Mandira Dian Semesta
Jangan Kaget! Ini Perbedaan Buku Cerita Anak Indonesia, Jepang, dan Amerika
Jangan Kaget! Ini Perbedaan Buku Cerita Anak Indonesia, Jepang, dan Amerika By admin / 26 June 2019

Buku cerita anak di tiap negara tuh beda-beda kan. Kira-kira, itu jadi penyebab perbedaan karakteristik orang-orangnya enggak sih? Nah, kita ngomongin ini ya.


Ayah Bunda sering heran gak, kenapa orang Jepang lebih disiplin dibanding orang Indonesia (data Programme for International Student Assessment; dari 65 negara, Jepang nomor satu dalam hal kedisiplinan murid di sekolah. Indonesia ke-19).


Atau, kenapa orang Amerika bisa membuat negaranya lebih maju dibanding Indonesia (Contohnya dalam hal teknologi deh, orang Amerika bisa bikin Facebook dan perusahaan teknologi lain yang menguasai dunia)?


Bisa jadi, akarnya fakta di atas tuh berangkat dari berbedanya buku cerita yang dibaca orang Indonesia, Jepang, dan Amerika sewaktu kecil.


Ada kemungkinannya. Seperti apa orang Indonesia, orang Jepang, dan orang Amerika sekarang itu tergantung pada buku cerita yang dibacanya waktu kecil, yang kemudian mengendap menjadi karakteristik mereka.


Suprawati, peneliti Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Department of Psychology, College of the Holy Cross Worcester, MA, USA, membuat sebuah riset yang sangat menarik.


Perbedaan Buku Cerita Anak di Tiga Negara 


Bersama Florencia K. Anggoro dan Danuta Bukatko, Suprawati meneliti perbedaan antara buku cerita anak dari Indonesia, Jepang, dan Amerika.


Suprawati membandingkan isi buku cerita anak di tiga negara itu tersebut. Ia menggali seberapa banyak rata-rata tantangan (challenge event) yang ada, sumber tantangannya dari mana, dan bagaimana si protagonis atau si lakon utama menyelesaikan masalah, melewati tantangan tersebut.


Hasilnya, ternyata, buku cerita anak Jepang dan Amerika itu punya lebih banyak chllange event dibanding buku cerita anak Indonesia.


Nah, dari data tersebut, Suprawati menganalisis begini; ini menunjukkan bahwa anak Indonesia menerima lebih sedikit  pelajaran dari bagaimana tokoh dalam ceritanya menyelesaikan masalah dan melewati segala macam tantangan dibanding anak Jepang dan anak Amerika.


Temuan menarik lainnya adalah tentang tipe sumber tantangan. didalam riset berjudul ‘“I think I can”: achievement-oriented themes in storybooks from Indonesia, Japan, and the United States’ ini tertulis kurang lebih begini;


Internal challenge events (tantangan yang bersumber dari diri si tokoh) dalam buku cerita anak Amerika dan Jepang itu lebih banyak dibanding yang ada di buku cerita anak Indonesia.


Sayang, Suprawati tak menganalisis detail soal data tersebut. Tapi, kayaknya Ayah Bunda bisa menganalisis atau menerka pesan tersirat dari temuan tersebut.


Kasarnya, kira-kira begini lah, 'dalam mengahadapi tantangan, kebanyakan orang Indonesia melihat sumber masalah itu ada pada di luar dirinya. Alih-alih berintrospeksi melihat ke dalam diri, kita malah lebih banyak nyalahin orang lah, nyalahin benda lain lah, ini lah itu lah. Hehe. Mungkin'.


Apa yang Harus Kita Lakukan


Enggak sih, Bund. Bukan maksudnya buat merasa diri inferior. Tapi, dengan kelemahan diri seperti di atas, semoga kita bisa memperbaikinya. Riset Suprawati ini semoga bisa jadi cambuk buat kita untuk jadi lebih baik dan jadi catatan apa-apa yang mesti kita benahi.


Oh ya, yang jadi objek teliti Suprawati dalam penelitiannya ini adalah 60 buku cerita anak dari masing-masing negara.


Terakhir, satu hal yang tak kalah penting, syukurnya, di Indonesia, kini, sudah tersedia banyak buku cerita anak yang lebih baik dibanding buku yang jadi objek teliti Suprawati.


Contohnya, Nabiku Idolaku Balita. Buku yang akrab disapa NBI Balita ini dibuat tidak sembarangan, Berangkat dari data dan riset mendalam bagaimana buku cerita berdampak pada anak, NBI Balita menghadirkan kisah para Nabi dengan nilai dan pesan moral yang diharapkan bakal mengakar menjadi karakteristik anak.


Semoga, hadirnya buku cerita anak macam NBI Balita dan buku-buku Mandira lainnya, anak-anak Indonesia bisa tumbuh menjadi pribadi muslim yang unggul, tangguh, terdepan, dan yang baik-baik lah pokoknya.