Mandira Dian Semesta
Kata Pakar: Tips Menghindari Bahaya Gadget Buat Anak
Kata Pakar: Tips Menghindari Bahaya Gadget Buat Anak By admin / 18 October 2018

Bahaya gadget buat anak itu ada banyak sekali lho, Bund! Semuanya terbukti, bukan sekadar dugaan, sesuai dengan penelitian-penelitian yang dilakukan para peneliti di seluruh dunia.


Yang paling banyak menyita perhatian para peneliti adalah bagaimana gadget atau teknologi merusak kemampuan fokus anak.


Nah, Ayah Bunda kalau baca penelitian-penelitian tentang bagaimana gadget merusak kemampuan fokus anak, rasanya ingin mengelus dada terus sambli mengerenyitkan dahi seraya bilang, ‘ih amit-amit’.


Ayah Bunda bisa bayangkan sendiri, kemampuan fokus merupakan jalan masuk untuk berpikir. Tanpa kemampuan fokus yang baik, maka aspek-aspek yang beririsan seperti pikiran, persepsi, memori, bahasa, belajar, kereativitas, logika, problem solving, dan ketajaman membuat keputusan pun turut memburuk. Padahal, keterampilan anak untuk belajar fokus secara efektif dan konsisten menjadi fondasi untuk hampir semua aspek perkembangannya.


Selain itu, masih banyak lagi dampak negatif gadget untuk anak. Dan dampak buruk gadget lainnya yang banyak dibahas dalam jurnal internasional adalah bahwa gadget membuat tingkat obesitas pada anak lebih tinggi.


Kendati demikian, gadget sebetulnya tidak sepenuhnya berbahaya untuk anak. Dengan catatan, penggunaan gadet oleh anaknya harus tepat. Mulai dari segi durasi hingga apa yang dilakukan anak pada gadgetnya, semua harus dilakukan dengan betul.


Jim Taylor, Ph.D, psikolog kenamaan dari University of San Fransisco menyebutnya begini; teknolgi tidak membuat anak menjadi bodoh, tapi mungkin membuatnya menjadi berbeda. Lantas, guna menghindarkan bahaya gadget buat anak dan mendapatkan manfaatnya, ia berkesimpulan bahwa terlalu banyak screen time (bermain gadget) dan minimnya ativitas lain seperti membaca main hands on play  itu tidak baik. Semua mesti seimbang, sesuai dengan porsinya. Penentuan durasi penggunaan gadget oleh anak itu bukan tanpa alasan.


Lebih lengkapnya, bagaimana menghindari bahaya gadget buat anak dan sebaliknya, bisa mengoptimalkan manfaatnya.


Dr. Jane M. Healy, neuropsychologily sekaligus penulis buku perkembangan anak ‘Endangered Minds: Why Children Don’t Think and What We Can Do About It”. memberikan tipsnya sebagai berikut.


Pertama, Dr. Jane menyarankan agar gadget tidak bertindak seperti babysitter untuk anak. Jangan buat kebiasaan bahwa ketika anak merengek, maka yang bisa meredakan rengekannya itu adalah gadget. Jangan beri peluang untuk anak secara otomatis bahwa ketika bosan, maka gadget adalah jawabannya.


Pastikan bahwa anak-anak, sejak usia dini, mendapatkan cukup pengalaman belajar ‘hands-on’ permainan dan berinteraksi dengan orang secara langsung, tidak diperantarai medium seperti telepon, videocall dan sejenisnya.


Di masa perkembangan mentalnya, menyeimbangkan penggunaan gadget dengan quality time yang digunakan di dunia nyata sangatlah esensial bagi anak. Supaya, anak tersebut tumbuh menjadi orang dewasa yang well-balanced. Begitu Dr. Jane menyebutnya.


Jadi sebetulnya, Dr. Jane menegaskan, menyeimbangkan bukan berarti menyarankan anak supaya tidak belajar tentang teknologi. Sebab, menghindarkan anak sepenuhnya dari gadget dapat akan mengurangi kesempatan mereka untuk sukses di era modern ini. Menyeimbangkan itu praktisnya mengatur penggunaan gadget sesuai durasi yang sudah ditentukan.


Dr. Jane juga menjelaskan bahwa banyak aplikasi yang berdampak baik bagi anak, dan katanya, kita pun tak bisa menafikan bahwa trend perkembangan teknologi di setiap sektor kehidupan itu terus tumbuh dengan pesat.


Fitur augmented reality yang tersedia di dalam paket FUNtastatic Learning with Nabil & Naura sangat merepresentasikan apa yang Dr. Jane paparkan. Teknologi augmented reality pada paket permainan yang ditawarkan oleh Mandira ini berisi konten edukasi kreatif yang memadukan antara bermain gadget dengan permainan ‘hands-on’.Kita semua pasti faham, Ayah Bunda tengah menghadapi ketakutan yang akut sebab pasti di kehidupan nyata, sulit sekali untuk menghindarkan anak dari bersentuhan dengan gadget. Maka, paparan rasional dan ilmiah Dr. Jane di atas mengenai bagaimana menghindari bahaya gadget buat anak kiranya bisa memberikan optimisme. Ketika ‘hubungan’ anak dengan gadget berada dalam track atau koridor yang tepat, alih-alih berdampak sisi negatif, anak-anak justru mendapatkan manfaat dari gadget yang dimainkannya.



To the point saja, apa yang dungkapkan Dr. Jane dengan balancing gadget and quality time di kehidupan nyata itu adalah sesederhana menyuguhkan fitur augmented reality FUNtastic Learning dalam gadget yang dimainkan anak. Dengan demikian, Ayah Bunda sudah satu langkah lebih maju dalam menghindarkan bahaya gadget buat anak.