Reward Thailand MDS, sebagaimana Ayah Bunda tahu, adalah bentuk penghargaan Mandira kepada para book advisor berprestasi. Nah, kalau-kalau suatu saat nanti dapat reward Thailand MDS—aamiin—dan gratisan plesiran ke Negeri Gajah putih tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui, salah satunya makanan.

Sudah menjadi rahasia umum jika Thailand menjadi salah satu destinasi wisata favorit orang-orang Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Negara satu ini punya beberapa tempat atau tujuan wisata unggulan.

Selain itu, satu hal yang menjadi pemikat penduduk dunia untuk bertandang ke Thailand adalah makanannya. Thailand jadi salah satu negara yang punya makanan khas beragam. Dan yang tak kalah populernya adalah keberadaan lapak jalanan atau dikenal dengan istilah street food.

Namun, oleh sebagian masyarakat Indonesia, mungkin Ayah Bunda salah satunya, makanan Thailand itu justru dikenal ekstrim. Siapa sih yang tak tahu sate kalajengking Thailand. Atau sate kecoa, kelelawar, bahkan katanya ada juga sate tikus.

Mendengar itu, Ayah Bunda pasti mengernyitkan dahi kan. Di sana, makanan-makanan seperti itu di jual secara terbuka, di pinggir-pinggir jalan, hingga di restoran. Begitulah budaya di sana. Oleh karena itu, jika Ayah Bunda jalan-jalan ke sana, dengan reward Thailand MDS misalnya, soal makanan ini menjadi salah satu hal yang harus betul-betul diperhatikan. Sebab, misal ada yang jual daging ayam, kita kan tak tahu apakah ayam itu dipotong dengan cara halal atau tidak.

Nah, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa membantu mencari makanan halal di Thailand.

1. Cari pedagang berkerudung

Thailand ini lokasinya cukup dekat dengan Malaysia, dan faktanya cukup banyak juga orang-orang keturunan Malaysia Muslim yang tinggal dan mencari nafkah di Thailand. Nah, di street food di berbagai kota di Thailand, biasanya ada saja penjual makanan yang mengenakan jilbab. Setidaknya, kemungkinan untuk penjualnya menjajakan makanan halal akan lebih besar tinggal tanyakan saja.

2. Coba ucapkan salam

Ya coba ucapkan salam pada penjualnya, Assalamu’aialikum. Sama dengan sebelumnya, cara ini bertujuan untuk ‘mengenal’ dulu penjualnya, sebagai upaya awal untuk melihat kemungkinan penjual tersebut menjual makanan-makanan halal.

3. Lihat! Penjualnya bertato atau tidak

Asumsi sederhananya sih, kalau bertato kemungkinan menjual makanan halalnya lebih kecil dibanding yang tidak. Namun perlu dipahami begini, ketiga cara ini memang bukan cara terbaik yang bisa memastikan, apakah si penjualnya jual makan halal atau tidak. Bisa saja kan yang bertato itu jual makanan halal. Bisa juga yang mengenakan jilbab menjual makanan haram. Dan semua pedagang itu bisa berlatih untuk menjawab Assalamu’alaikum.

Menanyakan apakah makanan yang dijual itu makanan halal adalah cara yang lebih kuat. Jadi, siapapun penjualnya, tanyakan saja kehalalannya. Namun, ini pun belum cukup kuat. Kalau bertanya saja kan bisa saja si penjualnya menjawab halal, padahal ia bohong atau mungkin karena tidak mengerti ukuran halal. (Tapi kalau, sudah sampai bertanya untuk makanan-makanan yang tidak jelas-jelas tergolong haram seperti anjing dan babi, bisa lah kita makan, yakin saja halal!)

Dan cara yang terakhir kiranya mnjadi cara yang paling bisa diandalkan dan paling kuat. Berikut caranya.

4. Cari rumah makan yang bersertifikasi halal

Jadi begini, seiring dengan tumbuh pesatnya jumlah turis muslim yang datang ke sana, Thailand pun mulai lebih serius dalam memperhatikan persoalan makanan bagi wisatawan, atau warga Thailand sendiri, yang hanya mengonsumsi panganan halal.

Beberapa tahun ke belakang, sertifikasi halal begitu masif berkembang di sana. Banyak rumah makan yang mendaftarkan diri ke badan sertifikasi halal di sana. Dan kini, rasanya di setiap sudut kota-kota Thailand, tidak terlalu sulit untuk menemukan rumah makan bersertifikasi halal.

Ayah Bunda yang baik hatinya, itulah 4 cara mencari makanan halal di Thailand. Kalau Ayah Bunda dapat reward Thailand MDS, pegang erat wejangan ini ya! Hihi.

Jikapun tak dapat reward Thailand MDS, ingat, tiap tahunnya ada reward-reward ke luar negeri lainnya. Tahun depan, destinasinya ke Eropa. Ayo, Ayah Bunda dan para book advisor lainnnya, terus kumpulkan poin sebanyak-banyaknya.