Mandira Dian Semesta
Agar si Kecil Suka Baca, Awali Dengan Buku 3D Anak
Agar si Kecil Suka Baca, Awali Dengan Buku 3D Anak By admin / 19 September 2018

Buku 3D anak bisa jadi sarana pembuka bagi mereka untuk menggemari aktivitas membaca. Bahkan, tidak sedikit ahli yang menyebut bahwa penggunaan buku 3D pada anak itu berdampak sangat bagus bagi minat bacanya.


Bermain adalah esensi anak-anak. Bagaimana mereka belajar, mengetahui akan banyak hal, semuanya mereka lakukan dengan bermain. Tidak terkecuali untuk membaca. Dari mulai mereka mengidentifikasi kata-kata, mengenal huruf alfabet, hingga bisa membaca, semuanya mereka lakukan dengan bermain.


Secara bersamaan, Ayah Bunda tahu bahwa buku 3D anak merupakan jenis buku yang bukan sekedar teks dan gambar. Tapi ada ilustrasi tiga dimensinya. Nyata. Yang artinya bisa dimainkan. Ilustrasi 3D yang timbul membuat buku menjadi lebih interaktif dan mengundang antusia anak.


Pada umumnya, buku 3D anak itu tidak bisa dibaca hanya sekali balikan, melainkan berulang kali. Kenapa bisa demikian? Karena ilustrasi tiga dimensinya. Sementara itu banyak studi menyebut bahwa pengulangan atau membaca ulang itu dapat menguatkan pembendaharaan kata.


Buku 3D anak membuat interaksi dengan buku tidak lagi hanya pengalaman visual semata. Tetapi juga melibatkan panca indra lainnya. Buku seperti ini mengubah nilai atau value dari buku itu sendiri menjadi tak ubahnya sebuah mainan. Namun dengan manfaat buku seutuhnya.


Dari situ bisa dipahami bagaimana buku 3D anak bisa menjadi gerbang bagi mereka untuk suka membaca. Membaca buku 3D anak memberi pengalaman yang sama menyenangkannya dengan bermain. Ayah Bunda juga mesti paham bahwa impresi atau kesan pertama anak terhadap buku menentukan minat membacanya.


Bicara soal buku 3D anak, seri Wow, Amazing Discovery Books terbitan Pelangi Mizan bisa jadi pilihan terbaik. Pasalnya, selain dari ilustrasi tiga dimensinya, buku ini juga secara tidak lansung menanamkan nilai keislaman pada anak. Buku ini mengajak anak untuk melihat betapa luar biasanya Allah Swt menciptakan alam semesta.


Nah, setelah memahami bagaimana buku 3D anak menjadi pilihan terbaik untuk membuat anak suka membaca, Ayah Bunda juga sebaiknya tahu bagaimana proses minat baca terbentuk pada diri anak.


Kecenderungan pada literasi terbangun sejak bayi. Semuanya bermula ketika si kecil menatap mata Ayah Bunda, ketika mereka mendengar suara Ayah Bunda. Agak sulit dipahami, tapi sebetulnya aktivitas tersebut adalah awal perkembangan kemampuan berbahasanya. Interaksi menyenangkan seperti itu membantu bayi belajar berkomunikasi.


Seiring dengan perkembangan panca indranya, mereka mulai berbicara dan mendengar dengan lebih baik. Nah, anak-anak yang biasa dikitari oleh bahasa umumnya mulai lancar berbicara di usia tiga tahun, atau bahkan bisa lebih awal.


Lantas, seiring dengan semakin mahirnya berbicara, anak mulai melihat kata-kata, mulai belajar mengenal alfabet, mulai belajar membaca dan menulis. Mereka menceritakan tentang dirinya, mengidentifikasi kata-kata seperti namanya, menulis namanya di kertas, hingga mulai menulis lebih panjang.


Kemampuan membaca dan menulis berkembang secara bersamaan. Anak-anak belajar menulis dengan melihat kata-kata di rumah, di sekolah, atau di manapun memberitahukan sebuah informasi. Aktivitas seperti ini mengalir begitu saja. Tahu-tahu si kecil sudah bisa membaca satu kata dengan tepat. Umumnya, menginjak 4 tahun lebih atau di awal 5 tahun, anak-anak yang sudah biasa dengan buku, mereka sudah bisa membaca dan sedikit menulis.


Dari paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa poin pentingnya dalam proses perkembangan linguistik anak, yaitu;



  • Perkembangan kecerdasan linguistik anak hampir pasti dipengaruhi oleh perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.

  • Semula anak belajar mendengar dan berbicara, kemudian mereka menggunakan kemampuan tersebut untuk belajar membaca dan menulis.

  • Pengalaman dan interaksi anak di masa-masa awal menentukan perkembangan otaknya

  • Kesadaran literasi itu bertahap, proses belajar yang terus berlangsung

  • Anak-anak belajar membaca dari permianan yang mereka lakukan, dari apa yang dilihat dan didengarnya.

  • Kesuksesan dalam membentuk anak menjadi kutu buku harus dibangun dalam frama perkembangan anak. Artinya, sarana yang disediakan sesuai dengan karakteristik anak seperti buku 3D anak yang sudah dibahas di atas.


Ayah Bunda yang budiman, itulah penjelasan bagaimana buku 3D anak menjadi sarana tepat untuk membuat anak jadi ‘gila’ membaca. Sudah dijelaskan pula alur perkembangan kemampuan linguistik anak. Dengan begitu, Ayah Bunda sudah bisa menentukan, mana yang mendukung atau tidak perkembangan linguistik anak.