Buku untuk PAUD yang akan kita bahas di sini adalah buku yang Ayah Bunda tunggu-tunggu. Ya, apalagi kalau bukan Nabiku Idolaku. Tapi sebelumnya, Ayah Bunda harus tahu dulu kabar yang tak kalah menggembirakannya. Yuhu, fresh from the open, ini dia 4 resep parenting terbaru.
Kiat-kiat parenting itu ada di mana-mana. Tapi, tidak cukup banyak yang lahir dari sebuah penelitian ilmiah. Di sini sudah dirangkum 4 kiat-kiat parenting yang semuanya didasarkan pada riset atau studi para ahli.
Keempat hal ini insyaAllah mampu memberi perubahan besar di dalam hidup anak. Berikut selengkapnya.
- Kebahagiaan
Di banyak buku parenting, poin ini kerap diabaikan. Berbicara parenting, banyak orang berpikir bahwa itu tentang apa yang harus dilakukan pada anaknya. Padahal, di dalam parenting, penting juga untuk membicarakan orangtuanya itu sendiri.
Ayah Bunda ingin putra putrinya bahagia, bukan? Maka, pastikanlah bahwa Ayah Bunda sendiri pun bahagia. Orangtua bahagia membuat anaknya bahagia. Sedangkan orangtua yang dirundung stress menyebabkan masalah kebiasan pada anak.
Di dalam buku Raising Happiness karya Christine Carter, Ph.D termuat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sejumlah hal negatif pada anak berhubungan dengan rasa tertekan orangtunya.
Bahkan ada temuan unik dan mengharukan dari penelitian yang dilakukan oleh Ellen Galinsky, Kepala the Families and Work Institute sekaligus penulis Mind in the Making. Jadi, di dalam surveynya kepada ribuan anak, ia mengajukan pertanyaan seperti ini, ‘jika kamu punya satu keinginan tentang orangtua kamu, apa yang kamu sangat inginkan?’
Kebanyakan orangtua memprediksi bahwa anak-anak menginginkan menghabiskan waktu bersama Ayah Bundanya. Ternyata prediksi mayoritas orangtua ini salah besar. Jawaban terbanyak anak-anak adalah, mereka ingin Ayah Bundanya tidak capek dan tidak stress.
Ih, meleleh deh bacanya. Masya Allah banget ya anak-anak.
Tak sampai di situ, masih ada yang riset yang membuktikan tentang hubungan level stress orangtua dengan kondisi anak. Di dalam buku the Secret of Happy families karya Bruce Feiler, tertulis begini, studi membuktikan bahwa parental stress dapat melemahkan otak anak, mengikis sistim imunnya, meningkatkan risiko obesitas, kalinan mental, diabetes, alergi, bahkan sampai pembusukan gigi.
Ngeri. Jadi jelas, Ayah Bunda harus bahagia!
- Otonomi
Anak akan berkembang dengan pesat ketika mereka memiliki ruangan untuk sendiri. Pernah mendengar ungkapan seperti itu? Ya, itu adalah semacam quote populer di dalam buku Tiger Moms and Helicopter Parents.
Dan ternyata itu betul, teruji secara ilmiah. Anak melakukan sesuatu lebih baik ketika mereka merencanakannya sendiri, atau setidaknya mereka punya suara atau pendapat atas sesuatu tersebut. Orangtua juga, katanya, mesti membiarkan anak memilih hukuman sendiri atas kesalahan yang dilakukannya. Hal ini membuat motivasi lebih pada anak untuk mematuhi peraturan. Dengan memilih punishment sendiri juga membuat mereka secara internal menghindari sesuatu yang ada di luar aturan.
Bruce Feiler di dalam buku yang sama menulis tentang sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah saintis dari the University of California. Hasilnya begini, anak-anak yang mengagendakan kegiatannya sendiri, mengatur goal mingguan, sampai mengevaluasinya sendiri mampu membangun prefrontal cortex dan bagian otak lainnya yang mana semua bagian itu membantu mereka untuk mengoptimalkan kontrol kognitif di dalam kehidupannya.
Temuan selanjutnya, pemberian otonomi (keleluasaan kontrol atas dirinya sendiri) pada anak atau disebut juga sebagai executive skills mendorong mereka untuk ketat pada self-discipline, menghindari gangguan, serta meningkatkan ketajaman analitis mereka dalam mempertimbangkan hal-hal pro dan kontra.
Tuh kan akhirnya terbongkar. Ayah Bunda pasti tahu buku untuk PAUD yang namanya Halo Balita kan. Nah, di dalam buku untuk PAUD tersebut ada salah satu jilid yang judulnya aku bisa tidur sendiri. tujuannya untuk apa coba? Ya, ini. Mendorong mereka untuk otonom, lengkap dengan segala dampak positifnya.
