Mandira Dian Semesta
6 Prinsip Utama Kecerdasan Sosial Anak yang Wajib Diasah, Kalau Tidak…
6 Prinsip Utama Kecerdasan Sosial Anak yang Wajib Diasah, Kalau Tidak… By admin / 05 September 2018

Kecerdasan sosial anak adalah kemampuan mereka dalam membangun hubungan dan bersikap di lingkungannya. Ayah Bunda sudah harus aware dengan hal ini. Sebab, tak akan sempurna tumbuh kembang anak tanpa terasahnya kecerdasan sosial mereka.


Ayah Bunda yang baik hatinya, tentang kecerdasan sosial anak ini, kita sudah pernah kita bahas sebelumnya. Nah, dengan referensi yang sama, yakni buku Social Intelligence: The New Science of Human Relationship karya Dr. Daniel Goleman, kali ini kita akan fokus pada 6 prinsip utama kecerdasan sosial anak.


Nah, berikut adalah 6 prinsip utama kecerdasan sosial anak yang harus diasah sejak dini.



  1. Protoconversation


Ya, Dr. Goleman menyebutnya demikian. Protoconversation ini bisa kita maknai sebagai kemampuan menangkap pesan dari apa yang tidak dikatakan, atau kemampuan membaca orang. Begini, saat seseorang berbicara, di dalam pikirannya tentu banyak hal yang mungkin tidak terucapkan. Nah, kemampuan membaca yang tak terucapkan itulah yang penting.


Praktiknya, misal, anak bisa membaca perasaan orang lain. Jadi, ketika temannya tak berkata apapun, dengan kecerdasan sosial yang tinggi, anak bisa tahu bahwa temannya itu sedang merasa sedih. Kemudian, misal, anak bisa membaca bahwa orangtuanya sedang kesal padanya hanya dengan melihat orangtuanya yang tak ingin bicara padanya.


Ada empat aspek yang dilihat dari protoconversation ini; empati (merasakan perasaan orang lain), attunement (mendengarkan secara penuh hormat), akurasi empati (memahami pikiran atau kecenderungan orang), sisial kognisi (memahami sekitar).


Jadi, alurnya begini, Ayah Bunda latih keempat skill tersebut. Baru anak bisa memiliki protoconversation yang artinya sudah memenuhi salah satu indikator kecerdasan sosial yang tinggi.



  1. Triger sosial


Triger itu secara bahasa artinya pemicu. Namun di sini, maksudnya adalah hal yang membuat anak nyaman dengan lingkungannya, dengan suasana, dengan orang-orang, maupun tempatnya. Di poin kedua ini, pada intinya, Dr Goleman menekankan untuk melatih kemampuan beradaptasi anak. Kan, anak itu biasanya tergantung mood. Jadi, ketika masuk ke sekolah pas mood-nya buruk, proses interaksi sosialnya pun akan buruk. Nah, triger sosial di sini dimaksudnya untuk melatih anak beradaptasi atau menyesuaikan diri di lingkungan yang tidak mengenakkan baginya, mungkin. Setidaknya, bagaimana ia bisa membuat dirinya nyaman tanpa memberi tendensi buruk pada lingkungan tersebut.



  1. Secure Base


Maksudnya adalah tempat  khusus untuk recharge diri. Begini, kecenderungan setiap anak itu berbeda. Ada yang introvert, ada juga yang ekstrovert. Ada yang senang ketenangan, ada juga yang heboh dan suka dengan keramaian. Nah, secure base ini adalah tempat khusus untuk mecharge diri atau menenangkan diri. Jadi, di sini, Dr Goleman menyarankan Ayah Bunda memperkenalkan anaknya pada tempat khusus yang membuatnya nyaman. Sebab, anak akan berinteraksi dengan berbagai lingkungan yang mungkin tak sesuai dengan dirinya. Tempat khusus ini bertujuan melatih anak beradaptasi dengan lingkungan yang tidak sesuai dengannya seraya tahu ke mana ia harus berlabuh untuk menenangkan diri, untuk kembali menaikkan moodnya, seperti itulah pokoknya.



  1. Menularkan energi positif


Kemampuan menularkan energi positif menunjukkan tingkat kecerdasan sosial anak yang tinggi. Saat seseorang tersenyum pada kita, sulit bagi kita untuk tidak membalas senyumnya, bukan? Nah, menularkan energi positif itu sesederhana memberikan senyum pada orang. Untuk poin keempat ini, kiranya sagat mudah untuk melatihnya. Biasakan saja anak untuk menjadi ramah, baik, dan bersemangat.



  1. Beradaptasi


Ini yang sudah pasti harus ada sebagai indikator kecerdasan sosial anak. Ayah Bunda sendiri pasti sudah tahu, apa itu adaptasi. Yakni, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Namun, ada yang perlu diperhatikan. Beradapasi bukan berarti melebur ke dalam lingkungan membuat kita sama sehingga menghilangkan nilai-nilai positif kita. Beradaptasi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, tanpa menghilangkan kekhassan diri, bahkan lebih bagus ketika kekhasan tersebut bisa ditularkan sebagai nilai positif.



  1. Waspadai 3 jebakan


Dr Goleman mengidentifikasi tiga jebakan atau tiga sisi gelap, yaitu sifat kepribadian yang narsis, kepribadian Machiavellian (jenis kpribadian ketika seseorang memanipulasi dan mengeksploitasi orang-orang di sekitarnya), dan kepribadian anti-sosial (hanya menuruti kata hatinya, tidak peduli dengan orang, egois).


Ayah Bunda, itulah 6 prinsip utama kecerdasan sosial anak yang wajib diasah. Kebahagiaan anak itu bisa sangat tergantung pada kecerdasan sosialnya. Jadi, tidak ada alasan bagi Ayah Bunda untuk tidak melatihnya.


Sebagai rujukan para ahli, praktisi, dan akademisi psikologi anak di Indonesia, paket buku Halo Balita bisa menjadi salah satu sarana yang efektif dalam melatih kecerdasan sosial bagi balita.



Sebab, baik secara fisik maupun cara penyampaian pesannya, Halo Balita dirancang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar balita. Sementara dari bobot maternya, Halo Balita dengan mengena menyampaikan sekaligus mengasah aspek-aspek kecerdasan sosial anak.