Mandira Dian Semesta
Anak Tanpa Gadget, Emang Bisa?
Anak Tanpa Gadget, Emang Bisa? By admin / 01 August 2018

Anak tanpa gadget, gimana caranya? Mungkin Ayah Bunda adalah salah satu orangtua yang putar otak cari cara, bagaimana meminimalisir waktu anak dengan gadget dan menggantinya dengan aktivitas lain.


Banyak orang tua sudah mengerti, setidaknya tahu, bahwa terlalu banyak terpapar gadget itu buruk bagi perkembangan anak. Beberapa waktu lalu, American Academy of Pediatrics mempublikasikan hasil studi yang mengatakan bahwa batas maksimum anak berhadapan dengan layar televisi, laptop, atau gadget lainnya adalah satu jam per hari.


Bahkan ditegaskan di sana, dalam satu jam batas maksimum itu, sebaiknya digunakan anak, ditemani Ayah Bundanya, untuk menonton program berkualitas saja. Setelah satu jam itu, tak ada lagi sentuhan anak dengan gadget. Anak tanpa gadget, ya Idealnya begitu.


Ayah Bunda, lantas, mengapa anak tanpa gadget? Mengapa anak harus seminimal mungkin terpapar oleh perangkat elektronik seperti telepon genggang, laptop, tab, atau televisi? Sederhana, hanya ada dua jawabannya. Pertama karena gadget memberi banyak dampak negatif bagi anak. Kedua, anak harus keluar, berinteraksi dengan kehidupan nyata.


Untuk poin pertama, banyak sekali bukti akan hal ini. Di antaranya, kesempatan membangun ikatan yang lebih erat atau bonding antara orangtua dan anak terkikis karena dipakai untuk bermain smartphone. Gadget membuat mata anak cepat rusak karena paparan radiasinya. Selain itu, masih banyak lagi.


Poin yang kedua ialah bahwa anak harus keluar, berinteraksi dengan kehidupan nyata. Dengan berjalan keluar, melihat realitas, menyaksikan bagaimana seeokor kucing di depan rumah mengeong tampak meminta makan, lalu anak beri sepotong ikan asin. Keluar, melihat bunga yang kekeringan, lalu anak siram. Kedua hal itu tentu tak akan terjadi jika anak menghabiskan banyak waktunya dengan gadget.


Jadi, sekali lagi, mengapa anak tanpa gadget? Sebab anak harus keluar! Berinteraksi dengan dunia sekitar. Dengan begitu, emosi anak terlatih. Mereka memiliki rasa kepedulian, mereka memiliki rasa empati, mereka juga jadi seorang yang peduli. Dengan keluar, berinteraksi dengan teman sebaya, atau dengan orang dewasa, dengan tetangga, kecerdasan sosial, emosi, dan intelektual anak terangsang. Anak harus tahu alam. Harus bersenang-senang bersama alam, bersama dunia nyata.


Bahkan, tentang hal itu, Richard Louv, seorang penulis buku bestseller Last Child in the Woods, mendefinisikan fenomena di mana anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget daripada alam sekitar sebagai ‘nature deficit disorder’.


Selain itu, Catherine Steiner-Adair, Research Associate at Harvard Medical School yang juga menulis The Big Disconnect: Protecting Childhood and Family Relationships in the Digital Age, juga mengungkapkan hal senada. Ia bilang, anak-anak belajar dengan bermain, khususnya di PAUD atau TK. Namun, pastikan mereka belajar dan bermain langsung dari apa yang mereka raba, rasa, lihat, dengar secara nyata (from hands-on engagement in the real world) daripada dari layar ponsel yang mereka sentuh.


Barangkali itulah alasan sederhana mengapa harus ‘anak tanpa gadget’ yang sering luput dari pembahasan, yaitu anak mesti keluar, menyentuh, berbicara, merasakan ‘dunia’!


Ayah Bunda sekalian, cara untuk mewujudkan anak tanpa gadget ini amat banyak. Tinggal bagaimana orangtuanya membuat cara sekreatif mungkin. Misalnya, ajak anak jalan-jala ke taman. Atau ajak anak ke museum, ke perpustakaan, atau ke pasar sekalipun. Bisa juga pertemukan anak dengan anak usia sebayanya. Lalu biarkan mereka berbaur. Pada intinya, aktivitas yang bersifat fisik, membuat anak aktif, itu lebih baik ketimbang duduk berjam-jam, memelototi layar HP.


Selain itu, ada cara lain yang terbukti ampuh, yaitu ajak anak bermain SabaQu. SabaQu akan membius anak, sehingga anak akan gembira dan penuh antusias dalam memainkannya. Kenapa harus SabaQu? Karena dengan tantangan-tantangan asyiknya, sangat bisa membuat anak melupakan gadget. Selain itu, SabaQu bisa menstimulasi anak untuk mengeksplorasi soal-soal di lembar bermain nya. Anak bisa mengembangkan pertanyaan, bahkan menciptakan sendiri soal yang baru. Wow keren! Katakan selamat tinggal pada gadget…


Selamat mencoba, Ayah Bunda!