Ensiklopedi Science terbukti mampu mendongkrak prestasi akademik anak. Dari yang tadinya, misal, nilai matematikanya jeblog, nilai IPA-nya merah, atau nilai bahasa Inggris-nya yang merah, setelah mulai belajar dengan membaca Ensiklopedi Science, nilainya jadi jauh membaik.

Memang betul, waktu pembagian rapor itu bukan hanya waktu deg-degan buat anaknya saja, tetapi juga buat orangtuanya, khususnya Bunda. Ya, kan? Kemudian, warna merah di raport itu pun seakan seperti hantu yang kehadirannya tak pernah diharapkan.

Bagaiamana dengan raport putra putrinya Bunda? Bagus semua? Alhamdulillah. Kalaupun masih ada yang kurang, barangkali Bunda bisa melakukan beberapa tindakkan berikut ini.

1. Jangan berlebihan dalam menilai raport anak

Ketika misalnya mellihat raport anak jelek, Bunda tidak perlu lebay. Jika kecewa, maka ekspresikan itu sewajarnya saja. Bahkan kalau bisa, ekspresi tersebut mesti mendorong anak untuk memperbaikinya. Bisa? Harus bisa!

Ingat, reaksi yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap perkembanan anak. Jadi, menghadapi raport yang kurang baik ini, alih-alih mengumbar rasa kecewa, lebih baik Bunda memotivasinya bagaimana cara memperbaiki keadaan yang tak begitu bersahabat tersebut.

2. Diskusi mencari sebab

Berikutnya, jika nilai raport anak kecil, sangat disarankan bagi Bunda untuk mengajak anaknya berdiskusi, mengobrol mencari tahu penyebabnya. Memang, di beberapa keluarga, berdiskusi itu agak susah dilakukan, sebab sebelumnya proses bonding yang dilakukannya tidak sempurna. Tapi, demi kebaikan, sebaiknya lakukan hal ini.

Penting juga diperhatikan, ketika berdiskusi dengan anak, yang harus didahulukan adalah membuat mereka nyaman. Sehingga, ia bisa berbicara dengan jujur, bisa mengeluarkan segala unek-uneknya, serta bisa terbuka menerima masukan atau nasihat.

3. Ambil peran hingga beri iming-iming

Maksud ambil peran di sini adalah Ayah Bunda secara eksplisit menawarkan diri, apa yang bisa dilakukan untuk anaknya supaya nilai raportnya kelak menjadi lebih baik. Berkata demikian tampak seperti sepele, tapi sebetulnya, kata-kata tersebut berdampak positif besar pada anak.

Iming-iming pun tak begitu menjadi soal di masa belajar. Jika itu bisa membuat semuanya menjadi lebih baik, maka lakukanlah. Iming-iming anak dengan apa yang mereka impikan. Kelak, anak pun akan belajar dan paham duduk perkara iming-iming tersebut.

4. Mulailah dengan Ensiklopedi Science

Poin yang keempat ini lebih bersifat teknis. Pertama, mari kita ketahui apa itu Ensikloedi Science. Sederhananya, Ensiklopedi itu adalah jenis beku yang isinya mengulas satu hal, tetapi sangat mendalam, dari a sapai z ada. Berarti, kalau Ensiklopedi Science, Bunda tahu kan apa itu artinya.

Ada satu paket buku, namanya Confidence in Science. Nah, buku terbitan Pelangi Mizan ini adalah buku Ensiklopedi Science yang tepat untuk anak-anak dan berkhasiat meningkatkan prestasi akademiknya. Pasalnya, yang secara garis besar, yang tertuang dalam Confidence in Science adalah prinsip dasar dari berbagai hal pada ruang lingkup science.

Begini, Bunda, mayoritas anak yang lemah di mata pelajaran science disebabkan karena proses belajar mereka hanya sebatas menghafal saja. Sedangkan metode menghafal ini short term, mudah lupa. Kemudian, jika diberikan sedikit pengecoh saja, biasanya, anak-anak yang sekadar meghafal akan sulit menemukan jawban yang benar. Berbeda ketika anak memahami prinsip dasarnya. Mau direka bagaimanapun juga, ia pasti memahaminya.

Di luar itu, dampak buku Ensiklopedi Science terbitan Pelangi Mizan ini bukan hanya membuat anak unggul di bidang science, melainkan di semua mata pelajran. Alasannya sederhana. Buku ini membentuk cara berpikir seorang pelajar yang unik, yang memandang proses belajar sebagai proses yang begitu menyenangkan, yang mengasahnya untuk terus menggali, yang membuat belajar semenyenangkan baca komik.

Alhasil, dengan cara pandang tersebut, belajar mata pelajaran apapun akan menyenangkan bagi anak. Hingga pada akhirnya, angka-angka gemilang di dalam buku raport bukan lagi sesuatu yang sukar dicapai. Itu hanya bonus.

Sudah banyak orangtua yang mulai membekali anaknya dengan Confidence in Science. Bagaimana dengan Ayah Bunda?