Mandira Dian Semesta
Sederhana! Cara Melatih Emosi Anak: Berpelukan
Sederhana! Cara Melatih Emosi Anak: Berpelukan By admin / 31 October 2018

Cara melatih emosi anak – Anaknya suka bentak-bentak pada Ayah Bunda? Atau susah dibilangin dan tak mau mendengarkan nasihat? Bisa jadi, itu tanda-tanda bahwa kecerdasan emosi mereka tidak terlatih dengan baik.


Jika itu terjadi pada Ayah Bunda, yuk dari sekarang kita mulai latih dan asah kecerdasan emosi si kecil. Gampang kok, tidak rumit. Hanya dengan pelukan!


Pelukan itu mengatakan banyak hal, khususnya pada anak. Pelukan dapat menyampaikan perasaan cinta dan meyakinkan si kecil bahwa Ayah Bunda akan selalu ada bersamanya. 20 detik pelukan bisa membuat anak lebih pintar, sehat, bahagia, dan stabil emosinya.


Cara melatih emosi anak itu ada banyak. Dan siapa sangka, pelukan adalah salah satunya. Ya, hanya dengan menyediakan waktu untuk memeluk, Ayah Bunda sudah melakukan salah satu hal paling penting dalam hidup mereka, yakni emosi. Banyak riset membuktikan bahwa kecerdasan emosi berperan lebih besar dalam kesuksesan anak dibanding kecerdasan intelektual.


Di masa tumbuh kembangnya, anak memerlukan banyak stimulasi sensorik, dalam konteks ini adalah sentuhan fisik seperti pelukan. Ketika anak memperoleh banyak stimulai sensorik, kecerdasan emosi atau kestabilan emosinya akan terasah. Hal tersebut mengantarkan anak pada kepercayadirian yang baik di masa mendatangnya.


Sentuhan, khususnya pelukan, dan penciuman lebih berkaitan erat dengan kecerdasan emosi dibandingakan penglihatan dan pendengaran. Untuk membuktikan hal ini, banyak psikolog yang mengatakan begini, ‘jika anak mendengar Anda mengatakan cinta, mereka butuh merasakan kontak fisik sebagai bukti bahwa mereka itu dicintai, dan itu adalah pelukan’.


Berpelukan itu melepaskan atau memproduksi exytocin. Ini adalah zat kimia dari cinta dan koneksi antara orangtua dengan anaknya. Oxytocin juga mengurangi tingkat kekhawatiran atau kegelisahan sekaligus membuka lebar ruang relaksasi, tumbuh, dan ketenangan. Selain itu, zat kimia di dalam tubuh ini juga membantu anak untuk belajar bagaimana mengatur emosinya dengan cara mengkonter zat kimia yang menyebabkan stres bernama cortisol. Kalau anak sedang marah, nah tubuhnya itu berarti sedang melepaskan zat cortisol ini.


Nah, Ayah Bunda sekalian, proses kimiawi tersebut menjelaskan bagaimana sentuhan fisik yang positif, khususnya pelukan orangtua pada anaknya, berdampak positif pada kecerdasan emosi mereka. Tak heran jika dipahami bahwa pelukan adalah salah satu cara melatih emosi anak.


Bagaimana pelukan berdampak positif pada emosi dan bisa menjadi cara melatih emosi anak juga bisa dilihat dari sisi berikut. Pelukan itu mengantarakan anak pada kestabilan emosi yang lebih baik, meningkatkan rasa percaya diri di usia dini mereka, memberi mereka rasa aman dan nyaman, serta membuat mereka merasa penting.


Di luar dari pada itu, Pelukan juga sebetulnya berdampak besar pada kecerdasan otak dan perkembangan anak. Tadi sudah disebut bahwa ketika berpelukan, oxytocin dalam diri itu terilis. Dan di saat yang bersamaan, beberapa hormon seperti insulin-like growth factor-I (IGF-1) dan nerve growth factor (NGF) pun meningkat sama baiknya. Dua hormon tersebut sangat baik kehadirannya di masa perkembangan anak.


Intinya ingin dikatakan bahwa berpelukan itu punya dampak besar untuk kecerdasan emosi anak. Tetapi tak sampai di situ. Kesehatan, kecerdasan otak, hingga kedewasaan mereka pun ikut berkembang. Berpelukan itu sejatinya seperti kunci masa tumbuh kembang anak. sekalinya terbuka, gelontoran dampak postif pun akan diperolehnya.


Jangan lupa, sertai juga mereka dengan Halo Balita. Cara melatih emosi anak dengan Halo Balita memang pilihan paling tepat. Bayangkan, betapa asyiknya saat Ayah Bunda duduk membopong si kecil, mebacakan buku Halo Balita yang disertai pelukan di sela-selanya. Kemudian tertawa, bersorak, bermain-main. Hasilnya, kecerdasan emosi dan lainnya, InsyaAllah akan jauh lebih optimal.