- Komunikasi
Berikutnya, yang paling penting di dalam parenting adalah komunikasi. Hal ini tak terbantah, semua pakar sepakat. Secara alamiah, Ayah Bunda pun pasti mengaamiini hal tersebut. Nah, sekarang mari kita lihat sesuatu yang baru, mungkin, yang belum Ayah Bunda ketahui tentang komunikasi ini.
Bruce Feiler (dari tadi kita sebut nama ini terus), penulis buku-buku parenting best seller versi New York Times, dalam sebuah interview mengatakan bahwa berdasarkan riset, komunikasi yang alami antara anak dan orangtua waktu makan malam itu hanya 10 menit. Dan itu sangat menentukan. Sisanya, paling hanya melihat ke meja dan bergantian menuang kecap ke piringnya masing-masing.
Jadi, katanya, di dalam 10 menit itu, Ayah Bunda harus dominan di dua pertiga dari 10 menit tersebut. Sisanya, biarkan anak bicara. Di dua per tiga itu, pastikan bahwa Ayah Bunda menambah kosa kata baru. Sebab, banyak bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan kesuksesan anak di sekolah adalah kamus kosa katanya.
Di luar itu, Ayah Bunda pasti sudah paham betul bagaimana berkomunikasi dengan anak, apa manfaat komunikasi, bonding, dengan anak. Dampaknya seperti apa, itu sudah lumrah bagi Ayah Bunda barangkali. Intinya, jangan pernah putus komunikasi!
- Komunitas
Banyak riset menunjukkan bahwa keluarga religius itu lebih bahagia. Mengapa? Salah satu riset secara spesifik membuktikan bahwa teman-teman di komunitas keagamaan berperan besar dalam menciptakan itu. Pasalnya, mereka sangat suportif.
Terkait hal ini juga termuat di dalam bukunya Bruce feiler. Begini kutipannya;
Riset yang paling komprehensif terkait hal ini, di tahun 2010, menunjukkan beberapa petunjuk mengapa komunitas religi mendorong keluarga menjadi lebih bahagia. Chaeyoon Lin dan Robert Putman menguji ribuan remaja. Hasilnya, mereka menemukan bahwa kegiatan beribadah atau keyakinan terhadap tuhan itu membuat orang tidak memiliki perbedaan dalam memahami kepuasan dalam hidup. Yang terpenting adalah seberapa bayak teman yang dimiliki di dalam komunitas keagamaan tersebut. 10 itu adalah ajaib. Tapi, memiliki lebih banyak teman dari 10 orang membuatnya lebih bahagia. Orang-orang religius mampu lebih bahagia dalam hidupnya karena mereka merasa terkoneksi atau dekat dengan komunitasnya. Sesederhana itu. Tapi, berdasarkan hasil uji, faktanya memang demikian.
Waw. MasyaAllah ya, kalau kita mau mengkaji, sebetulnya semua itu luar biasa. Termasuk dalam urusan komunitas religi atau teman pengajian seperti ini. Jadi, kalau Ayah Bunda mau bahagia, terlibatlah di dalam majelis taklim atau di pengajian-pengajian. Jangan lupa juga untuk memasukkan anak ke PAUD atau diniyah.
Jadi, masih ragu dengan PAUD, masih ragu untuk memberikan anak buku untuk PAUD. Semuanya sudah jelas, teruji secara ilmiah.
Nah, sesuai judul, sekarang kita review sebuah buku untuk PAUD yang nilai-nilainya selaras dengan 4 resep parenting ilmiah terbaru di atas. Ya, yang akan kita bicarakan adalah HALO BALITA.
Halo balita merupakan buku untuk PAUD yang berusaha memperkenalkan sejumlah hal penting seperti kemampuan dasar, nilai kebaikan universal, dan spiritualitas. Semuanya dikemas secara sederhana dan memikat, sesuai dengan usia anak. ada 25 jilid buku cerita di dalam satu paketnya. Selain itu, terdapat juga 1 voucher augmented reality, 3 boneka tangan, 1 jilid buku panduan untuk orangtua, dan 1 jilid Hello Kids.
Sudah lebih dari 10 tahun Halo Balita menjadi buku anak best seller di Indonesia. Nah, keempat poin parenting yang sudah di paparkan di atas itu pesan-pesannya ada pada buku ini. Di atas pun sudah disinggung, untuk poin nomor 2, otonomi, tema tersebut ada pada salah satu jilid buku Halo Balita. Kemudian tentang komunitas, nilai-nilainya termuat di jilid Halo Balita bertemakan spiritual. Pada intinya, buku untuk PAUD satu ini seperti sarana yang tepat untuk menemani perjalanan parenting Ayah Bunda sekaligus jadi teman setia si anak selama masa tumbuh kembangnya.