Mandira Dian Semesta
Ingin Jadi Hafiz Cepat? Hati-hati Dengan Hal-hal Berikut Ini!
Ingin Jadi Hafiz Cepat? Hati-hati Dengan Hal-hal Berikut Ini! By admin / 12 September 2018

Hafiz cepat itu istilah untuk penghafal Al-Quran yang bisa menghafal banyak ayat, banyak surat, hingga berjuz-juz dengan cepat. Memang bisa? bisa kok! Bagaimana caranya? Ya mengahafal! Hihi. InsyaAllah, kalau Allah sudah takdirkan, ya jadi deh.


Sebelumnya, Ayah Bunda mesti ingat satu hal yang tak kalah penting saat membimbing putra putrinya jadi seorang hafiz cepat, yakni membimbingnya untuk memahami, mempelajari, dan mengamalkan kandungan isi Al-Quran.


Nah, kalau ingin anaknya jadi hafiz cepat, atau barangkali Ayah Bundanya sendiri yang ingin jadi hafiz cepat, ada beberapa hal yang umumnya menghambat proses tersebut. Ini sudah sepatutnya menjadi perhatian Ayah Bunda sekalian. Nah, apakah hal-hal yang menghambat itu, berikut selengkapnya.



  1. Kurang fokus


Dalam proses menjadi hafiz cepat, fokus ini ada dua macamnya. Pertama, fokus saat sedang menghafal. Kedua, fokus pada proses panjang menjadi seorang penghafal Al-Quran.


Yang pertama, kurang fokus saat menghafal membuat apa yang sedang dibaca, diulang, dan dihafalkannya itu sulit masuk ke kepala, sukar diingat. Justru mudah lupa. Sedangkan yang kedua, kurang fokus pada proses panjang menjadi seorang hafiz cepat, ini persoalan istiqomah atau konsistensi. karena kurang fokus, menghafal pun jadi semaunya, murajaah pun tidak disiplin.



  1. Putus asa


Pada umumnya, tak ada capaian tanpa pengorbanan. Apalagi untuk sesuatu yang baik, pasti sulit, pasti banyak godaan. Tantangan itulah yang bisa menimbullkan keputus asaan. Hal ini mesti disadari oleh para penghafal Al-Quran. Dengan menyadari bahwa menjadi hafiz cepat itu bukan perkara mudah, setidaknya ia bisa mewaspadai dirinya dari putus asa.



  1. Kebiasaan menunda


Sepertinya, kebiasaan menunda ini sudah jadi musuh bersama di dalam hal apapun. Tidak terkeculai bagi para penghafal Al-Quran.


Sejak baru niat memulai saja, godaan menunda ini sudah datang. Ah nanti saja, sekarang masih muda. Ah nanti saja, mulai menghafalnya. Ah besok saja mulai menghafalnya. Besoknya, ah lusa saja. akhirnya tidak mulai-mulai menghafal. Biasanya begitulah yang keluar dari mulut orang-orang yang suka menunda.


Ayah Bunda, pastikan bahwa putra putrinya sudah dibimbing untuk disiplin, untuk melakukan apa yang bisa dilakukan tanpa menunda, dan melakukan sesuatu yang sudah direncanakan. Bersamai mereka saat mereka menghafal. Ingatkan mereka jika mereka hendak menunda. Naikkan mood mereka jika sedang malas


Nah, untuk hal ini, urusan menaikkan mood saat sedang malas menghafal, Ayah Bunda bisa gunakan permainan seperti LAQU (Learning Arabic for Quranic Understanding).



Permainan ini sangat menarik, sebab bukan hanya seru, materinya atau isi permainannya sebetulnya hafalan Al-Quran. Jadi ini cara yang sangat efektif untuk menemani anak dalam usahanya menjadi hafiz cepat.



  1. Kelelahan


Hal berikutnya yang mesti diwaspadai dalam proses menghafal Al-Quran adalah kelelahan, baik itu kelelahan fisik, maupun kelelahan fikiran.


Untuk anak, cara terbaiknya adalah buat schedule yang matang. Anak kan sekolah, pasti pikirannya juga lelah setelahnya. Solusinya, Ayah Bunda harus membuat jadwal guna menyeimbangkan antara waktu istirahat, waktu bermain, dan waktu belajar. Jangan samapi, baru pulang sekolah, sudah langsung harus menghafal.



  1. Emosi


Iman pun disebutkan turun naik. Tapi ini bukan jadi alasan untuk tidak menjaga iman kita supaya terus meningkat. Jangan disalah artikan, lho! Nah, emosi pun turun naik. Kadang semangat, kadang malas, kadang begini, kadang begitu.


Untuk menjadi seorang hafiz cepat, soal emosi ini cukup krusial. Sebab ini berkaitan dengan konsistensi atau istiqamah. Terlebih untuk anak, manajemen atau pengelolaan emosi itu satu hal yang wajib Ayah Bunda perhatikan. Banyak cara yang bisa membuat emosi anak tetap terjaga dala proses panjang menghafal. Salah satunya dengan main LAQU tadi.


Itulah lima hal yang mesti Ayah Bunda perhatikan saat sedang berusaha menjadi hafiz cepat ataupun saat membimbing anaknya menjadi penghafal Al-Quran. Jangan sampai kita semua terperdaya oleh kelima hal tersebut. Sebaliknya, dengan mengetahui sekaligus menyadari kelima hal ini, kita bisa lebih waspada untuk mengantisipasinya.