Mandira Dian Semesta
5 Cara Seru Didik Anak Jadi Juara Science
5 Cara Seru Didik Anak Jadi Juara Science By admin / 07 August 2018

Juara science? Keren deh! Ayah Bunda ingin anaknya kelak jadi juara science? Baca artikel ini sampai habis ya!


Anak-anak sebetulnya lahir dan menjadi saintis secara alami. Kepala mereka penuh degan pertanyaan, selalau bereksperiman untuk mengetahui bagaimana sesuatu bekerja, dan terpukau melihat seekor semut kecil memanggul makanan yang sebesar badannya, atau bahkan lebih besar. Begitulah karakterisitk seorang saintis, persis seperti apa yang ada pada putra putri Ayah Bunda.


Situasi berbeda ketika mereka mulai masuk sekolah. Ada orangtua, dengan nada anekdot, terkejut ketika memasukkan anaknya ke sekolah. Katanya, di sekolah, mata pelajaran sains itu hanya dua jam per minggunya. Di sekolah dasar, sains rata-rata diajarkan hanya dua jam per minggunya. Di sana lebih fokus pada membaca dan matematika.


Kekagetan orangtua di atas ternyata bukan hanya sekadar lelucon. Janice Earle, former program officer di the National Science Foundation, menyatakan bahwa fenomena tersebut nyata dan sangat tidak bagus. Fokus pada membaca dan matematika di sekolah dasar membuat anak menjadi tak begitu brilian dalam kimia, fisika, dan biologi.


Ia menambahkan, waktu dua jam per minggu untuk pelajaran sains tersebut pun menjadi sangat tak optimal karena minimnya praktik, minimnya sumber pembelajaran, dan alat-alat penunjang lainnya. Makanya, ucap Janice, tidak heran jika hanya sedikit sekali remaja yang memiliki pemahaman dasar yang kokoh tentang prinsip-prinsip sains.


Nah, yang dibicarakan Janice itu adalah kondisi di negaranya, di Amerika Serikat. Lalu, katakanlah kualitas pendidikan di Indonesia setara dengan yang di sana. Maka fenomena yang terjadi pun tak jauh beda. Tapi kalau misal lebih rendah, ya kondinya tentu lebih memprihatinkan. Hihi.


Paparan di atas, sudah sepatutnya menjadi perhatian Ayah Bunda. Tapi tenang, mengahadapi kondisi seperti itu, banyak praktisi yang mencoba menyalakan lentera, mencari jalan keluar. Ayah Bunda sekalian, dirangkum dari studi para praktisi, berikut adalah 5 cara seru mendidik anak jadi juara science.



  1. Jangan Terbatas di Kelas


Ya, belajar sains jangan terbatas hanya pada apa yang ada di kelas. Tahu kah, Ayah Bunda, tiga dari empat peraih Nobel di bidang sains menemukan rasa cintanya pada sains di luar lingkungan sekolah. Jadi, cobalah Ayah Bunda cerita tentang hal-hal terdekat, di rumah, dari sisi sains, bagaimana hal tersbeut bisa terjadi.



  1. Pilih Buku Science yang Tepat


Barangkali Ayah Bunda kebingungan, buku seperti apa yang bisa membentuk anaknya menjadi juara science? Coba Aya Bunda miliki Confidence in Science. Seri buku yang dijual di Mandira Dian Semesta ini menyediakan beragam model permaianan sains. Selain itu, bukunya sendiri dirancangan sangat baik untuk anak. Berbicara soal sains dengan sangat menyenangkan dan mudah dipahami. Sebab, penuturannya sangat aplikatif.



  1. Mengeksplor Berbagai Hal


Dampingi anak Ayah Bunda untuk mengeksplorasi banyak hal. Seorang akademisi science dari University of California, Berkeley, menyebut bahwa mengeksplorasi sesuatu itu bisa dilakukan dengan sekadar membagikan rasa ingin tahu Ayah Bunda kepada anak. Contohnya, melihat cicak nemplok di dinding, katakan pada anak, “eh, kok cicaknya enggak jatuh ya?”


Sungguh, sesederhana dan semenyenangkan itu. Tapi justru dari hal-hal sederhana itulah daya eksplorasi serta rasa ingin tahu anak tumbuh, dan itu adalah modal awal untuk jadi juara science.



  1. Jalan-jalan Bareng


Tak pernah terpikirkan ‘kan oleh Ayah Bunda bahwa jalan-jalan bareng itu bisa bikin anak jadi juara science. Bisa seminggu sekali Ayah Bunda ajak putra putrinya main ke kebun binatang, atau taman-taman, atau juga hutan kota. Lihatlah apa yang ada di sekitar. Lalu bicarakan itu degan si kecil. Ajak anak melihat dunia. Bahkan, jika harus dirinci, aktivitas seperiti ini sangat banyak manfaaatnya untuk bonding orangtua-anak, tidak hanya baik untuk potensi sains saja. Cobalah!



  1. Lawan Stereotype


Banyak berseliweran pandangan-pandangan yang menyebut bahwa sains itu susah. Lawan itu, ayah Bunda! Cara melawannya? Ya menunjukkan bahwa science itu tidak susah, tetapi justru seru. Di sini Ayah Bunda harus mempunyai sarana atau medium yang tepat untuk menunjuukan betapa menyenangkannya belajar science.


Maka, sulit untuk tidak menyebut satu nama, Confidence in Science. Entah bagaimana, buku satu ini membuat anak belajar sains seperti membaca cerita yang seolah tidak sedang membaca buku science, seru! Memang, Confidence in Science ingin memasukkan sains pada anak melalui jaur-jalur yang disukai anak, yakni cerita dan game. Tak sampai di situ, buku satu ini juga kaya akan ilustrasi. Hal tersebut merangsang imajinasi di dalam pikirannya. Tak ayal, rasa keterpikatan pada sains pun bisa muncul dari situ.


Lihat, Ayah Bunda, betapa menyenangkannya mendidik anak jadi juara science. Hihi.