Mandira Dian Semesta
Fenomena Alam “Pelangi”, Bagaimana Pelangi Terbentuk?
Fenomena Alam “Pelangi”, Bagaimana Pelangi Terbentuk? By admin / 16 April 2018

Ada yang masih sering lihat pelangi? Fenomena alam yang sungguh indah itu memang jarang kita jumpai. Begitu pelangi muncul pasti mayoritas orang berbondong-bondong untuk melihat keindahannya. Saat kecil mungkin kita mengenal pelangi hanya ada 3 warna yaitu merah, kuning, hijau, karena pernyataan itu terdapat dalam lagu anak-anak. Tapi nyatanya warna pelangi itu lebih dari 3, tetapi bermacam-macam dan sungguh sangat menakjubkan. Pelangi adalah fenomena alam yang terjadi ketika sinar matahari dan hujan saling bereaksi dengan cara tertentu. Fenomena alam yang satu ini memang sangat menarik karena membentuk warna-warni indah yang berada sejajar dan melengkung di langit maupun medium lainnya. Pelangi hanya dapat dilihat saat terdapat cahaya matahari, sudut matahari yang tepat, dan hujan rintik-rintik. Cahaya matahari berfungsi sebagai sumber cahaya yang dibiaskan oleh prisma air hujan. Oleh karena itu, tanpa cahaya matahari tidak akan pernah ada pelangi. Inilah yang menyebabkan pada malam hari kita tidak bisa melihat pelangi. 


Sudut matahari yang tepat juga penting karena posisi pengamat harus membelakangi sinar matahari atau saat sudutnya mencapai 42 derajat, dimana posisi matahari lebih rendah dari langit. Maka dari itu, waktu senja merupakan waktu yang itu menyaksikan pelangi. Selain itu, hujan yang turun rintik-rintik juga faktor utama untuk kita dapat melihat pelangi. Hujan yang rintik-rintik menyisakan butiran-butiran air berukuran kecil yang berfungsi sebagai prisma penghasil ilusi optik. 


Oleh karena itu, pelangi hanya dapat dilihat saat hujan rintik-rintik bersamaan dengan cahaya matahari bersinar tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Kira-kira bagaimana ya pelangi bisa terbentuk? Simak lebih jelasnya yuk!



  • Pelangi terbentuk ketika cahaya melewati tetesan kecil air di udara. Cahaya dipantulkan dan dibiaskan oleh tetesan air tersebut. Sinar matahari terlihat putih, tapi sebenarnya terdiri atas kombinasi banyak warna.

  • Setiap warna dibiaskan secara berbeda. Sehingga, masing-masing tetesan air hujan menyebarkan warna putih sinar matahari menjadi warna-warna komponennya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (mejikuhibiniu).

  • Cahaya merah membelok pada sudut yang relative rendah dan ketika memasuki tetesan air hujan, sedangkan cahaya ungu membelok pada sudut yang relative paling tajam. Kita hanya melihat satu warna dari setiap tetesan air hujan.

  • Ketika tetesan air yang lebih tinggi menyebarkan cahaya, cahaya merah keluar pada sudut yang tepat untuk bergerak ke arah mata pengamat. Warna-warna lainnya membelok ke luar pada sudut yang lebih rendah, sehingga pengamat tidak melihatnya.

  • Dari tetesan air hujan yang paling rendah, cahaya ungu keluar pada sudut yang tepat untuk bergerak ke arah mata pengamat. Tetesan air hujan yang berada di antara bagian atas dan bawah memantulkan warna cahaya yang berbeda kepada pengamat, sehingga pengamat melihat spektrum warna yang utuh.


Keren kan informasinya. Informasi tersebut hanya ada di buku Confidence In Science lho. Cari tahu informasi-informasi keren lainnya yuk! Beli bukunya sekarang juga. Klik di sini untuk detail produknya.



Sumber proses terbentuknya pelangi : Confidence In Science