Mandira Dian Semesta
Sains Membuktikan! Anak yang Sukses dan yang Jago Science, Orangtuanya Melakukan 9 Hal Ini
Sains Membuktikan! Anak yang Sukses dan yang Jago Science, Orangtuanya Melakukan 9 Hal Ini By admin / 14 September 2018

Jago science, sukses pula. Siapa coba yang tak ingin punya anak seperti itu. Kabar gembiranya, Ayah Bunda sangat bisa kok membesarkan putra putrinya jadi anak yang sukses dan jago science. Bahkan, science telah membuktikannya.


Nah, berikut adalah 9 hal yang harus Ayah Bunda lakukan jika ingin putra putrinya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, sukses, dan jago science.



  1. Jangan membiasakan komplain


Berdasarkan penelitian Stephanie Marston, seorang Psikoterapis sekaligus konsultan dan penulis Type R: Transformative Resilience for Thriving in a Turbulent World, anak belajar menjadi ulet dan tekun dengan melihat Ayah Bundanya yang melakukan sesuatu untuk sebuah perubahan ketimbang komplain atas sesuatu yang dirasa tidak sesuai harapannya. Jadi, jangan sampai si kecil melihat Ayah Bunda melakukan komplain atau mengeluh terhadap sesuatu. Sebaliknya, jadilah agen perubahan, berbuat sesuatu untuk lebih baik.



  1. Biarkan anaknya memanjat pohon dan memegang benda tajam


Yang kedua ini barangkali agak berbeda dengan kebiasaan kita. Jadi, berdasarkan sebuah studi berjudul Children’s Risky Play from an Evolutionary Perspective: The Anti-Phobic Effects of Thrilling Experiences, disebutkan bahwa permainan atau aktivitas yang berisiko itu justru baik untuk anak. contohnya naik pohon dan menggenggam benda tajam seperti pisau.


Ellen Beate Hansen Sandseter (Queen Maud University College of Early Childhood Education) dan Leif Edward Ottesen Kennair (Norwegian University of Science and Technology) selaku peneliti pun mengungkapkan bahwa aktivitas berisiko tersebut ternyata memberi alarm atau kewaspadaan bagi anak serta melatih mereka untuk menanggulangi keadaan berbahaya. Pada akhirnya, dengan seringnya melakukan aktivitas berisiko tersebut meminimalisir sifat khawatir atau takut anak.



  1. Batasi penggunaan gadget, terutama di waktu sore hingga malam


Sebuah studi yang meneliti kualitas tidur 530 anak usia 3 tahun di Jerman memperlihatkan bahwa anak-anak yang bersentuhan dengan media elektronik memiliki masalah tidur seperti susah tidur di malam hari, ngigau, dan mengantuk di siang hari. Oleh sebabnya banyak institusi yang concern di bidang anak hanya mentolerir penggunaan gadget untuk anak di atas 18 bulan yaitu hanya satu jam per hari.



  1. Bacakan buku untuk anak


Temuan dari penelitian yang dilakukan di New York University of Medicine menunjukkan bayi yang Ayah Bundanya membacakan buku pada mereka memiliki kemampuan bahasa, literasi, dan kemampuan membaca  lebih baik dan lebih awal, rata-rata 4 tahun sebelum masuk sekolah dasar.


Tak hanya itu, anak yang menyukai buku dan membaca di waktu senggangnya memiliki kemampuan lebih baik lagi. Hal tersebut diungkap Dr. Alice Sulivan dengan menggunakan data British Cohort Study untuk melacak berbagai aspeknya dari 17.000 orang di UK. Ia mengatakan, “kami membandingkan anak dari background social sama dan test mereka di usia 5 dan 10 tahun. Kami menemukan bahwa mereka yang di usia 10 tahun membaca buku lebih dari satu kali dalam seminggu memiliki hasil tes lebih baik di usia 16 tahun.”


Di ‘The Guardian’, Alice menulis, “Dengan kata lain, membaca untuk kesenangan atau di waktu senggang itu berhubungan dengan peningkatan daya intelektual, yang lebih baik dalam hal kosakata, ejaan, dan matematika.”



  1. Biarkan anak bekerja


Julie Lythcott-Haims, penulis buku ‘How to Raise an Adult’ sekaligus peneliti Standford University, di dalam pidatonya tahun 2015 di TED Talk, mengatakan bahwa para penerima Harvard Grant Study dan berhasil mencapai posisi tinggi dalam karir professionalnya adalah mereka yang saat kecilnya biasa bekerja, melakukan pekerjaan sehari-hari, di rumah atau di manapun.



  1. Biarkan anak merasakan kegagalan


Berdasarkan penelitian Dr. Stephanie O’Leary, psikolog klinik spesialist pada neuropsychology yang juga menulis buku ‘Parenting in the Real World: The Rules Hace Changed”, disebutkan bahwa kegagalan itu baik unuk anak pada tahap tertentu. Pertama, mengalami sebuah kegagalan membantu mereka belajar dan mengatasi kegagalan tersebut. ini merupakan skil berharga dalam hidup. Mengalami kegagalan juga membuat anak memberikan pelajaran bagi anak untuk berusaha keras.


Semakin anak mengalami kegagalan, semakin besar karakter ulet yang ada pada dirinya. Dengan demikian juga mereka terbukti lebih banyak untuk mencoba hal-hal sulit. Mereka menjadi tak takut untuk gagal. Dr. Stephanie juga mengatkan, “ketika anda berniat untuk melihat putra putrinya berusaha keras, hal itu mengkomunikasikan bahwa anda percaya mereka bisa menghendel apa yang mereka kerjakan, hal negatif sekalipun.”



  1. Jadilah rolemodel bagi anak


Capaian tertinggi orangdewasa itu secara konsisten terjadi pada mereka yang melihat olahraga rutin sebagai prioritas. Jika Ayah Bunda ingin melihat anaknya tumbuh menjadi pribadi aktif, lakukanlah olahraga rutin. Biarkan mereka mencontoh.



  1. Jangan katakan pada anak bahwa mereka bisa tumbuh menjadi apapun yang mereka mau


Untuk oin ini mungkin agak berbeda dengan keadaan di Indonesia. Hanya begini, berdasarkan survey pada 400 aak-anak yang dilakukan oleh market research agency C+R Research, anak-anak di Amerika rata-rata ingin menjadi seorang musisi, atlet, atau video game ddesainer. Padahal, pekerjaan di sektor tersebuthnaya 1 persen prosesntasenya di sana. Sementara pekerjaan di sektor kesehatan dan perdagangan konstruksi itu adalah sektor yang paling potensial. Jadi katanya mengapa tidak mengarahkan anak untuk bekerja pada sektor yang lebih potensial.



  1. Lakukan aktivitas sains sederhana sejak kecil


Ya, sains adalah kehidupan. Segala yang kita temui adalah sains. Bagaimana matahari terbit, tumbuhan tumbuh, binatang berkembang biak, cicak makan nyamuk, semuanya sains. Mereka yang jago science dan meraih kesuksesan di bidang ini terbukti sudah terbiasa dengan pola pikir saintis sejak kecil. mereka selalu ingin tahu, selalu bertanya dan mencarai jawabannya tentang banyak hal. Buku-buku seperti Confidence in Science itu sangat membantu untuk bikin anak jadi jago science. Buku seperti itu secara mendasar menanamkan pola pikir seorang sainstis pada anak.


Itulah 9 hal yang dilakukan orangtua pada anak-anaknya yang sukses dan jago science. dan semuanya telah dibuktikan oleh sains. Bukan sekadar asumsi.