Mandira Dian Semesta
Cara Mengatasi Tantrum Dengan Cepat
Cara Mengatasi Tantrum Dengan Cepat By admin / 31 October 2018

Cara mengatasi tantrum sering diabaikan karena dianggap tidak bekerja. Memang, mungkin hasilnya tak akan instan. Begitu anak tantrum, kemudian mengaplikasikan tips-tips cara mengatasi tantrum, anaknya langsung sangat bersahabat. Ya bisa jadi tidak demikian. tapi, dengan terus menerus membiasakan tips-tips atau cara mengatasi tantrum, anak akan terbiasa dan akhirnya terlihatlah bahwa cara atau tips tersebut bekerja dengan optimal.


Begini, Ayah Bunda mungkin tidak bisa menghindarkan tantrum pada anak sepenuhnya, tapi bisa meminimalisir frekuensi dan intensitasnya.


Selama masa kanak-kanaknya, anak-anak secara konstan belajar mengendalikan apa kata hatinya, gerak tubuhnya, dan kebiasaannya. Kadang kala, kemampuan untuk menjaga atau menahan ‘tingkah’ yang dinilai kurang baik itu menyebabkan tantrum.


Sederhananya, begitulah bagaimana tantrum itu timbul pada anak. Dan seperti yang sudah dikatakan, ketika tantrum terjadi, Ayah Bunda tak bisa sepenuhnya mencegah atau menghindarkannya. Yang bisa Ayah Bunda usahakan adalah meminimalisir frekuensi dan intensitasnya.


Nah, berikut adalah beberapa cara mengatasi tantrum dengan cepat.



  1. Longgarkan ‘aturan’ Ayah Bunda. Pastikan bahwa anak memiliki kebebasan ruang dan waktu untuk bermain tanpa khawatir menimbulkan kekacauan atau disuruh berhenti bermain. Simpan ‘larangan’ Ayah Bunda hanya untuk hal-hal yang sangat penting. Gunakan itu hanya jika memang sangat dibutuhkan, hanya di saat jika Ayah Bunda tak melarang, anak akan terkena bahaya yang sungguh.

  2. Tetap tenang. Ketika anak tengah mengalami tantrum, mereka pasti berusaha membuat Ayah Bunda tetap dalam ‘kontrol’ mereka. Cukup awasi supaya anak tetap jauh dari hal-hal yang membahayakannya. Pindahkan mereka dari sumber kemarahannya dan berikan ia pilihan alternatif.

  3. Alihkan perhatian mereka. Maksudnya begini. Sebelum tantrum pada anak mencapai full throttle, alihkan, ubah dan ‘rusak’ perhatian atau pikirannya dengan hal-hal yang menarik, yang diminati oleh anak.

  4. Coba melawak! Coba redakan tantrum anak dengan berguyon, bermain-main, buat mereka tertawa. Tapi Ayah Bunda harus hati-hati, jangan sampai anak sadar bahwa guyonan atau lelucon yang Ayah Bunda buat itu bukan untuk menghibur mereka.

  5. Bantu pecahkan rasa frustasinya. Jika anak kesulitan sampai frustasi menalikan tali sepatu, bantu ia dan ajarkan bagaimana menalikan tali sepatu yang baik, jangan sampai rasa frustasinya itu menjadi-jadi. Kata-kata yang positif sangat penting ketika melakukan ini.

  6. Jangan beri anak tuntutan. Tuntutan itu hadir biasanya karena Ayah Bunda ingin ‘menyeragamkan’ anaknya dengan anak-anak di masyarakatnya. Seperti bilang ‘tuh seperti dia, seperti mereka, anak-anak yang lain juga..’ atau bisa juga karena anaknya sendiri yang menuntut ingin seperti teman-temannya. Abaikan apa yang orang lain katakan. Fokuslah pada anak Ayah Bunda sendiri. Ketika tantrum melanda, katakan dengan bersahabat padanya ‘kamu tidak akan dapat yang kamu inginkan dengan menangis atau menendang-nendang. Jika kamu berhenti dan tenang, kita bisa bicarakan tentang itu’.

  7. Ambil waktu dan coba meninggalkannya sebentar. Jika Ayah Bunda takut tak bisa mengontrol anaknya, coba menjauh darinya dan berhitung dari satu sampai sepuluh. Pastikan saja ia tak membahayakan dirinya atau yang lainnya. Jangan meninggalkannya begitu saja. ini akan membuat anak yang sudah lepas kontrol itu menjadi semakin ketakutan. Cukup katakan, ‘Bunda atau Ayah marah banget, jadi harus menjauh sebentar sampai Ayah/ Bunda tenang’.

  8. Diskusikan tentang tantrum pada anak. Jadi, setelah anak tenang dan berhenti menangis atau berteriak-teriak sambil tendang-tendang, bicarakan apa yang membuatnya begitu marah. Tapi jangan pakai nada menyalahkan. Justru, harus ditunjukkan rasa sayang dengan pelukan hangat.

  9. Cara mengatasi tantrum yang terakhir adalah Jangan terlalu ambil hati ketika anak dilanda tantrum. Jangan buat diri merasa bersalah atau lepas kontrol karena anaknya. Meskipun misal mereka bilang, ‘I hate you’, yang mana dapat melukai hati Ayah Bunda, penting bagi orangtua untuk berpikir bahwa itu tidak langsung diajukan pada Ayah Bunda, mereka hanya sedang frustasi, dan ke situlah ujaran tersebut sebetulnya diarahkan. Jadi, jangan terlalu ambil hati.