Di era media sosial, banyak orang tua merasa bangga membagikan momen tumbuh kembang anaknya secara online. Mulai dari foto pertama lahir, hari pertama sekolah, hingga prestasi kecil sehari-hari, semuanya diunggah dengan rasa bahagia. Praktik ini dikenal dengan istilah sharenting. Bagi sebagian orang tua, sharenting menjadi cara untuk menyimpan kenangan sekaligus berbagi cerita dengan keluarga dan teman. Namun, di balik itu semua, ada hal-hal penting yang perlu dipahami dan diwaspadai karena bisa berdampak pada privasi serta masa depan anak. Baca Juga : Gentle Parenting- Cara Mendidik Anak Tanpa Marah dan Tanpa Hukuman
Apa Itu Sharenting
Sharenting adalah istilah yang berasal dari gabungan kata share (membagikan) dan parenting (pengasuhan). Istilah ini merujuk pada kebiasaan orang tua membagikan foto, video, atau cerita tentang anak mereka di media sosial. Fenomena ini semakin umum terjadi, terutama di era digital saat ini, ketika hampir setiap momen berharga anak ingin diabadikan dan dibagikan.
Menurut Stacey Steinberg, profesor hukum di University of Florida yang banyak meneliti tentang sharenting, praktik ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, orang tua merasa bahagia karena bisa mendokumentasikan tumbuh kembang anak dan membagikannya kepada kerabat. Namun di sisi lain, anak meninggalkan jejak digital (digital footprint) sejak usia dini tanpa persetujuan mereka. Sementara itu, Dr. David Hill dari American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa sharenting dapat berdampak pada privasi dan keamanan anak. Informasi yang terlalu detail seperti lokasi, sekolah, atau kebiasaan anak dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mengapa Orang Tua Perlu Waspada terhadap Sharenting
Sharenting memang terlihat sederhana dan sekadar membagikan foto atau cerita anak di media sosial. Namun, ada beberapa alasan kuat mengapa orang tua perlu lebih hati-hati:
- Privasi Anak yang Belum Bisa Membela Dirinya Sendiri. Anak-anak tidak memiliki kendali atas apa yang orang tua bagikan. Foto atau cerita yang menurut orang tua lucu, bisa jadi membuat anak merasa malu saat ia tumbuh besar.
- Jejak Digital yang Sulit Dihapus. Konten di internet cenderung permanen. Foto atau data anak yang diunggah sejak kecil akan terus ada, bahkan bisa muncul kembali di masa depan ketika anak sudah dewasa. Hal ini bisa memengaruhi reputasi, pergaulan, hingga dunia kerjanya.
- Risiko Keamanan dan Kejahatan Digital. Informasi detail seperti lokasi sekolah, alamat rumah, hingga kebiasaan anak bisa dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Kasus pencurian identitas hingga eksploitasi anak seringkali berawal dari informasi yang tersebar bebas di dunia maya.
- Dampak Psikologis Jangka Panjang. Anak yang sering terekspos di media sosial sejak kecil bisa merasa kehilangan batasan privasi. Saat tumbuh besar, mereka mungkin kesulitan membedakan ruang pribadi dengan ruang publik.
- Penyalahgunaan Foto Anak. Foto anak yang diunggah tanpa filter keamanan bisa diunduh dan digunakan ulang oleh orang asing. Bahkan ada risiko disalahgunakan untuk tujuan yang berbahaya.
Dengan memahami risiko di atas, orang tua bisa lebih bijak dalam melakukan sharenting. Bagikan secukupnya, pilih dengan hati-hati, dan selalu utamakan keselamatan serta kenyamanan anak.
Tips Bijak Orang Tua dalam Sharenting
Sharenting bukan berarti harus dihindari sepenuhnya, tetapi perlu dilakukan dengan bijak. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Hindari Membagikan Informasi Sensitif. Jangan pernah mengunggah detail yang bisa mengungkap identitas anak secara jelas, seperti alamat rumah, lokasi sekolah, jadwal kegiatan rutin, atau bahkan tanggal lahir lengkap. Informasi ini bisa dimanfaatkan untuk kejahatan digital.
- Gunakan Fitur Privasi Media Sosial. Atur akun menjadi private sehingga hanya teman atau keluarga dekat yang bisa melihat konten. Jika tetap ingin berbagi secara publik, pastikan hanya unggah hal-hal yang aman dan tidak mengungkap data pribadi anak.
- Pilih Foto dan Video dengan Bijak. Hindari foto anak yang sedang mandi, berpakaian minim, menangis, atau berada dalam kondisi yang bisa mempermalukan mereka. Ingat, foto tersebut mungkin terlihat lucu sekarang, tapi bisa membuat anak merasa tidak nyaman di masa depan.
