Mandira Dian Semesta
Siasati si Kecil yang Kecanduan Gadget Dengan Game Cerdas Anak Ini
Siasati si Kecil yang Kecanduan Gadget Dengan Game Cerdas Anak Ini By admin / 15 October 2018

Game cerdas anak ini bisa jadi salah satu jawaban atas keresahan Ayah Bunda melihat anaknya yang mungkin kecanduan gadget. Memang, anak-anak yang sibuk dengan gadgetnya sendiri rasanya kini sudah jadi pemandangan yang lumrah ya, Bund. Padahal, jika setiap orangtua sadar akan dampak buruk yang ditimbulkan gadget pada anak, mereka pasti memilih anaknya merengek karena tidak diberikan gadget ketimbang harus menanggung sisi negatifnya.


Nih ya, dilansir dari liputan6.com, kondisi kecanduan gadget yang dialami banyak penduduk Indonesia, khususnya anak-anak, menjadi perhatian serius Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI).


Henny S Widyaningsih, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat yang melakukan kampanye sekaligus kajian tentang bahaya gadget bagi anak Dep. Ilmu Komunikasi FISIP UI, mengungkapkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan oleh anak dapat menggeser pola komunikasi mereka.


Kebiasaan menggunakan gadget membuat pola komunikasi anak menjadi lebih individualis dari yang seharusnya dialogis. Pola komunikasi individualis tersebut dapat menjadi pemicu masalah-masalah lainnya, seperti ketidakmampuan beradaptasi hingga problem kepriadian anak.


Kendati demikian, Henny pun menegaskan bahwa sebetulnya gadget itu tak ubahnya pisau bermata dua, yakni memiliki sisi positif dan negatifnya. Hanya, katanya, yang mesti ditekankan dan didisplinkan adalah durasi penggunaannya.


Jadi, ketika anak memainkan gadgetnya dengan durasi yang tepat dan memainkan aplikasi yang tepat, maka di situ sisi positif gadet ia dapatkan. Tapi, ketika anak memainkan gadet melebihi durasi semestinya, meskipun yang dimainkannya adalah sesuatu yang baik, orangtua tetap harus berhati-hati.


Nah, Ayah Bunda tahu apa ciri-cirinya anak mulai kecanduan gadget? Kata Wahyuni Pudjiastuti, Dosen Dep. Ilmu Komunikasi FISIP UI yang juga melakukan kampanye dan riset ini, menyebut bahwa ciri-ciri anak mulai kecanduan gadget itu adalah ketika mereka sudah sering menolak melakukan rutinitas sehari-hari dan lebih memilih gadget. Selain itu,  imbuh Wahyuni, penggunaan gadget secara terus menerus serta menurunnya minat anak untuk bermain dengan anak sebayanya adalah salah satu ciri lain bahwa anak sudah mulai kecanduan gadget.


Untuk anak sudah kecanduan gadget, atau mungkin baru terlihat gelagat yang menunjukkan bahwa ia mulai kecanduan, penting bagi Ayah Bunda untuk menyiasati hal tersebut. Dan sebetulnya cara untuk menyiasatinya itu banyak sekali.


Cara terbaik itu dengan tidak menghadirkan gadget di rumah. Maksudnya, selama di rumah, tidak ada anggota keluarga yang menggunakan gadget. Atau jika memang perlu, usahakan itu tak terlihat oleh anak. Tapi, jika masih tidak bisa melakukan itu, ya Ayah Bunda bisa coba secara perlahan. Nah, salah satunya adalah dengan menghadirkan game cerdas anak di rumah.


Begini, Ayah Bunda mungkin pernah mendengar ungkapan seperti ini, ‘jangan hilangkan, tapi ganti’. Ya, Ayah Bunda mesti paham. Mengapa anak bisa kecanduan gadget? Itu karena gadget memberi kesenangan, atau mungkin ketenangan bagi mereka. Maka keliru jika Ayah Bunda hanya bilang ‘stop’ lalu menghilangkan gadget dari anak. Sebab, bagi anak, apalagi yang sudah kecanduan, itu sama artinya dengan mencabut kesenangan mereka.


Jadi jelas bahwa pilihan terbaik adalah menggantikan peran gadget. Memberikan perangkat yang juga menawarkan keseruan, kebahagiaan, atau bahkan ketenangan bagi anak. ini baru pilihan terbaik. Nah, itulah alasan kenapa game cerdas anak bisa menyiasati si kecil dari kecanduan gadget. Logikanya sederhana, game cerdas anak ini mampu mengganti peran gadget dengan semua kesenangan, keseruan, dan mungkin rasa candunya.


Game cerdas anak yang kita bicarakan adalah SabaQu. Ayah Bunda pasti sudah tak asing dengan permainan edukasi satu ini kan. SabaQu adalah perangkat yang mengajak anak untuk memainkan matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan logika


Kekayaan visualisasi dari ketiga ‘mata pelajaran’ plus soal logika tersebut membuat anak seperti sedang menonton program kesukaannya di YouTube. Cara bermainnya yang menantang bukan tidak mungkin bikin anak bilang begini, ‘duh hampir bener semua. Main lagi deh, penasaran banget’. Duh, membayangkan itu, pasti Ayah Bunda senang bukan main anaknya keranjingan mainin matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Tahu-tahu nilai raportnya bagus saja.


Oh ya, satu hal yang pasti dari game anak cerdas SabaQu ini adalah membuat anak melakukan aktivitas yang membuatnya merasakan pengalaman sensori dan motorik. Tentu poin ini umumnya tak bisa diberikan oleh gadget.