Bermain sudah dipastikan jadi kegiatan utama dan bagian dari kehidupan anak-anak. Ternyata, bermain ini bukan hanya untuk kesenangan, namun bisa mengasah kreativitas, imajinasi, bahkan keterampilan lain yang mendukung tumbuh kembangnya.
Sebagai orangtua, Bunda juga berperan untuk mengawasi permainan si kecil, nih. Gak banyak yang tahu, permainan ini juga terbagi beberapa jenis yang akan berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, lho! Nah, ada enam jenis permainan anak yang dilakukan sesuai usianya. Yuk, baca deskripsi lengkapnya di bawah ini, Bund!
- Permainan ‘bebas’ (Unoccupied play)
Sesuai namanya, permainan ini biasanya dilakukan si kecil saat masih bayi. Permainan bebas ini mengacu pada kreativitas anak dalam menggerakan tubuh secar acak dan tanpa tujuan. Permainan ini jadi permainan dasar bagi anak-anak, terutama untuk melatih kebebasan mereka dalam berpikir, bergerak, dan berimajinasi.
- Bermain sendiri (Independent play)
Pada permainan ini tugas Bunda hanya akan mengawasinya dalam bermain sedangkan si kecil akan bermain sendirian. Membiarkannya bermain sendiri ternyata punya dampak pada tumbuh kembangnya. Hal ini disebabkan bermain sendiri bisa mendorongnya untuk bersikap mandiri.
Ia akan lebih mengenal kemampuan dirinya sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri atas usahanya dalam menyelesaikan permainan sendiri. Permainan ini biasanya anak usia 2 sampai 3 tahun. Contoh permainan yang cocok untuk independent play yaitu kereta-keretaan, bermain boneka, dan menyusun balok atau puzzle.
- Permainan mengamati (Onlooker play)
Bunda, pernah dengar soal ‘permainan mengamati’ ini belum? Sesuai namanya, dalam permainan ini si anak hanya duduk diam mengamati anak lain sedang bermain. Meski gak andil bermain, namun sebenarnya ia sedang bermain juga.
Fungsi permainan ini adalah membantu si kecil mengembangkan komunikasi dengan teman seumurannya, memahami aturan permainan baru, dan lebih berani untuk berinterkasi dengan teman-teman lain untuk membahas permainan itu.
- Permainan paralel (parallel play)
Permainan ini biasanya terjadi pada masa peralihan si kecil yang telah berusia balita. Biasanya ia bermain sendiri namun ia pun mulai berbaur dengan teman-temannya, hal ini yang disebut parallel play.
Di fase permainan ini, ia akan sibuk dan fokus memainkan permainannya sendiri meski di sekitarnya ada anak lain yang juga sedang bermain yang sama. Jenis permainan ini akan memberikan kesempatan pada si kecil untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
- Permainan Asosiatif
Fase ini mirip seperti permainan mengamati sebelumnya. Bedanya di sini si kecil gak hanya mengamati namun mulai ikut tertarik dan mengikuti gerakan permainan yang ia lihat. Dalam tahap permainan ini ia masih belum mengetahui cara melakukan permainan tersebut dengan benar dan mengetahui peraturannya.
- Permainan berkelompok (Cooperative play)
Jenis permainan terakhir adalah tahap dimana si kecil sudah benar-benar bisa bermain dengan teman yang lain. Cooperative play ini lebih sering dilakukan anak-anak yang sudah bersekolah. Anak akan menggunakan semua keterampilan sosial yang ia miliki untuk berkomunikasi.