Mandira Dian Semesta
Belajar Hafiz Mudah Ala Sahabat Nabi
Belajar Hafiz Mudah Ala Sahabat Nabi By admin / 10 September 2018

Belajar hafiz mudah atau susah sih? Mungkin itu yang pertama terlintas di pikiran orangtua yang bercita-cita supaya anaknya jadi seorang penghafal Al-Quran.


Bagaimana dengan Ayah Bunda di sini, pasti punya keinginan supaya anaknya jadi hafiz juga kan? Lalu, sudah sejauh mana ikhtiarnya? Nah, untuk menguatkan dan membuka wawasan kita, sebaiknya Ayah Bunda mengetahui bagaimana para sahabat Nabi menghafal Al-Quran. Mungkin, Ayah Bunda juga bisa mengambil nilai prinsip dari proses menghafal Al-Quran para sahabat Nabi ini yang kemudian bisa diterapkan pada anak-anaknya.


Tapi, sebelum bicara bagaimana sahabat Nabi menghafal Al-Quran, Ayah Bunda mesti memahami hal berikut. Di dalam Hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah Saw bersabda; “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengamalkannya.”


Jadi, jangan lupa, selain menghafal, Rasulullah menekankan pada kita untuk mempelajari Al-Quran serta mengamalkannya.


Lantas, dari sebuah hadits, seorang sahabat bernama Abdurrahman as Sulami, ia berkata, “Para pembaca Al-Quran seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dan lain-lain, bercerita kepada kami bahwa mereka belajar dari Rasulullah Saw 10 ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya. Mereka berkata, ‘kami mempelajari Al-Quran, memahaminya, sekaligus mempraktikkannya.”


Dari riwayat tersebut, kita mengetahaui bahwa sahabat Nabi itu belajar Al-Quran tiap 10 ayat. Mereka tidak ingin buru-buru mempelajari dan menghafal dengan cepat-cepat. para sahabat nabi ini belum beranjak ke ayat ke-11 kalau belum selesai mempelajari 10 ayat sebelumnya.


Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan cara Ayah Bunda mendidik anaknya suapaya hafal Al-Quran? Lebih ditekankan pada cepat dan banyaknya hafalan atau pemahaman dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran?


Ayah Bunda sekalian, kita tahu bahwa sahabat Nabi adalah orang-orang yang paling kuat imannya. Pemahaman mereka sejatinya tak akan melenceng karena mereka dekat dengan Rasulullah Saw. Kendati demikian, mereka tidak terburu-buru dalam belajar dan mengahafal Al-Quran. Ini tentu jadi pelajaran berharga buat kita.


Cara sahabat Nabi tersebut sejatinya menjadi isyarat bagi kita bahwa yang ditekankan adalah proses pemahaman dan pengamalannya. Ini memberi pesan bagi Ayah Bunda bahwa yang juga sangat penting dalam membimbing anak dengan belajar hafiz mudah itu adalah pemahaman dan pengamalannya. Jangan sampai terburu-buru untuk mengahafal 1 surat, 1 juz, tetapi pemahaman dan usaha untuk mengamalkannya tidak diperhatikan.


Sederhananya, jika dirangkum, cara sahabat Nabi menghafal Al-Quran adalah dengan menghafal 10 ayat, kemudian mempelajari maknanya (untuk tahap ini, Ayah Bunda bisa menerangkan pada anak dengan berlandaskan pada tafsir yang dibuat oleh ulama terdahulu, ulama salafushshalih), setelah itu membantu anak untuk mengamalkannya. Jangan dulu beranjak ke ayat berikutnya kalau ketiga tahapan ini belum dipenuhi.


Untuk membantu membimbing belajar hafiz mudah dengan cara di atas, Ayah Bunda bisa menggunakan LAQU. Ini adalah seperangkat permainan dan buku yang mengajarkan anak untuk menghafal, mengartikan, dan memahami bahasa Al-Quran.


Contoh, anak akan dikenalkan pada satu kata di dalam Al-Quran. Kemudian mereka diajak untuk mengartikannya. Lalu memahaminya. Setelah itu mempraktikannya. Proses tersebut dikemas dalam sebuah permainan. Jadi, LAQU ini memberikan spirit untuk menghafal Al-Quran sesuai dengan cara sahabat Nabi yang kita bahas di atas.


Proses menghafal Al-Quran sejatinya adalah proses yang panjang. Bahkan bisa memakan waktu hingga anak atau kita tiada. Sebab, pada hakikatnya, belajar hafiz mudah atau menghafal ini adalah proses memahami dan mengamalkan kandungan ayat Al-Quran. Bukan sekadar proses mengingat semata. Belajar hafiz mudah adalah proses meleburkan apa yang hafalkannya ke dalam perilaku sehari-hari.