Mandira Dian Semesta
Sering Keliru! Begini Cara yang Benar Melatih Kecerdasan Emosi Anak
Sering Keliru! Begini Cara yang Benar Melatih Kecerdasan Emosi Anak By admin / 16 August 2018

Kecerdasan emosi anak adalah salah satu hadiah terbesar yang bisa orangtua berikan untuk anak-anaknya. Sebab, anak-anak yang kecerdasan emosinya kurang baik, biasanya memiliki sejumlah kekurangan seperti tidak percaya diri atau penakut. Dan hal itu berdampak pada mental anak yang kemudian tak berani untuk mencoba hal menantang atau hal baru karena takut gagal.


Nah, kondisi seperti itu tentu tidak baik. Itu merupakan salah satu dampak negatif dari lemahya kecerdasan emosi anak. Hal tersebut, pada gilirannya bisa membuat karir atau kesuksesan anak terhambat. Ayah Bunda tak mau kan, misal, putra putrinya menjadi sangat pemalu atau penakut. Jika tidak, maka latihlah kecerdasan emosi anak sejak dini.


Sebagai upaya melatih kecerdasan emosi anak, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Namun, terlebih dahulu Ayah Bunda harus ketahui bahwa di masyarakat kita, ada kebiasaan yang kerap dilakukan orangtua yang padahal kontraprodukif dengan upaya peningkatan kecerdasan emosi anak. Contohnya seperti terlalu mudah mencarikan jawaban atas masalah anak, berekspektasi dan memaksa anak melakukan hal-hal di luar usianya, tak membiarkan anak menghadapi suatu tantangan, dan lain sebagainya.


Membiasakan anak berinteraksi dengan dunia sekitar plus dengan tantangannya adalah hal yang sangat baik bagi pertumbuhan kecerdasan emosinya. Bantuan dan tuntunan harus diberikan orangtua sewajarnya saja. Biarkan mereka belajar dan ingat, jangan biarkan mereka lari dari realitas dengan menghabiskan waktu dengan internet.


Untuk selengkapnya, cara melatih kecerdasan emosi anak adalah sebagai berikut.



  1. Apresiasi setiap usaha anak


Ya, apresiasilah setiap usaha yang dilakukan anak, tak masalah apakah dia menang atau kalah. Pasalnya, ketika anak tengah tumbuh dan berkembang, proses jauh lebih penting dibandingkan dengan hasil akhirnya. Jadi, apapun yang dilakukan anak, apresiasilah.



  1. Dorong anak untuk membangun kompetensinya


Maksudnya, dorong anak untuk menjadi kompeten di bidang apapun yang mereka senangi. Support mereka. Tapi, jangan lakukan ini dengan terlalu memberi tekanan. Pada umumnya, seseorang ahli sudah membangun kompetensi dirinya akan keahlian tersebut sejak dini. Contohnya Harmony Shu. Pianis ini sudah mulai latihan bermain piano sejak usia 3 tahun.



  1. Biarkan anak mencari jalan keluanya sendiri


Untuk setiap masalah yang dihadapinya, biarkan mereka berusaha menyelesaikannya sendiri. jika Ayah Bunda terlalu mengambil peran untuk ini, maka mereka tak akan pernah mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dalam hal ini sewajarnya saja. Masalah atau tantangan itu pada dasarnya baik untuk anak.



  1. Dorong Rasa Ingin Tahu


Anak-anak kerap muncul dengan pertanyaan yang tak pernah selesai. “Kenapa begini, kenapa begitu, kenapa, kenapa”. Dorong mereka mengeksplorasi banyak hal. Biarkan rasa ingin tahunya terus tumbuh. Dan pada dasarnya, Ayah Bunda mesti tahu, anak-anak bisa belajar berbagai hal lebih baik dan lebih cepat.



  1. Beri anak tantangan baru


Sebaliknya, untuk meningkatkan kecerdasa emosi anak, Ayah bunda justru didorong untuk memberikan tantangan pada mereka. Maksunya adalah tunjukkan pada anak bahwa mereka mampu meraih tujuan-tujuan kecil hingga besar. Kepercayaan diri merekaakan terbangun dengan ini.



  1. Membaca


Membaca bersama anak. Membacakan buku untuk anak. Lakukanlah ini, Ayah Bunda. Jangan dikira membaca hanya mengembangkan kecerdasan intelektual saja. Banyak yang tak menyadari bahwa aktivitas membaca bersama anak yang mampu mempererat hubungan atau bonding emosi orang tua dan anak itu pada gilirannya berdampak pada kecerdasan emosi anaknya sendiri.


Satu yang terpenting juga adalah materi dalam bacaan. Materinya boleh apapun, yang terpenting adalah cara menyampaikannya. Sebagai contoh, seri buku Halo Balita dari Mandira Dian Semesta sangat representatif untuk hal ini. Materi pokoknya ada tiga, yaitu tentang keahlian, nilai-nilai, dan spiritual. Ini adala paket lengkap untuk mengisi otak anak dengan wawasan berosialisasi. Yang lebih pentingnya lagi, metode bertutur yang ada pada buku Halo Balita begitu apik dan cocok bagi anak-anak.



  1. Jangan kritisi penampilan anak


Tidak ada yang lebih menjatuhkan anak selain dari mengkritisi usaha mereka. Memberikan feedback yang baik dan bermandaat seperti saran itu sah-sah saja, tapi jangan katakan pada anak bahwa mereka melakukan sesuatu dengan buruk.


Itulah 7 cara yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk melatih kecerdasan emosi anak. Jadi, jangan salah lagi ya! Selamat mempraktekannya J