Mandira Dian Semesta
“Begitu Pemaafnya Rasulullah SAW”
“Begitu Pemaafnya Rasulullah SAW” By admin / 04 April 2018

Nabi Muhammad SAW itu wajib kita jadikan sebagai panutan, karena akhlak nya terpelihara sejak kecil, dan mentalnya telah dipersiapkan untuk menyebarkan pesan-pesan Ilahi. Akhlaknya mengandung nilai-nilai kebaikan universal, yang bisa ditiru dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan akhlak nya yang mulia, mampu membawa bangsa yang awalnya terbelakang, barbar, terbelakang dan terpecah-belah, menjadi bangsa yang maju dalam berbagai bidang; ekonomi, budaya, dan militer. Menjadi tokoh nomor satu, sebagai figur yang paling berpengaruh di dunia, bersama tokoh tokoh besar lainnya dalam rentang sejarah umat manusia.


Kebaikan beliau yang tidak ada tandingannya membuat kebanyakan orang kagum, dan sangat ingin memiliki akhlak terpuji seperti beliau. Salah satu teladan beliau yang patut kita contoh adalah sifat pemaafnya. Sesakit hati apapun beliau diejek maupun dihina orang lain, beliau tetap bisa berlapang dada, dan ikhlas memaafkan orang yang telah menyakitinya, malah balik mendoakannya. Dari 13 jilid Seri Teladan Rasul, ada jilid berjudul pemaaf. Mari simak kisahnya!


Suatu ketika Rasulullah pergi ke Thaif. Di sana, Rasulullah ingin menyebarkan ajaran islam. Di Thaif, Rasulullah menemui para pemuka dari kabilah Tsaqif. Kabilah yang jumlahnya sangat besar. Kemudian, Rasulullah bertemu dengan dua orang wakli dari dari kabilah Tsaqif. Namun, mereka memperlakukan Rasulullah sangat buruk. “Apakah tidak ada orang lain yang lebih pantas dipilih oleh Allah sebagai nabi?” ejek salah satu dari mereka. Malah, keduanya mengolok-olok Rasulullah. Namun, Rasulullah tidak putus asa. Lalu, beliau mencari dua orang lagi selain dari mereka. Tetapi, mereka sama saja. “Keluarlah dari tempat ini ke mana saja kamu suka, asal jangan di sini!” hardik mereka.


Ketika tidak ada harapan lagi, Rasulullah pun pergi meninggalkan Thaif. Namun, diam-diam, dua orang tadi menyuruh para pemuda untuk mengikuti Rasulullah. Mereka mengejek dan melempari Rasulullah hingga terluka. Rasulullah pun mencari tempat yang aman. Kemudian, beliau berdoa kepada Allah dengan hati yang amat sedih. Begitu sedihnya doa Rasulullah sehingga Malaikat Jibril berkata, “Aku bisa menghancurkan kedua gunung di kota itu agar mereka lenyap tertimpa gunung.”


Namun, Rasulullah menjawab, “Tidak usah, wahai Jibril. Aku malah berharap, mudah-mudahan Allah memunculkan orang-orang yang beribadah kepada-Nya dari golongan mereka.”


Subhanallah! Begitu pemaafnya Rasulullah SAW. Semoga dari kisah Rasulullah ini, kita bisa belajar memaafkan orang lain ya. Aamiin


Baca kisah selengkapnya yuk hanya di Seri Teladan Rasulullah. Klik di sini ya untuk informasi produk selengkapnya.