Bahaya gadget buat anak itu tak terbantahkan. Tak sedikit penelitian telah membuktikannya. Sayang, kebanyakan orangtua tak sadar tentang hal ini. Sebaliknya, justru banyak orangtua yang memuji ketika anak 2 tahun sudah pandai memainkan ponsel atau tablet. Ada juga orang tua yang memilih memberikan anaknya gadget supaya mereka bisa anteng dan tidak rewel. Pola pikir seperti itu tentu sangat kontradiktif dengan upaya menghindarkan anak dari dampak negatif gadget.
Fenomena di atas memang belum bisa dipastikan, berapa persentase orangtua di Indonesia yang berpola pikir seperti itu. Mudahnya, Ayah Bunda lihat saja orang-orang terdekatnya, bagaimana mereka memperlakukan hubungan antara anaknya dengan gadget.
Berdasar hasil penelitian yang digarap oleh Kaiser Family Foundation, dinyatakan bahwa rata-rata anak-anak menghabiskan waktu sampai 7 jam dalam sehari untuk berinteraksi dengan gadget. Sebuah angka yang tak terlalu menyenangkan. Padahal, sejumlah ahli bersepakat batas wajar penggunaan gadget oleh anak itu hanya berkisar satu jam per harinya.
Kendati demikian, soal hubungan antara gadget dan anak ini memang masih sering diperdebatkan. Ada yang beranggapan bahwa gadget memberi segudang manfaat bagi anak. Tetapi, tidak sedikit pula yang menilai justru efek buruklah yang akan didapatkan anak jika mereka sudah kecanduan gadget.
Di luar dari perdebatan itu, artikel ini dibuat berdasarkan hasil studi dan kesepakatan banyak pihak mulai dari pakar hingga praktisi anak. Menilik dari sejumlah studi dan kesepakatan banyak pihak tersebut, nyatanya gadget memberi dampak buruk bagi anak. Bahkan, jika Ayah Bunda tahu, Bill Gates dan Marc Zuckenberg, CEO Microsoft dan Facebook, membesarkan anaknya tanpa kehadiran gadget. Mereka tak membiarkan anaknya tumbuh ditemani oleh berbagai perangkat gadget. Sederhananya, hal itu memberi pesan betapa bijak dan baiknya menjauhkan anak dari gadget.
Nah, dirangkum dari sejumlah penelitian, berikut adalah beberapa bahaya gadget buat anak.
- Mempelambat Perkembangan Otak
Otak anak terus berkembang cepat sejak mereka baru lahir. Sebuah hasil pengujian menunjukkan bahwa paparan atau exposure gadget dapat berakibat pada lambatnya pertumbuhan kognitif anak, sulit berkonsentrasi dan kemampuan mendengar yang tidak sempurna. Jadi, pastikan bahwa ketika anak mulai berbicara, suara atau kata-kata yang didengarnya adalah suara Ayah Bunda, bukan suara speaker smartphone, tablet, laptop, atau televisi.
- Membuat Agresif dan Tempramen
Sekali orangtua memberikan gadget pada anaknya, maka obsesi anak pada gadget itu sendiri akan tumbuh. Hingga pada gilirannya, hal tersebut memperbesar karakter tempramen dan agresif anak. Sangat mudah untuk membuktikan poin ini. Saat anak meminta gadget dan orangtua menolak untuk memberikannya, mereka akan marah. Batasi masa anak terpapar gadget sebelum mereka menjadi ketergantungan atasnya.
- Terhambatnya Perkembangan Fisik Anak
Anak-anak semestinya berguling-guling, berlari, atau main bangun balok dan puzzle daripada duduk beram-jam menonton televisi. Nah, kurangnya aktivitas fisik, sebab main gadget tak melakukan banyak pergerakan, besar kemungkinan perkembangan fisik anak akan terhambat. Bahkan bisa sampai mengakibatkan obesitas.
- Tak Membantu Perkembangan Kecerdasan Sosial dan Emosi Anak
Pada dasarnya, penggunaan gadget itu membuat anak menghabiskan waktu sendirian, hanya memperhatikan perangkat gadget yang digunakan. Oleh sebab itu, kecerdasan emosi dan sosialnya tak terasah. Bahkan, beberapa penelitian ada yang menyebut keadaan tersebut bisa mengarahkan anak pada masalah kejiwaan. Lalu, perlu digaris bawahi juga bahwa bahaya gadget buat anak poin keempat ini berakibat pada tidak sehatnya hubungan antara orangtua dengan anak. Sesuatu yang mengerikan.
- Lemahnya Fokus Belajar
Semakin sering anak menggunakan gadget, semakin ketergantunganlah ia. Sementara sifat ketergantungan itu menanamkan kesadaran bahwa apa yang jadi ketergantungannya itu adalah motivasi terbesarnya. Pada akhirnya, setiap waktu otaknya akan terdorong untuk melakukan apa yang jadi candunya. Tak terkecuali ketika belajar, alih-alih bisa fokus pada pelajaran, otak mereka justru sibuk memikirkan hal yang dicandunya.
Sedikitnya, itulah lima bahaya gadget buat anak. Sebetulnya, masih banyak dampak negatif yang diperoleh anak jika mereka terpapar atau ketergantungan dengan gadget, seperti selalu merasa terisolasi, masalah pada penglihatan, dan masalah di leher dan tulang belakang.
Lantas, bagaimana jika anak Ayah Bunda sudah kecanduan gadget? Apa bisa diobati?
Jangan khawatir, tentu bisa diatasi. Begini, alasan mengapa anak kecanduan gadget adalah karena alam sadarnya memberinya kesadaran bahwa gadget lah yang menyenangkan, gadget lah yang mereka inginkan, gadget lah yang memberi ketenangan, memberi kesenangan. Untuk mengatasinya, Ayah Bunda tinggal sibukkan anak dengan aktivitas yang menyenangkan, yang tak membuatnya bosan, yang mengundang antusiasnya, hingga akhirnya menggeser kesadaran akan gadget di dalam pikiran anak. Intinya, coba sibukkan anak dengan aktivitas lain ketimbang dengan bermain gadget. Dengan catatan, aktivitas itu tentu tak boleh membosankan.
Berdasarkan pengalaman orangtua yang memiliki pengalaman serupa, yaitu yang anaknya kecanduan gadget, mereka merekomendasikan untuk menyuguhkan SabaQu pada anak. Mereka menyebut, tantangan-tantangan yang ada dalam lembar soal SabaQu sangat disukai anak. Padahal biasanya kalau anak-anak udah denger kata “soal” atau “tantangan” terkesan mengerikan, menegangkan, dan membosankan. Kemudian, imbuhnya, selain dapat mengalihkan anak dari gadget, SabaQu punya nilai tambah yang besar, yaitu memberi asupan pengetahuan tentang banyak hal pada anak.
Nah, sekarang Ayah Bunda sudah tahu kan bagaimana bahaya gadget buat anak. Jadi berusahalah menjadi orangtua yang bijak dalam menyikapi perkara gadget dan anak ini. Lalu, jika anaknya sudah kepalang kecanduan gadget, Ayah Bunda kiranya bisa mengikuti jejak kisah Bunda di atas yang menggunakan SabaQu untuk mengatasinya.