Cara melatih anak makan sendiri itu gampang-gapang susah. Begitulah yang dirasakan oleh Bunda Rina. Di pelataran rumahnya, Sabtu (11/8) lalu, ia menceritakan perjuangannya membuat Putri Aini, anaknya yang belum genap dua tahun, mau dan bisa makan sendiri.
“Susah banget sih. susah memulainya. Kita kan enggak bisa kasih piring ke anak, terus bilang ‘nih makan!’ Enggak bisa gitu! Jadi bingung, duh gimana cara mulainya biar dia makan sendiri,” aku Bunda Rina.
Kondisi berubah setelah Bunda Rina beli buku Halo Balita. Awalnya Bunda Rina berselancar di internet, mencari tips trik cara melatih anak makan sendiri. Akhirnya, dia klik satu link yang mengarahkan ke situs buku Halo Balita. Kemudian ia baca semuanya hingga ia tahu bahwa salah satu jilid di buku itu berjudul aku bisa makan sendiri.
“Bukan tentang yang makan sendiri aja, bukunya banyak banget, lengkap. Tema-temanya juga pas banget buat anakku. Tentang keterampilan dasar, tentang nilai-nilai gitu, bagus lah pokoknya,” katanya.
Akhirnya, imbuh Bunda Rina, dibelilah seri buku Halo Balita tersebut. Setelah itu, di rumah, setiap hari, ia membacakan jilid buku Aku Bisa Makan Sendiri. Ia juga menyebut bahwa Putri, anaknya, suka dengan bukunya.
“Anakku tuh kalau lagi aku bacain, dia pegang-pegang bukunya, ngeraba ngikutin warna di gambarnya, terus bolak-balik halaman. Tapi, karena aku nyeritainnya ekspresif, terus aku tunjuk-tunjuk gambar yang lagi aku ceritain, anakku jadinya diem, ngikutin jariku, merhatiin aku bercerita,” kisah Bunda Rina.
Sayang, di awal-awal baca buku itu, katanya, anaknya itu tak langsung mau makan sendiri. Tapi, Bunda Rina mengatakan bahwa dengan semakin seringnya si anak lihat dan mendengar cerita di buku Halo Balita itu, dia akhirnya lambat laun mulai mau dan bisa makan sendiri.
“Biasanya aku barengin dia makan, ‘Ayo, dek, kayak yang dibuku, kan makan sendiri, kalau perlahan-lahan pasti bisa, pegang sendoknya, ayo masukin ke mulut, nyam nyam nyam’ gitu deh kurang lebih. Jadi aku arahkan dia. Arahannya itu realated ke cerita di buku Halo Balita. Mungkin kan, anakku juga kebayang giaman makan sendiri. ngeliat sendok, piring, makanan, sama seperti apa yang ada di gambar Halo Balita itu,” kata Bunda Rina sambil sesekali tertawa.
Akhirnya, Putri pun bisa dan mau makan sendiri. “Bahkan dia mulai belajar tidur sendiri juga. Pokoknya, topik-topik di buku Halo Balita itu aku praktekin bareng anakku. Jadinya seru banget! Aku enggak nyangka, ih kan yang beginian itu kebayangnya bakal susah, ribet. Tapi ternyata seru banget.”
“Kalau aku mikirnya begini. Dunia anak itu dunia main. Nah, buatlah segala sesuatu itu jadi permainan buat anak. Makan pun, biarin anak memandangnya sebagai permainan. Dia (sambil menunjuk ke arah Putri) kan suka mainin makanannya, dikocekin lah, apa lah. Tapi enggak apa-apa. Jadi pokoknya, apapun aktivitasnya, lakukan itu seperti bermain” pungkasnya.
Nah, itulah sepotong kisah dari Bunda Rina tentang cara melatih anak makan sendiri. Ayah Bunda, kalau anaknya masih enggak mau makan sendiri atau masih takut tidur sendiri, coba deh ikutin jejaknya Bunda Rina. InsyaAllah, tidak ada ikhtiar yang tidak bermanfaat.
Oh ya, sedari tadi kita nyimak cerita tentang cara melatih anak makan sendiri. Tapi, Ayah Bunda sendiri sudah tahu belum, mengapa makan sendiri penting bagi anak? Nih, simak penjelasan psikiater anak, Dr Tjhin Wiguna, SpKJ.
Dilansir dari laman detik.com, Dr Wiguna mengatakan bahwa dengan makan sendiri, anak akan terstimulasi gerakan motorik halusnya. Sementara jika disuapi, maka anak akan kehilangan manfaat tersebut.
“Padahal anak butuh interaksi, butuh bisa saling komunikasi, karena menurutku, makan itu tidak sematamata makan doang lho,” katanya.
Dr Wiguna juga memaparkan bahwa belajar makan sendiri (self-feeding) mesti dilatih sedini mungkin supaya anak menjadi aktif dalam berbagai hal kelak. Jadi, sejak anak sudah bisa menggenggam sesuatu, sebaiknya Ayah Bunda melatihnya makan sendiri agar jari-jarinya terstimulasi.
“Semakin dia belajar untuk pegang sendiri, lama-lama otot-otot motorik halusnya atau otot-otot kecilnya ini jadi kuat. Saat dia lebih besar lagi, kita merangsang dia self-feeding pakai sendok garpu sesuai dengan ukurannya. Lama-lama dia makin terampil, berarti semakin kuat lagi,” papar Dr Wiguna.
Dari penjelasan Dr Wiguna di atas, maka tidak terbantahkan betapa pentingnya aktivitas makan sendiri bagi anak. Lengkap sudah, selain sudah tahu bagaimana cara melatih anak makan sendiri, Ayah Bunda juga sekarang sudah tahu manfaat dari makan sendiri bagi anak.