dan keluarganya. Atau mungkin disaat anak memaksa untuk memenuhi kebutuhannya namun orang tua belum sanggup secara ekonomi maka menjadikan orang tuanya melakukan perbuatan terlarang demi memenuhi kebutuhan anaknya.


Realitanya, tidak sedikit anak yang berseteru dengan orang tuanya, misalnya orang tua yang diperkarakan oleh anaknya akibat perebutan harta warisan, anak yang menuntut hal berlebihan diluar kesanggupan orang tuanya bahkan sampai membunuh, Na’udzubillah.


Dari 4 macam kedudukan anak dalam Al-Qur’an di atas, tentu sebagai orang tua menginginkan anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun. Namun, untuk mencapainya diperlukan ketekunan dan konsisten dalam berupaya untuk mewujudkannya, selain itu doa yang selalu mengalir dari hati orangtuanya. Seyogyanya, orang tua menjadi figure/teladan untuk anak-anaknya. Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya.


Jika orangtuanya rajin shalat berjama’ah, maka anak pun akan mudah diajak untuk shalat berjama’ah. Jika orang tua senantiasa berbicara dengan sopan dan lembut, maka anak-anak mereka pun akan mudah menirunya, dan hendaknya memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam masyarakat. Karena teman juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kepribadian serta akhlak anak-anak.


Tidak kalah pentingnya yaitu pendidikan umum, namun pendidikan agama jauh lebih penting. Orang tua hendaknya memberikan anak pendidikan tak hanya berjenjang pendidikan dunia yang tinggi, namun jangan pernah lengah memberikan dan menanamkan nilai-nilai dan ilmu agama untuk anak-anak sedari kecil. (QS Almujadilah : 11).


Semoga setelah mengetahui 4 macam kedudukan anak dalam Al-Qur’an, kita semua selalu diberi kekuatan dan kemudahan dalam membina dan mengarahkan anak-anak kita kepada kelompok qurrota a’yun, sehingga mereka menjadi penyejuk hati, dan pembawa kebahagiaan bagi kedua orangtuanya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin.


Sumber : parentinginstagram