- Pikirkan Masa Depan Anak. Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah anak saya akan senang melihat postingan ini saat ia remaja atau dewasa nanti?" Jika ragu, sebaiknya simpan untuk arsip pribadi saja.
- Libatkan Anak Saat Mereka Sudah Bisa Berpendapat. Jika anak sudah cukup besar, mintalah izin sebelum mengunggah foto atau cerita tentang mereka. Ini melatih anak memahami batasan privasi sekaligus membuat mereka merasa dihargai.
- Gunakan Alternatif yang Lebih Aman. Simpan kenangan tumbuh kembang anak di album digital pribadi atau cloud storage, bagikan momen lewat grup keluarga di WhatsApp atau aplikasi tertutup lainnya dan cetak foto dalam bentuk album fisik yang bisa dinikmati bersama tanpa harus dipublikasikan.
- Batasi Frekuensi Posting. Membagikan momen anak sesekali masih wajar. Namun, jika hampir setiap hari aktivitas anak dipublikasikan, ini bisa menimbulkan risiko privasi yang lebih besar.
- Gunakan Watermark atau Filter. Jika memang ingin membagikan foto anak di ruang publik, pertimbangkan untuk menambahkan watermark atau menutupi bagian wajah dengan stiker agar tidak bisa mudah disalahgunakan.
Alternatif Positif Sharenting: Abadikan Momen Anak Lewat Buku Bersama Mandira
Sebagai orang tua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak, bukan hanya lewat dokumentasi digital, tetapi juga lewat pengalaman berharga bersama mereka. Salah satu cara terbaik adalah dengan membiasakan anak membaca sejak dini.
Mandira.id menghadirkan koleksi buku anak premium yang edukatif, aman, dan menyenangkan untuk menemani perjalanan belajar anak. Yuk, dampingi buah hati tumbuh cerdas dan berkarakter dengan cara yang lebih bermakna. Berikut ini adalah rekomendasi buku Mandira.id sesuai kategori yang tersedia di Mandira.id
Back to Al-Qur'an & Hadits
Cocok untuk orang tua yang ingin mengenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan dan membumi.
- Learning Islam For Kids – pengenalan dasar tentang Islam secara ringan dan aplikatif.
- Wow Amazing Series – kisah-kisah luar biasa dari dunia Islam yang memukau anak-anak.
- SabaQu for Muslim Kids – cara seru belajar Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam lewat permainan.
- Kisah Para Sahabat Rasulullah SAW – cerita inspiratif penuh teladan untuk anak-anak Muslim.
Explore The Knowledge
Mendukung rasa ingin tahu dan kecintaan anak terhadap ilmu pengetahuan sejak dini.
- Confidence in Science – membangun kepercayaan diri anak dalam dunia sains.
- How and Why – menjawab rasa ingin tahu anak dengan penjelasan yang sederhana.
- Series Ilmuwan Muslim – mengenalkan tokoh-tokoh sains Muslim dengan bahasa anak.
- Aesop’s Fables Read & Play – kisah moral klasik yang bisa dibacakan sambil bermain.
- Little Mathematician – pengenalan konsep matematika yang mudah dan menyenangkan.
First Step Learning
Ideal untuk anak usia dini yang sedang dalam masa emas tumbuh kembang dan pembentukan karakter.
- New Halo Balita – seri klasik yang disukai banyak orang tua untuk bonding dan edukasi dini.
- Nabiku Idolaku Balita – mengenalkan kisah nabi-nabi secara lembut dan sesuai usia.
- Funtastic Learning – aktivitas edukatif seru yang bisa dimainkan sambil belajar.
- Baby All Baby – buku pertama si kecil untuk mengenal dunia di sekitarnya.
- Healthy Kids – membiasakan hidup sehat dan mengenalkan kebiasaan baik sejak dini.
Ingin melengkapi koleksi buku anak di rumah? Di Mandira.id dapat mendapatkan buku anak premium berkualitas dengan berbagai pilihan program pembayaran yang fleksibel:
- Program Cash - Langsung beli sesuai harga, lihat produknya disini
- Program Arisan - Beli buku sambil menabung bersama teman-teman, lihat informasi selangkapnya disini
- Program Tabungan Buku - Nabung dahulu dan dapatkan koleksi buku impian jadi milik si kecil, lihat informasinya selangkapnya disini
Yuk, kunjungi Mandira.id sekarang dan pilih koleksi buku terbaik untuk si kecil! Klik di sini untuk cek koleksi dan program lengkapnya di Mandira.id!