Cara melatih anak tidur sendiri itu beragam, mulai dari cara yang paling sederhana sampai cara yang paling ekstrem. Namun, yang paling penting adalah, Ayah Bunda harus tahu alasan mengapa anaknya mesti tidur sendiri.

Ada banyak sekali manfaat yang akan diperoleh ketika anak mulai tidur sendiri. Salah satunya adalah self concept atau konsep diri. Ini merupakan nilai fundamental bagi anak, semacam pijakan pertama sebelum naik ke rasa percaya diri, tanggung jawab, mandiri, dan karakteristik positif lainnya.

Di dalam self concept ini, dengan mulai tidur sendiri, anak akan belajar tentang kesadaran perbedaan jenis antara laki-laki dan perempuan. Di awal masa belajarnya, mungkin mereka tidak akan menyadari tentang hal ini, Namun, secara perlahan, mereka bakal bisa mengerti bahwa ada ruang-ruang yang hanya tepat untuk perempuan, begitupun sebaliknya.

Self concept ini juga secara sederhana dapat dipahami sebagai sebuah rasa pengidentifikasian atas dirinya sendiri. Siapa aku, seperti apa aku. Nah, kesadaran inilah yang menjadi turning point untuk tumbuhnya kemandirian, rasa tanggung jawab, rasa percaya diri, bahkan sampai pada kemampuan sosial.

Perlu diketahui bahwa perkembangan anak itu meliputi kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, spiritual, dan sosial. Sayangnya, istilah-istilah tersebut kerap dimaknai secara rumit. Akibatnya, tak sedikit yang beranggapan bahwa untuk mencapai tingkat kecerdasan yang optimal, maka caranya pun rumit pula, serumit istilah-istilahnya. Padahal, semuanya bisa dimulai dengan membiasakan tidur sendiri. Sungguh, untuk mencapai tingkat kecerdasan yang tinggi, langkah pertamanya adalah dengan tidur sendiri. tepatnya dengan self concept tadi.

Nah, sekarang sudah jelas kan pentingnya dan manfaatnya. Lantas, seperti apa cara melatih anak tidur sendiri yang efektif.

Secara teknis, sepertinya Ayah Bunda sendiri pasti sudah tahu betul bagaimana cara melatih anak tidur sendiri ini. Dimulai dengan menemaninya terleih dahulu hingga ia terlelap. Lalu dengan menciptakan suasana atau lingkungan kamar yang nyaman dan disukainya, mengurangi rasa takut hingga melakukannya secara konsisten. Apapun itu, lakukanlah terus, jangan berhenti. Semuanya baik!

Penyebab mengapa anak masih saja susah untuk tidur sendiri padahal semua cara sudah dilakukan? Jawabannya adalah karena anak merasa atau melihat bahwa tidur sendiri adalah perintah, tidur sendiri itu sesuatu yang di luar dari dirinya. Tidak ada keinginan atau kesadaran dari si anak bahwa ya, aku mau tidur sendiri, aku harus tidur sendiri.

Di situ poinnya. Jadi, apa yang harus Ayah Bunda lakukan untuk menumbuhkan perasaan tersebut pada anak.

Tak ada cara terbaik selain dengan menunjukkannya, memperlihatkan padanya bahwa tidur sendiri itu menyenangkan. Buku adalah sarana yang tepat untuk ini. Ingat, Bund, media itu punya kekuatan dahsyat dalam memengaruhi cara pandang atau pola pikir seseorang. Tidak terkecuali dengan buku.

Dengan nada menekankan, harus dikatakan bahwa Ayah Bunda tak boleh terlewat untuk merasakan betapa powerfull-nya seri buku Halo Balita. Salah satu jilidnya bahkan berisi tentang anak tidur sendiri. Disajikan dengan cerita yang tak biasa dan ilustrasi yang istimewa, sulit bagi anak untuk tidak menaruh perhatiannya lekat-lekat pada kisah-kisah yang ada di dalamnya.

Tak hanya itu, format bukunya pun tak seperti buku-buku pada umumnya. Halo Balita ini dirancang khusus, melibatkan banyak ahli, dengan semangat ‘bagaimana caranya agar nilai-nilai yang disampaikan oleh buku Halo Balita ini bisa mengendap di alam bawah sadar anak hingga mengkristal menjadi karakternya’.

Cara melatih anak tidur sendiri dengan menggunakan Halo Balita ini tidak lagi berbicara pada tatanan teknis, tetapi sudah pada tahap kesadaran atau consciousness. Tak heran jika dengan Halo Balita, tidur sendiri bagi anak itu sudah menjadi sebuah motivasi yang datang dari dirinya sendiri. Tentu butuh waktu untuk sampai pada masa seperti ini. Hihi.

Akhir kata, cara melatih anak tidur sendiri yang paling efektif adalah dengan melakukan upaya-upaya teknis seperti yang sudah di singgung di atas, seraya diiringi dengan asupan pentingnya tidur sendiri pada alam bawah sadar si anak. Oh ya, kalau ada yang bilang, ‘anak saya kan belum bisa baca’. Jawab saja, ‘bacakan untuknya. Atau bacalah bersama-sama!