
Jualan buku direct selling bisa jadi jalan bagi Bunda yang pemalu untuk punya bisnis sendiri. Seperti kisahnya Bunda Dewi Rieka yang mengaku sebagai pemalu dan tak bisa jualan. Tapi buktinya sekarang kita bisa lihat, dengan jualan buku direct selling, Bunda Dewi bisa punya usaha, menghasilkan uang dari rumah.
Sebelum ke kisahnya Bunda Dewi, sebaiknya kita bahas dulu apa itu jualan buku direct selling ya.
Jadi, jualan buku direct selling itu menjual buku langsung dor to dor ke orang-orang. Bukunya tidak dijual di toko-toko buku umum. Tetapi Bunda lah yang menjualnya langsung ke Ayah Bunda di luar sana.
Bunda Dewi ini menjual buku-buku dari Mandira Dian Semesta, anak perusahaan Mizan. Nah Bunda-Bunda yang jualan buku direct selling seperti Bunda Dewi ini disebut sebagai book advisor. Buku-buku mandira Dian Semesta sendiri adalah buku-buku anak yang bermuatan nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan.
Bunda Dewi pada awalnya tak menyangka bakal terjun jualan buku direct selling. Bunda Dewi ini anti urusan marketing atau jualan. Katanya, bertemu orang dan memasarkan produk itu adalah tindakkan yang menakutkan bagi Bunda Dewi yang pemalu ini.
Namun, setelah mencermati buku-buku yang dijualnya dan ikut arisan buku Ensiklopedi Bocah Muslim, Bunda Dewi justru terdorong untuk untuk menjadi book advisor buku-buku Mandira Dian Semesta. Akhirnya Bunda Dewi pun betul-betul melawan rasa takutnya dan sifat malunya untuk jualan buku direct selling.
“Aku ingin menambah penghasilan, ingin mencoba hal baru, melawan ketakutanku selama ini, untuk menajdi marketing,” kata Bunda Dewi diimbuhi tawa.
“Apa salahnya mencoba? Toh tidak didenda kalau tidak laku. Hehe. Bismillah, aku beli starterkit, aku dimasukkan ke grup tim Ratih Wulansari di FB, aku belajar produknya, cara arisan online, cara pemesanan, harga paketnya, dan lain-lain,” sambungnya.
Sejak saat itu, Bunda Dewi memulai jualan dengan memajang foto-foto Buku Mandira Dian Semesta di akun Facebook dan blognya. Berbarengan dengan itu, ia juga mulai banyak sharing tulisan-tulisan tentang parenting. Orang-orang pun banyak yang memberi respon. Semula teman-teman terdekatnya, tapi kemudian, yang baru dikenalnya pun banyak yang bertanya-tanya tentang buku yang dijualnya.
Uniknya di sini, berinteraksi di dunia maya, menawarkan dan menjelaskan produk di facebook, Bunda Dewi tak sedikitpun merasa canggung atau malu. Ia mulai berpikir bahwa ternyata bisnis itu menyenangkan dan tidak semenakutkan apa yang ia bayangkan sebelumnya.
Dengan jualan buku direct selling, Bunda Dewi mengaku senang bisa menyebarkan virus membaca seluas-luasnya kepada siapapun yang sebelumnya tak ia kenali. Tak lupa ia juga berceloteh tentang pengalaman yang didapatnya.
“Ada ibu-ibu yang bilang, ‘saya bilang suami dulu, ya.’ Itu tuh mantra ampuh ibu-ibu yang tidak jadi beli. Tapi tidak masalah, kita kan sebelumnya sudah berbagi sama ibu-ibu itu, sudah memberi manfaat,” ujar Bunda Dewi.
“Kalau cara saya merayu ibu-ibu supaya beli buku-buku MDS, saya bilang, ‘175 ribu sih kecil untuk makanan bergizi bagi otak, Jeng,’” katanya sambil tertawa. “Tapi emang bener, apa sih artinya harga buku ini kalau melihat manfaatnya buat anak. worth it banget!”
Hingga akhinya tak terasa, di awal masa jualan buku direct selling MDS ini, Bunda Dewi sudah membuka 12 gelombang arisan berbagai paket buku. Itu belum termasuk yang beli tunai dan mencicil. Dan Bunda Dewi bilang bahwa rata-rata pembelinya itu adalah kawan-kawan di dunia maya, seperti teman-teman di facebook atau pembaca blognya. Meski begitu, Bunda Dewi juga pernah jualan di acara seminar parenting dan katanya cukup banyak menggaet calon pembeli.
“Impianku berbisnis dan punya penghasilan sendiri tercapai. Alhamdulillah. Aku dapat penghasilan bulanan yang lumayan banget, bisa nabung untuk my bocah, dapat bonus cashback karena mencapai target,” kata Bunda Dewi.
“Tak hanya materi, aku dapat lebih banyak berkah dari supervisor yang keren dan sabar, aku jadi banyak teman dan sahabat. Aku ikut merasakan produk bergizi untuk anak Indonesia, ikut program-program amal, dan yang tak terasa sekali adalah, aku lebih percaya diri, tak takut ditolak ketika berjualan,” pungkasnya.