Mandira Dian Semesta
Kecerdasan Sosial Anak: Bagaimana Masa Kecil Memprediksi Seberapa Bahagia Anak di Usia Dewasanya
Kecerdasan Sosial Anak: Bagaimana Masa Kecil Memprediksi Seberapa Bahagia Anak di Usia Dewasanya By admin / 12 October 2018

Kecerdasan sosial anak—Di dalam buku ‘Destined for Happiness: Does Childhood Predict Adult Life Satisfaction?’ terdapat sebuah penelitian menarik yang membahas tentang ini. Fokus pertanyaan penelitian tersebut begini, bagaimana pembawaan masa kecil, karakter parenting, dan status sosial ekonomi keluarga memprediksi seberapa bahagia seseorang di usia dewasanya.


Para peneliti menguji sekelompok orang di negara-negara persemakmuran Inggris yang lahir di tahun 1958. Mereka lantas diuji dengan pertanyaan seberapa bahagia di usia dewasa mereka (rentang usia dewasa yang dimaksud adalah 33,42,46, dan 50 tahun).


Hasilnya, tak lebih dari 1,2% karakter anak dan keuarga berpengaruh terhadap kebahagiaan di usia dewasanya.  Kehidupan anak di usia 1, 11, dan 16 tahun memiliki persentase, secara berurutan, 2,8%, 4,3%, dan 6,8% dalam menentukan kebahagiaannya kelak.


Sementara itu, kelas sosial ekonomi, pendidikan orangtua, pendapatan dan pekerjaan orangtua sama sekali tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan anak di usia dewasanya.


Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa hal-hal non konitif seperti kecerdasan sosial dan kepribadian adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kebahagiaan anak di masa mendatang.


Secara keseluruhan, hasilya menunjukkan rata-rata kebahagiaan orang dewasa tidak secara kuat bisa diprediksi dari masa kecil dan karakteristik keluarga di bawah usia 16 tahun si anak. Hal ini menunjukkan secara implisit bahwa peluang seseorang untuk bahagia di usia dewasanya itu sama. Sekurang-kurangnya untuk orang-orang yang lahir di tahun 1958-an, sebagaimana sample yang diujikan dalam penelitan tersebut. Hihi.


Ayah Bunda yang baik hatinya, paaran di atas itu sejatinya ingin menunjukkan bahwa secara ilmiah, peluang anak untuk sukses dan bahagia itu terbuka sangat lebar. Tidak tergantung pada kondisi keluarganya. Biarpun, misal, Ayah Bundanya tak tamat SMA, peluang kebahagiaan dan kesuksesan anaknya itu sama dengan anak-anak yang orangtunya bergelar sarjana.


Sebaliknya, apa yang harus Ayah Bunda lakukan adalah sebisa mungkin membuat diri bahagia dan berupaya mendorong anaknya untuk lebih bahagia serta menanamkan mental sukses padanya. Bagaimana caranya? Asah terus kecerdasan sosial anak!


Kecerdasan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi yang bisa diidentifikasi dari kematangannya memahami orang lain. Kecerdasan sosial anak ini menjadi modal penting untuk kehidupannya di masa depan. Kebahagiaan di usia dewasanya dipengaruhi cukup besar oleh kecerdasan sosialnya.


Begini, ketidakbahagiaan umumnya disebkan oleh tekanan. Sumber tekanan sendiri bisa dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Nah, kecerdasan sosial yang kerap berjalan seiringan dengan kecerdasan emosi ini mampu menjadi penghalau tekan-tekanan tersebut. Kecerdasan sosial justru menempatkan posisi manusia sebagai makhluk sosial dalam suasana-suasanya positif yan berimbas pada rasa bahagianya.


Oleh sebab itu, tidak bisa dielak bahwa kecerdasan sosial anak itu sagat penting. Untuk merangsangnya, Ayah Bunda bisa memulainya dengan cara yang sangat sederhana seperti melibatkannya dalam kumpulan keluarga, tetangga, dan lain sebagainya.


Sarana-sarana pendukung lainnya pun, seperti buku, mesti Ayah Bunda perhitungkan. Pasalnya, interaksi sosial itu lahir dari motivasi. Dan motivasi tersebut hadir berdasarkan referensi. Di sinilah kemudian Ayah Bisa memperkenalkan atau menunjukkannya pada praktik-praktik yang ampu mengasah kecerdasan sosial anak.


Seri buku Halo Balita memahami hal tersebut. Tak heran di dalamnya terkandung materi-materi yang secara tidak disadari memberi gambaran pada anak tentang bagaimana menjadi seseorang yang berada di tengah masyarakat, bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, bagaimana caranya bahagia dan membahagiakan.


Hal –hal seperti itu lah yang menjadi dampak nyata dari seri Halo Balita tersebut. Pada gilirannya, referensi yang dimilikinya bertambah, pengalaman yang ia alami juga bertambah, dan kebahagiaan pun insyaAllah mengalir terus di dalam hidupnya sejak kecil hingga ia dewasa kelak.