![[KONSULTASI] Gimana Cara Paling Bagus Ngelatih Kecerdasan Sosial Anak?](/inc/img/mds/news/sosial.jpg)
Kecerdasan sosial anak. Itu topik yang ditanyakan seorang Bunda di Bandung, pembaca setia mandira.id.
Pertanyaan:
Gimana cara paling bagus ngelatih kecerdasan sosial anak?
(dari Neneng Khadijah di Bandung)
Jawaban:
Dikutip dari sebuah buku yang ditulis oleh Dr. Daniel Goleman, Social Intelligence: The New Science of Human Relationship, kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk secara sukses membangun hubungan dengan lingkungan sosial.
Di masyarakat, pada umumnya, kecerdasan intelektual dipandang lebih penting dibanding kecerdasan lainnya. Sebaliknya, di dalam buku itu disebutkan bahwa kecerdasan sosial justru lebih berperan dalam kesuksesan atau keberlangsungan hidup seseorang. Sekurang-kurangnya ada tiga hal mengapa bisa begitu.
Pertama, kecerdasan sosial bisa membuat seseorang terhindar dari kesendirian dan renggangnya hubungan dengan lingkungan sekitar. Sebagaimana diketahui, kesendirian atau kesepian merupakan sumber utama penyebab stres, masalah kesehatan, dan depresi.
Kedua, sebagai makhluk sosial, manusia tentu tak bisa lepas dari lingkungan sosialnya. Nah, kecerdasan sosial ini berefek pada kemampuan seseorang menciptakan hubungan baik dengan teman, kolega, keluarga, tetangga, rekan kerja, dan lainnya.
Terakhir, yang ketiga, kecerdasan sosial yang berdampak pada terciptanya hubungan erat dengan lingkungan sekitar mampu meningkatkan sistim imunitas seseorang dari serangan penyakit. Untuk penyakit di sini, mungkin lebih pada masalah kejiwaan.
Sekarang, lebih spesifik lagi, kita akan bicara soal kecerdasan sosial anak.
Ayah Bunda sekalian, dari sekian banyak keahlian yang kita ajarkan kepada anak, kecerdasan sosial bisa dibilang sebagai aspek terpenting dan paling esensial yang berpengaruh terahadap masa depan anak. Hal tersebut cukup beralasan jika melihat ketiga aspek yang sudah dijelaskan di atas.
Lalu, bagaimana cara membangun fondasi kecerdasan sosial anak. Berikut adalah 4 cara terbaik yang bisa Ayah Bunda aplikasikan di rumah.
- Berkomunikasi dengan Anak
Jangan menunggu hingga anak mengatakan sesuatu. Ayah Bunda usahakan untuk sesering mungkin berkomunikasi dengan mereka. Lakukan komunikasi 2 arah, person to person. Bahkan dengan anak yang baru lahir atau belum bisa bicara sekalipun.
Bicaralah dengan penuh rasa hormat. Bukan berarti karena orang tua lantas bicara seenaknya. Percayalah, anak-anak itu belajar berbahasa, berkomunikasi, dari cara bagaimana orang tuanya melakukan itu.
Dengarlah dengan baik apa yang diekspresikan anak. Sejatinya, mendengar dengan baik membuat Ayah Bunda berbicara dengan baik pula. Inilah tahap awal untuk mendorong kecerdasan sosial anak, yakni berkomunikasi dengan baik.
- Jadilah Contoh Terbaik
Dalam bersosialisasi, Ayah Bunda berusahalah untuk jadi yang terbaik. Yang terbaik itu yang jujur, sopan, terbuka, atau bertanggung jawab. Ketika berbicara dengan anak, jangan merasa keberatan untuk bilang, “maaf, Ayah sudah melakukan kesalahan,” atau, “maaf, ini salah Bunda, seharusnya Bunda bla bla bla.”
Saat Ayah Bunda tengah mengobrol dengan siapapun di hadapan anak, jangan pernah menunjukkan sikap memotong pembicaraan, jadilah pendengar yang baik. Lalu, jika kita tengah bertentangan dengan lawan bicara, tunjukkanlah pada anak bagaimana menyelesaikan sebuah ketidaksepakatan dengan cara yang sopan, baik, jujur dan tidak merugikan siapapun.
- Keep It Real!
Maksudnya begini. Always be authentic with good manner! Tunjukkan bagaimana Ayah Bunda selalu menjadi diri sendiri. jika mendapatkan sesuatu yang tak disukai, coba ungkapkan itu dengan baik, sopan. Sebaliknya, jika Ayah Bunda mendapai sesuatu yang apresiatif, maka expresikanlah apresiasi itu. Jangan pernah memanipulasi diri. Biarkan anak mencontoh ini! Kecerdasan sosial anak atau siapapun timbul setelah mereka selesai dengan dirinya sendiri, setelah mereka cerdas dalam mengelola diri sendiri.
- Buka Ruang Selebar-lebarnya untuk Praktik, Praktik, dan Praktik
Seluk beluk dalam berinteraksi akan dikusai setelah anak melakakan banyak latihan. Bawa anak pada lingkungan sosial seluas-luasnya. Bisa di sekolah, dipertemukan dengan anak-anak teman Ayah Bunda, di lingkungan keluarga yang lebih besar, atau dengan tetangga.
Berbagai lingkungan sosial tentu menghadirkan tantangan interaksi sosial yang beragam bagi anak. Biarkan mereka belajar. Semakin Ayah Bunda percaya bahwa mereka bisa menyelesaikan tantangan-tantangan sosial tersebut, semakin berkembang pula kecerdasan sosial anak.
Itulah empat tips untuk melatih kecerdasan sosial anak.
Ayah Bunda juga harus tahu, yang tak kalah krusial untuk dilakukan adalah membekali pengetahuan anak tentang konsep-konsep atau nilai-nilai dalam berinteraksi itu sendiri.
Begini, dalam membangun kecerdasan sosial anak, salah satu yang dilatih adalah cara berinteraksi. Dalam melatih berinteraksi itu lantas kita mengajarkan sopan, jujur, berani, bertanggug jawab, dan nilai-nilai etika lainnya. Nah, itu dia maksudnya. Isi juga otak anak dengan pemahaman-pemahaman akan hal tersebut.
Sebagai saran, cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan memperkenalkan anak pada konsep nilai etika menggunakan cerita. Kita tahu, cerita itu pas banget dengan usia anak. Selain itu, cerita juga membuat pesan-pesan di dalamnya sangat mudah ditangkap oleh anak.
Sangat direkomendasikan bagi Ayah Bunda untuk memiliki paket buku Halo Balita. Di dalam paket buku tersebut bahkan terdapat beberapa jilid yang isinya khusus bercerita tentang nilai atau value. Memang banyak buku cerita anak lainnya yang materinya serupa. Tapi, gaya bertutur Halo Balita itu berbeda. Selain itu, isinya lebih lengkap dan lebih interaktif. Tak hanya buku, ada boneka dan game juga. Barangkali belasan ribu orangtua yang menjadi pembeli Halo Balita membuktikan betapa bagusnya buku satu ini.